http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=219192

Senin, 03 Apr 2006,



Dilema Eksistensi OKP 


Oleh Salman Rusydie Anwar *




Pemuda tidak lain adalah tulang punggung negara. Pemeo klasik yang sering 
terdengar ini sepintas menyiratkan sebuah arti penting tentang betapa 
berartinya sosok pemuda sebagai kalangan yang menyimpan kekuatan idealisme yang 
cukup mumpuni. Kekuatan idealisme, semangat perjuangan yang tak kenal lelah, 
serta sikap kesetiakawanan yang terus terpupuk merupakan syarat bagi 
tercipatnya sosok pemuda seperti yang diinginkan dalam pemeo itu.

Dalam catatan sejarah Tanah Air, kiprah kaum muda selalu menjadi tolok ukur 
bagi beberapa perubahan signifikan yang menghiasi perjalanan bangsa Indonesia 
dalam menemukan jati dirinya sebagai bangsa dan negara yang merdeka. Sebagai 
sebuah ilustrasi, di Surabaya kita mengenal perjuangan Budi Utomo, pemuda 
dengan jiwa patriotis yang cukup memukau. Kepribadiannya menjadi panutan rakyat 
Surabaya dalam melawan penjajah Belanda.

Dalam konteks yang lebih kini, kiprah pemuda yang termanifestasi dalam figur 
mahasiswa kembali menunjukkan eksistensinya sebagai sebuah kekuatan pendobrak 
yang berhasil meruntuhkan sistem kekuasaan sebuah rezim yang otoriter. Gerakan 
1997 yang kemudian terkenal dengan sebutan Gerakan Reformasi merupakan salah 
satu bukti bahwa kekuatan pemuda masih terus diyakini sebagai penyangga bagi 
bertahannya sebuah sistem peradaban kemanusiaan yang lebih progresif. Dengan 
kata lain, di tangan pemudalah letak keberlangsungan sebuah perubahan yang 
diidamkan.

Akan tetapi, persoalan yang kemudian bisa kita kemukakan adalah bagaimana 
memformulasikan gairah perjuangan yang lahir dari tangan para pemuda agar 
semangat, idealisme, dan kekuatan pengubah yang dimilikinya dapat terus 
dipertahankan sebagai salah satu kekuatan inti perubahan dalam kehidupan 
bermasyarakat berbangsa dan bernegara?

Untuk menjawab permasalahan di atas, sebenarnya pernah dibentuk sebuah 
organisasi kepemudaan (OKP) yang memang bertujuan memberikan ruang gerak bagi 
para pemuda agar berbagai kreativitas yang dimilikinya dapat tersalurkan dan 
dikembangkan.

Pada awalnya, organisasi kepemudaan itu memberikan harapan cukup besar bagi 
munculnya figur-figur pemuda yang memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki semangat 
perjuangan, serta memiliki orientasi yang bermasa depan sebagai sebuah garda 
yang berperan cukup vital dalam mengawal bangsa ke arah tercapainya 
kesejahteraan universal.

Nekalipun demikian, harapan yang kita dambakan, dalam perjalanannya, OKP justru 
bukan jaminan bagi terciptanya etos kepemimpinan yang dapat dimiliki oleh para 
pemuda. 

Realitas yang terus berkembang, ternyata tidak sedikit di antara para pemuda 
yang dalam praktik justru melakukan tindakan di luar garis kewajaran sebagai 
sosok yang disebut-sebut sebagai tulang punggung negara. Maraknya praktik 
kehidupan bebas yang akrab dengan pemuda kita hingga mereka terperosok ke dalam 
perilaku amoral menjadi salah satu bukti betapa persoalan pemuda tak pernah 
akan selesai dengan semakin banyaknya OKP atau organisasi kepemudaan lainnya.

Kenyataan hidup para pemuda kita sudah seharusnya menjadi perhatian banyak 
pihak. OKP jelas merupakan seperangkat sistem yang tidak lebih bernilai sebagai 
birokrasi elitis yang terkadang gerakan-gerakannya kurang bersentuhan langsung 
dengan kehidupan para pemuda.

Selain itu, organisasi kepemudaan yang sejarah berdirinya berada di bawah 
baying-bayang kekuasaan yang "otorit" pada waktu itu terkadang menjadi sebuah 
kendaraan politik yang justru dalam perjalanannya bertujuan untuk membungkam 
sikap kritis para pemuda. 

Dengan demikian, eksistensi seorang pemuda dalam keadaan semacam itu secara 
tidak langsung sedang diarahkan untuk menjadi mitra proses penerapan kebijakan 
sebuah kekuasaan. Dengan begitu, dalam perjalanannya, daya kritisisme pemuda 
tidak menjadi halangan bagi kekuasaan itu.


Sikap Koorperatif

Menumbuhkan sikap kepemimpinan dalam diri pemuda tentu saja menjadi tanggung 
jawab bersama semua kalangan. Hal ini dapat diawali dengan beberapa langkah. 
Pertama, menyediakan iklim yang kondusif, terutama oleh pemerintah, bagi 
pengembangan proses kreatif para pemuda. Tersedianya sarana pendidikan yang 
memadai bagi para pemuda merupakan satu kebutuhan yang tak terbantahkan. Sebab, 
keterbelakangan pendidikan para pemuda kerap menjadi pemicu timbulnya beberapa 
persoalan sosial yang cukup pelik.

Selain tersedianya sarana pendidikan, pemerintah sepertinya harus pula 
bertanggung jawab terhadap lestarinya beberapa organisasi kepemudaan yang 
selama ini memiliki agenda cukup intens untuk mengangkat potensi kreatif para 
pemuda. 

Terbinanya sikap kooperatif pemerintah dengan beberapa organisasi pemuda 
setidaknya dapat menjadi perantara bagi kemungkinan tumbuh dan berkembangnya 
potensi positif kaum muda.

Hal kedua yang tidak bisa kita abaikan adalah upaya mengorganisasi setiap 
organisasi kepemudaan berdasar semangat yang melandasinya. 

Di situlah kemudian menjadi penting memberikan spirit moral kepada setiap 
organisasi kepemudaan agar dalam perjalanannya organisasi tersebut mampu 
mencetak figur-figur yang bertanggung jawab secara organisatoris maupun 
terhadap aspek kepentingan masyarakat luas. 


* Salman Rusydie Anwar, mahasiswa Tafsir Hadis Fakultas Ushuludin UIN Sunan 
Kalijaga.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke