On 10/16/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ya saya tahu ke Starbucks itu cari suasana. Tapi karena kopinya tidak
memuaskan (OTOH, YMMV), dari sekarang saya selalu minum teh saja.
Saya ini paling ndak ngerti soal kopi. Padahal di Bali kalau ada acara
kumpul2 itu default-nya selalu yang ditawarkan adalah kopi (kalau di
Jepang defaultnya = bir..hehehe).
Bedanya rasa kopi di kafe A, B, dan C saya ndak tahu. Mungkin harus
mencoba puluhan kali? Mampir ke Starbucks yang saya mbayar sendiri itu
hanya di Changi dan Beijing Airport. Itu pun buat ngabisin uang receh
di kantong (karena uang receh ndak bisa ditukar ke yen :P). Starbucks
di tokyo hanya bisa saya liatin saja sambil lewat. Bukan karena ndak
sanggup beli, tapi penuhnya itu ruar biasa. ;))
--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---