On Tue, 18 Jan 2005 13:46:35 +0700, Yulian F. Hendriyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pada hari Selasa, tanggal 18/01/2005 pada 13:09 +0700, Bi[G] menulis:
yg megang mania.or.id sapa?
pointing dong ke 216.32.66.242
http://216.32.66.242/~teknologia/ -- ini URL sementara
done.
weh,
On Tue, 18 Jan 2005 11:47:45 +0700, Yulian F. Hendriyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
baru mr. big. Asumsi kita sudah dapat space, sekarang lanjut ke point
no. 2:
nope, no 1 itu saya jelaskan sebagai situs publik, bukan situs para
penulis/peer-reviewer
ini usulanmu terhadap hal no 1 yang
Pada hari Selasa, tanggal 18/01/2005 pada 16:17 +0700, Bi[G] menulis:
done..
pake wiki... tolong ditengok
masih bingung juga nih ngatur seperti pengennya um jay..
tengkyu buat mang jamal.. :D
bukan, peer-review itu usulan IMW (apa BR?)
nah, web/wiki tersebut hanya bisa diakses oleh
On Tue, 18 Jan 2005 12:24:40 +0700, Yulian F. Hendriyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
usulan, BR dan IMW sebagai redaktur utama, IA sebagai editor
(dapat bypass user/pass)
Jangan h masak saya, ntar 4L donk...
IMW
On Tue, 18 Jan 2005 18:17:14 +0700
Yulian F. Hendriyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
btw, pakerte sang moderator, ada berapa jumlah member milis ini?
apakah 20 persennya kalo member menulis masih kurang untuk edisi
pertama?
Jumlah member sampai saat ini:
139
20 % nya sekitar 27 orang.
Pada hari Rabu, tanggal 19/01/2005 pada 10:54 +0700, N e o menulis:
dan sekarang, tulisannya mau diserahkan ke mana? apakah tulisan yang
sudah sempat ditulis di blog pribadi bisa diserahkan juga?
nunggu yang bikin wiki mem-protect situs dengan user/pass
--
Jay adalah Yulian
On Wed, 19 Jan 2005 11:08:38 +0700, Yulian F. Hendriyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Pada hari Rabu, tanggal 19/01/2005 pada 10:54 +0700, N e o menulis:
dan sekarang, tulisannya mau diserahkan ke mana? apakah tulisan yang
sudah sempat ditulis di blog pribadi bisa diserahkan juga?
nunggu
Made Wiryana wrote:
On Sun, Jan 16, 2005 at 09:39:13PM +0900, baskara wrote:
Mari buat situsnya dulu. Tentukan. Kita ributkan dulu.
yang ditulis kagak ada. apalagi insentif kagak ada.
lah wong yang ada insentifnya, terpaksa tulisan belepotan
juga dimuat ...
Insentif ada aja belum
On Mon, 17 Jan 2005 11:34:25 +0900, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Monggo pak erte memulainya dengan membuat situs wikimedia (atau mau
pakai format blog?). Jangan pakai wikipedia.org karena sembarang orang
bisa main sunting seenaknya.
Setelah situsnya ada, baru kita pikirkan hal lainnya
Pada hari Senin, tanggal 17/01/2005 pada 23:47 +0700, Bi[G] menulis:
sini gue sediain...
mo berapa gede ?
bukan soal gedenya, tapi soal ini:
1. sepakat nggak bikin jurnal? triwulan deh!
2. kalo sepakat, segera bikin wiki online yang not public
anggota yang punya tulisan submit ke redaktur
Pada hari Selasa, tanggal 18/01/2005 pada 12:04 +0700, Bi[G] menulis:
kayak PKI aja rapat-rapat terus.. :D
bukan begitu kawan Baskara ? :D
jadinya gimana nih?
BiG, bikin wiki, user/pass protected (bahkan untuk melihat isinya saja)
kalo perlu namahost bisa pake teknologia.mania.or.id (kecuali
On Tue, 18 Jan 2005 12:24:40 +0700, Yulian F. Hendriyana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
BiG, bikin wiki, user/pass protected (bahkan untuk melihat isinya saja)
kalo perlu namahost bisa pake teknologia.mania.or.id (kecuali ada domain
lain yg cocok dan sudah ada DNSnya)
yg megang mania.or.id sapa?
On Sun, 16 Jan 2005 10:25:20 +0700, Koen Wastbow [EMAIL PROTECTED] wrote:
Judulnya INDONESIA CRYPTOLOGY and INFORMATION SECURITY CONFERENCE.
Kenapa nggak disingkat INDOCISC aja yach ;).
he he he... bukan saya yang mengusulkan namanya lho.
Entah kenapa, sekarang banyak sekali yang menggunakan
Pada hari Minggu, tanggal 16/01/2005 pada 18:01 +0700, Budi Rahardjo
menulis:
Kalau kita memang mau nekad, kita mulai dari journal online dulu
aja dengan menggunakan fasilitas wiki/blog?
Harus ada mekanisme peer-review juga, tapinya.
Ada yang mau membuatkan infrastrukturnya?
Atau ... kita
On Sun, 16 Jan 2005 18:01:36 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sekarang saja untuk menulis secara rutin di InfoLinux juga cukup
berat. Tanya aja ke Made. Ha ha ha.
Sulitnya di Infolinux harus pendek 8-(
IMW
On Sun, Jan 16, 2005 at 10:29:46PM +0100, Made Wiryana wrote:
Insentif ada aja belum tentu pada mau nulis.
bisa jadi :-) sebenarnya 'trigger' yang dibutuhkan orang
untuk menulis tidak ada. insentif itu bisa jadi salah
satu trigger (kalau tidak boleh dibilang satu-satunya
trigger yang ada).
On Mon, 17 Jan 2005 06:42:04 +0700, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
kalau ada ide lain selain insentif, ya monggo ...
Nulis itu susah. Kalau ada ide biar nulis jadi gampang, mungkin
bakalan banyak yg nulis.
--
Pakcik
On Mon, 17 Jan 2005 09:00:38 +0900
Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Mon, 17 Jan 2005 06:42:04 +0700, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
kalau ada ide lain selain insentif, ya monggo ...
Nulis itu susah. Kalau ada ide biar nulis jadi gampang, mungkin
bakalan banyak yg nulis.
Saya dulu juga
On Sat, 15 Jan 2005 00:41:37 -0800 (PST), James Aartsen
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Apakah karena tidak ada sarana internet yang memadai (asumsi: jurnal2/media
itu dibaca melalui
internet)? Sehingga males, karena lambat.
Tidak. At least, tidak di rumah/kantor saya.
So, access internet tidak
On Sat, 15 Jan 2005 15:53:16 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
PS: ada yang punya akses digital library IEEE?
Saya gak langganan dan ada mahasiswa saya yang membutuhkan
beberapa paper. Nanti judulnya diberikan, bagi yang bisa
membantu akses.
Tinggal ngomong saja pak, tapi hari
On Sat, 15 Jan 2005 09:54:22 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sat, 15 Jan 2005 11:48:06 +0900, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tidak pernah saya dengar ada pakar teori di bidang IT di Indonesia
(atau mereka low profile semua?).
Ada, namanya (alm.) Prof. Kudrat
On Fri, 14 Jan 2005 22:00:18 -0500, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kenapa ya? Apakah memang masalah teori itu tidak penting atau gimana?
Atau ada faktor lain seperti tidak praktis dan buang-buang waktu?
Padahal logikanya tanpa teori, implementasinya ya gitu-gitu aja.
Kalau saya
On Sat, 15 Jan 2005 12:16:43 +0900, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
tidak cukup, karena apa yang dimuat di jurnal mungkin sudah
dipresentasikan 2-3 tahun sebelumnya, sementara orang lain sudah
membuat teori yang lebih baru lagi. Negara kita tidak punya dana untuk
mengirim teoris-teorisnya
On Sat, 15 Jan 2005 10:18:51 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nah ... saya lontarkan juga bahwa masalah security bukan hanya
sekedar coba-coba saja, akan tetapi ada teori di belakangnya.
(Meskipun masih banyak teori yang harus disempurnakan.)
Nampaknya memang harus ada usaha
On Sat, 15 Jan 2005 11:05:05 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
negeri). No offense. Saya mau lihat rekan-rekan di Indonesia,
atau nanti yang sudah dari luar negeri dan kembali ke Indonesia
apa masih bisa melakukan hal-hal yang teoritis.
Lihat saja ... setelah 3 atau 5 tahun
On Sat, 15 Jan 2005 00:41:37 -0800 (PST), James Aartsen
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalo boleh tahu, kenapa bisa begitu?
Apakah karena tidak ada sarana internet yang memadai (asumsi: jurnal2/media
itu dibaca melalui
internet)? Sehingga males, karena lambat.
Ataukah karena mahal (asumsi:
On Sat, 15 Jan 2005 10:16:59 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebetulnya orang terotis di Indoensai sering berkhayal bahwa harus
ada dana besar agar mereka bisa menekuni hobby-nya.
Saya ambilkan contoh seorang teoris yang bekerja di Indonesia: (alm) Hans JW.
On Sat, 15 Jan 2005 15:53:16 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selain di ITB, saya lihat suasana kampus kurang mendukung.
Tidak seperti di LN, begitu kita masuk kampus ... lain suasananya.
Kalau kita hanya sekedar kongkow2, malah justru aneh. he he he.
Tapi kita mungkin harus
On Sat, 15 Jan 2005 09:54:22 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sat, 15 Jan 2005 11:48:06 +0900, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tidak pernah saya dengar ada pakar teori di bidang IT di Indonesia
(atau mereka low profile semua?).
Ada, namanya (alm.) Prof. Kudrat
On Sat, 15 Jan 2005 18:47:41 +0900, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tentang pembagian science jadi teori dan terapan, Ernest Rutherford
bilang gini:
All science is either physics or stamp collecting.
gak yakin saya salah mengartikan apa nggak. stamp collecting itu rada2
gak science,
On Sat, 15 Jan 2005 10:56:46 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nulis code itu hanya bagian kecil dari software development khan ?
iya. mungkin butuh design dan lain2 yg juga masih dikategorikan stamp
collecting kan.
