[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-29 Terurut Topik Made Wiryana
On 11/28/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
pranata sosial dunia nyata yang sudah mapan. Dan saya tidak tahu,apakah logika konvensional masih bisa dipakai 10-20 tahun ke depan.

Kalau belajar logika, mana yang disebut logika konvensional itu menjadi tidak jelas.

IMW



[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 11/27/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bisakah saya jadi penulis yg mendistribusikan semua tulisan lewat web,
 namun buku-buku saya yang dicetak dan dijual di toko buku tetap dibeli
 orang? Bisakah misalnya saya seorang musisi yg mendistribusikan semua
 lagu .mp3. Tapi kaset/CD saya tetap dibeli orang? Konser saya juga
 tetap dibeli tiketnya? Untuk musisi, Pak Budi pernah post di milis ini
 dengan data-data. Kalau programmer saya kurang tahu juga.


Kalau memang yakin sudah tidak terlalu mementingkan duit (dengan
segala konsekuensinya), ya sudah: tulis semua buku dan publikasikan
gratis. Penghasilan masih tetap mungkin masuk: ada penerbit yang
tertarik dan hanya mendapat margin dari ongkos menerbitkan (fine
print dari penerbit masih lebih enak dibaca dibanding mencetak
sendiri lewat LaserJet) dan uang angpau dari menghadiri seminar, jumpa
pembaca, atau pelatihan yang menggunakan buku tersebut.

Biaya penelitian dan ongkos-ongkos lain penyusunan buku kemungkinan
dapat diperoleh dari sponsor.

Jika belum sampai seekstrim gambaran di atas: buat saja dua kelompok
tulisan. Satu kelompok untuk dipublikasikan komersial (menulis artikel
di koran, buku cetak, dll.) dan satu kelompok lagi gratis diakses
lewat Web. Dengan demikian prinsip yang dipakai adalah subsidi silang.

--
amal


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Misalkan saya memutuskan untuk menjadi penulis. Kemudian saya
 mempublish semua tulisan-tulisan saya di internet. Dengan berbagai
 macam cara : blog untuk tulisan singkat atau yang mendekati bentuk
 seperti buku harian. Web untuk data-data singkat tentang saya. Dan
 memberikan file novel saya secara bebas untuk di download. Lengkap,
 semua halaman tanpa terkecuali.

Penulis nonfiksi lazimnya punya pengalaman dan kepakaran di bidang
yang dikupas dalam tulisannya. Hal ini tentu saja logis, mengingat
kumpulan pengalaman itu adalah salah satu komponen penting untuk
menghadirkan informasi yang bisa berguna untuk pembacanya. Contohnya,
kalo Linus Torvalds meluncurkan buku Writing Operating System for
Dummies sudah pasti yang berminat lebih banyak daripada kalau saya
yang menulis bukunya :-P

Lain halnya untuk tulisan fiksi. Di sini track record bukan faktor
utama. Tidak terdeteksi satupun karya tulis ilmiah Dan Brown di bidang
kriptografi, tetapi Digital Fortress-nya tetapi bisa laku keras (lepas
dari keakuratan isinya). Tom Clancy pun belum pernah jadi tukang kapal
selam sebelum best-seller Red October-nya sukses. Dan masih banyak
contoh yang lainnya...


--
Ariya Hidayat, http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Made Wiryana
On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
Lain halnya untuk tulisan fiksi. Di sini track record bukan faktorutama. Tidak terdeteksi satupun karya tulis ilmiah Dan Brown di bidangkriptografi, tetapi Digital Fortress-nya tetapi bisa laku keras (lepas
dari keakuratan isinya). Tom Clancy pun belum pernah jadi tukang kapalselam sebelum best-seller Red October-nya sukses. Dan masih banyakcontoh yang lainnya...
Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco

Soal laku-lakuan buku, Leslie Lamport pernah bilang, bukunya yg paling
menguntungkan adalah tentang LaTeX, sedangkan buku yang merupakan riset
utamanya dia, malah tidak begitu laku (dan ini juga disediakan di Web).

IMW


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Ariya Hidayat

  Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya
 laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco

Bagaimana kalau  yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P


--
Ariya Hidayat, http://www.google.com/search?q=ariya+hidayatbtnI


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Ikhlasul Amal

On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya
  laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco

 Bagaimana kalau  yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
 dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P


Kalau mengikuti gaya T.A. Edison, ya berusaha lagi ribuan kali, siapa
tahu rezekinya memang bukan lewat penjualan buku. :p
Gombloh dan Van Gogh tidak menikmati duit penjualan produk mereka.

--
amal


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik Zaki Akhmad


Ikhlasul Amal wrote:
 On 11/28/05, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan 
   novelnya
   laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco
 
  Bagaimana kalau  yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
  dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P
 

 Kalau mengikuti gaya T.A. Edison, ya berusaha lagi ribuan kali, siapa
 tahu rezekinya memang bukan lewat penjualan buku. :p
 Gombloh dan Van Gogh tidak menikmati duit penjualan produk mereka.

Mau nambahin versi lokal Indonesia boleh? Boleh ya. Almarhum Hans J.
Wospakrik, Dosen Fisika ITB. Pengalaman hidupnya sepertinya juga
menggunakan logika naif. Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa baca buku
populer beliau, Dari Atomos Hingga Quark. Dalam pengantar buku itu,
katanya (duh saya lupa persisnya, sayangnya buku itu tidak ada di sisi
saya sekarang), beliau seharusnya bisa mendapatkan nobel Fisika.



[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Terurut Topik boy avianto

On 29/11/05, Zaki Akhmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mau nambahin versi lokal Indonesia boleh? Boleh ya. Almarhum Hans J.
 Wospakrik, Dosen Fisika ITB. Pengalaman hidupnya sepertinya juga
 menggunakan logika naif. Kalau mau tahu lebih lanjut, bisa baca buku
 populer beliau, Dari Atomos Hingga Quark. Dalam pengantar buku itu,
 katanya (duh saya lupa persisnya, sayangnya buku itu tidak ada di sisi
 saya sekarang), beliau seharusnya bisa mendapatkan nobel Fisika.

Kalau mau tambahan dari dunia fiksi dan distribusinya cukup
revolusioner (kalau tidak bisa dibilang agak anarkis ;)), ada Cory
Doctorow - http://www.craphound.com/

Buku fiksi ilmiah terbarunya direlease dgn lisensi Creative Commons
Developing Nation -
http://creativecommons.org/licenses/devnations/2.0/

Buku-buku lainnya beberapa juga bisa didownload langsung dari situsnya
dan juga tersedia lewat Amazon.com dalam bentuk hard copy.

--
avianto / - http://avianto.com/