Wilujeng enjing, ieu aya seratan mamanawian aya mangfaatna punten 
teu disundakeun, punten kanu parantos ngaos, kenging ti milis 
tatanggi.

@ERN

--- In [EMAIL PROTECTED], "Rudy Thehamihardja" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
-----Original Message-----
From: Yudhi Aprianto 
Sent: Wednesday, September 15, 2004 2:16 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [KRL-Mania] Suatu Pagi Di Emplasemen Stasiun Jatinegara

Kereta Api Bima yang saya tumpangi dari Madiun perlahan-lahan 
memasuki
stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan turun di Jatinegara saya
lihat sudah bersiap-siap di depan pintu. Sementara itu, dari jendela,
saya lihat beberapa orang porter/buruh angkut berlomba lebih dulu
masuk ke kereta yang masih melaju. Mereka berpacu dengan kereta,
persis dengan kehidupan mereka yang terus berpacu dengan tekanan
kehidupan kota Jakarta. Saat kereta benar-benar berhenti, kesibukan
penumpang yang turun dan porter yang berebut menawarkan jasa
kian kental terasa. Sementara di luar kereta saya lihat kesibukan 
kaum
urban yang akan menggunakan kereta. Mereka kebanyakan berdiri,karena
fasilitas tempat duduk kurang memadai. Sebuah lagu lama PT. KAI yang
selalu dan selalu diputar dengan setia.

Tiba-tiba terdengar suara anak kecil membuyarkan keasyikan saya
mengamati perilaku orang-orang di Jatinegara. Saya lihat seorang 
bocah
berumur sekitar 10 tahun berdiri disamping saya. Kondisi fisiknya
menggambarkan tekanan kehidupan yang berat baginya. Kulitnya hitam
dekil dengan baju kumal dan robek-robek disana-sini. Tubuhnya kurus
kering tanda kurang gizi.


"Ya?" Tanya saya kepada anak itu karena saya tadi konsentrasi saya
melihat orang-orang di luar kereta.
"Maaf, apakah air minum itu sudah tidak bapak butuhkan ?" katanya
dengan penuh sopan sambil jarinya menunjuk air minum di atas tempat
makanan dan minum samping jendela. Pandangan saya segera mengikuti
arah telunjuk si bocah. Oh, air minum dalam kemasan gelas dari
katering kereta yang tidak saya minum. Saya bahkan sudah tidak peduli
sama sekali dengan air itu. Semalam saya hanya minta air minum dalam
kemasan gelas untuk jaga-jaga dan menolak nasi yang diberikan oleh
pramugara. Perut saya sudah cukup terisi dengan makan di
rumah.

"Tidak. Mau ? Nih?" kata saya sambil memberikan air minum kemasan
gelas kepada bocah itu. Diterimanya air itu dengan senyum simpul.
Senyum yang tulus. Beberapa menit kemudian, saya lihat dari balik
jendela kereta, bocah tadi berjalan beririringan dengan 3 orang
temannya. Masing-masing membawa tas kresek di tangannya. Ke empat 
anak
itu kemudian duduk melingkar dilantai emplasemen. Mereka duduk begitu
saja. Mereka tidak repot-repot membersihkan lantai yang terlihat
kotor. Masing-masing kemudian mengeluarkan isi tas kresek
masing-masing. Setelah saya perhatikan, rupanya isinya adalah "harta
karun" yang mereka temukan di atas kereta. Saya lihat ada roti yang
tinggal separoh, jeruk medan, juga separuh; sisa nasi catering 
kereta,
dan air minum dalam kemasan gelas!

Selanjutnya dengan rukun mereka saling berbagi "harta karun" temuan
mereka dari kereta. Saya lihat bocah paling besar menciumi nasi bekas
catering kereta untuk memastikan apakah sudah basi atau belum. Tanpa
menyentuh sisa makanan, kotak nasi itu kemudian disodorkan pada
temannya. Oleh temannya, nasi sisa tersebut juga dibaui. Kemudian, 
dia
tertawa dengan penuh gembira sambil mengangkat tinggi-tinggi sepotong
paha ayam goreng. Saya lihat, paha ayam goreng itu sudah tidak utuh.
Nampak jelas bekas gigitan seseorang. Tapi si bocah tidak peduli,
dengan lahap paha ayam itu dimakannya. Demikian juga
makanan sisa lainnya. Mereka makan dengan penuh lahap. Sungguh, 
sebuah
"pesta" yang luar biasa. Pesta kemudian diakhiri dengan berbagi air
minum dalam kemasan gelas !

Menyaksikan itu semua, saya jadi tertegun. Saya lihat sendiri persis
di depan mata, potret anak-anak kurang beruntung yang mencoba 
bertahan
dari kerasnya kehidupan. Nampaknya hidup mereka adalah apa yang 
mereka
peroleh hari itu. Hidup adalah hari ini. Esok adalah mimpi dan
misteri. Cita-cita ? Masa Depan ? Lebih absurd lagi.
Saat kereta kembali berjalan meninggalkan Jatinegara, pikiran saya
masih pada anak-anak tadi. Dimanakah para penyelenggara negara ?
Pejabat KAI ? Kok,mereka sepertinya tidak tersentuh oleh pelayanan 
dan
perlindungan negara? Apakah anak-anak tersebut tidak berhak atas masa
depan? Kemanakah pajak yang telah dipungut dan dibayar oleh rakyat?
Apakah hanya untuk digunakan bagi kemewahan pejabat publik? Rumah
dinas, baju dinas, mobil dinas, tunjangan kehormatan, pesangon (bagi
anggota DPRD), dan?..biaya studi banding !

Bagi saya pribadi, pelajaran berharga yang saya petik adalah, bahwa
saya harus makin pandai bersyukur atas segala rejeki dan nikmat yang
diberikan oleh Allah SWT. Dan tidak lagi memandang sepele hal yang
nampak sepele, seperti misalnya: air minum kemasan gelas. Karena bisa
jadi sesuatu yang bagi kita sepele, bagi orang lain sangat berarti.

oleh : Ucy Chaniago 
dimuat di : http://www.sarikata.com/





______________ K R L - M a n i a ____________

Yg Manis Beli Karcis - Yg Keren Beli Abonemen

                  No. Rekening: 
                 BCA Cabang BEJ
      A/C No. 4580102617 a/n Anna Dwiyana
_____________________________________________
all spammer will be terminated without notice
 
Yahoo! Groups Links
--- End forwarded message ---




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/0EHolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/urangsunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke