sebenarnya di indonesia sudah banyak sekali yang bekerja keras,
tapi yang menghormati kerja-kerasnya masih lebih banyak di barat,
so, they move there
Indonesia negara kaya, masih perlu kerja keras?
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ikhlasul Amal wrote: On 5/20/06, m.c. cptrwn
Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
In-Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
Mime-Version: 1.0
Content-Type: text/plain
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
References: [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED
On 5/21/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
dari hasil analisanya, kalau dijalankan oleh enterpreneur Asia/AS ,
hasil profit pershnya umumnya dikembalikan lagi ke publik dalam bentuk
startups/investments IT lagi, sementara enterpreneur Eropa, cenderung
kalau sudah sukses hidup foya2
Ikhlasul Amal wrote:
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk
memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan
negara lain?
betul, dan salah satu cara bekerja keras itu dengan cara mengetahui
On 5/20/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
yang paling mengena buat saya adalah bagian akhir artikel tersebut ,
kayaknya obsesi engineer2 hitek indonesia di pusat riset dunia sama ya
dimana2.
Maksudnya bagian India itu? ;)
Asal jangan memindahkan perasaan minderwaardig sebagian dari