--
Pakcik
On Sat, 15 Jan 2005 18:47:41 +0900, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tentang pembagian science jadi teori dan terapan, Ernest Rutherford
bilang gini:
All science is either physics or stamp collecting.
...
Hi hi hi ... kalau sudah perang agama ilmu, rame.
Saya paling suka joke ini:
On Sat, 15 Jan 2005 11:26:44 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sat, 15 Jan 2005 19:04:25 +0900, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sat, 15 Jan 2005 10:56:46 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nulis code itu hanya bagian kecil dari software development khan ?
On Sat, 15 Jan 2005 19:04:25 +0900, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sat, 15 Jan 2005 10:56:46 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nulis code itu hanya bagian kecil dari software development khan ?
iya. mungkin butuh design dan lain2 yg juga masih dikategorikan stamp
15/01/2005 17:04 Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Hi hi hi ... kalau sudah perang agama ilmu, rame.
dari jumlah keanggotaan organisasi profesi keilmuan, bisa dilihat
seberapa berpengaruh sebuah cabang keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari. misal, pada tahun 1999 member ieee kira*, cmiiw, 140
On Sat, 15 Jan 2005 23:09:55 +0700, Hasta Purnama [EMAIL PROTECTED] wrote:
15/01/2005 17:04 Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED]:
Hi hi hi ... kalau sudah perang agama ilmu, rame.
dari jumlah keanggotaan organisasi profesi keilmuan, bisa dilihat
seberapa berpengaruh sebuah cabang keilmuan
On Sat, 15 Jan 2005 10:08:23 -0500, boy avianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menurut saya model pengkotak-kotakan gini nih yang bikin kesannya ilmu
itu 'eksklusif' dan bukan untuk manusia tapi entah untuk siapa.
hehe .. anggap joke aja. jangan terlalu serius. karna sulit
menghindari
On Sun, 16 Jan 2005 04:50:15 +0900, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote:
hehe .. anggap joke aja. jangan terlalu serius. karna sulit
menghindari pengkotak-kotakan sekarang ini. Kereta aja ada
pengkotak-kotak/penggerbong- gerbongan, ada gerbong ekonomi ada
gerbong eksekutif. :p dikotak2kan
On Sat, 15 Jan 2005 10:22:07 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mari kita bikin jurnal sendiri 8-) he he he
Yang udah ada aja dipelihara. Jurnal punya IECI misalnya, yang
harganya mendekati
gratis. Jangan tanya isinya ... itu kan tanggung jawab kita2 sendiri.
Eh, tapi: IECI
On Sat, 15 Jan 2005 21:07:24 +0100, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kalau di Jerman terasa sulit sekali mengkotak-kotak disiplin ilmu
(atau loe anak jurusan mana gua anak jurusan mana). Karena
perkuliahannya model prasmanan. tapi mungkin dg semakin diterapkannya
model Bachelor dan
On Sun, 16 Jan 2005 06:55:29 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On Sun, 16 Jan 2005 04:50:43 +0700, Koen Wastbow [EMAIL PROTECTED] wrote:
Masih ada. Bahkan dalam waktu dekat ini IECI akan menjadi
organizer dari konferensi kriptografi dan security yang
akan diselenggarakan oleh
On Sun, 16 Jan 2005 10:25:20 +0700, Koen Wastbow [EMAIL PROTECTED] wrote:
Atau jangan2, Boss Made lebih bener: bikin jurnal baru. Tapi gimana
kalau jurnal baru
ini suatu hari terbengkalai juga?
Membuat Jurnal baru, tetapi kalau tidak ada yang bisa menyumbangkan
tulisan juga percuma.
On Sun, 16 Jan 2005 10:25:20 +0700, Koen Wastbow [EMAIL PROTECTED] wrote:
Atau jangan2, Boss Made lebih bener: bikin jurnal baru. Tapi gimana
kalau jurnal baru
ini suatu hari terbengkalai juga?
Cari backup organisasi/atau apalah yg berkepentingan terhadap
kelangsungan hidup jurnal
IMW
On Sat, 15 Jan 2005 09:54:22 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tidak pernah saya dengar ada pakar teori di bidang IT di Indonesia
(atau mereka low profile semua?).
Ada, namanya (alm.) Prof. Kudrat
Labnya beliau, dulu namanya Lab Teoritis, meskipun bukan di IT
tapi di EE.
On Sat, 15 Jan 2005 10:18:51 +0700, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sayangnya di Indonesia ini buku teori2 sangat
membosankan dan orang-orang memang senang karbitan.
Beda di luar negeri dimana teori-teori sudah diajarkan ke
anak-anak dengan bahasa yang mudah dimengerti.
(Bukan
On Sat, 15 Jan 2005 12:16:43 +0900, baskara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya juga kurang tahu mengapa komunitasnya tidak terdengar.
Mungkin karena susah bergaul? Dalam arti, untuk melakukan
riset-riset teoritis, kita harus bergaul dengan komunitas-komunitas
internasional di bidang teori yang
46 matches
Mail list logo