Diprotes Anak

By: agussyafii

Benar kiranya bila ada hadis yang berbunyi 'alhayya-u minal iman.' 'Malu Itu 
Sebagian dari Iman.' salahsatu bentuk malu bila diprotes oleh anak. 'Kenapa 
papa tidak pernah menjadi imam salat bagi kami.' begitulah tutur seorang teman 
pada saya. Ditengah kesibukan dirinya diperusahaan, perasaan resah dan gelisah 
menjalar dihatinya. 'Yang bisa merasakan kegelisahan itu hanya saya sendiri Mas 
Agus. Saya tidak sanggup untuk mengungkapkan seperti apa keresahan,'ucapnya.

Keresahan yang menyandarkan bahwa tonggak keimanan saya selama ini terbalut 
rasa percaya diri yang begitu besar. Bahwa saya bisa mengatasi kesulitan 
sebesar apapun masalah yang sayang hadapi.  Saya sanggup membangun diri tanpa 
bantuan siapapun dan terbukti berhasil. Saya tidak pernah berpikir bahwa 
semuanya ini sesungguhnya karunia Ilahi. tuturnya dengan penuh berlinangan 
airmata. Malam itu anak-anak Amalia terdengar suara mengaji. Beliau sempat 
terdiam sejenak membacakan surat alfatehah untuk kedua orang tuanya yang lama 
tiada. 'Semoga Alloh SWT mengampuni dosa-dosa saya ya mas..'ucapnya.

Sebagai wujud rasa syukur kehadirat Ilahi, saya mencoba untuk berbuat kepada 
orang lain dan karyawan-karyawan saya. Hal itu saya lakukan karena saya tidak 
mengerti tata cara berobadah dan berdoa menurut keyakinan yang diwariskan bapak 
dan ibu saya. lanjutnya.

Saya memberikan kebebasan bagi semua karyawan. Bagi saya, mereka adalah parnter 
kerja saya.  Saya tunjukkan kepada mereka bahwa kedudukan mereka dan saya sama 
saja. alhamdulillah, apa yang saya lakukan mendatangkan manfaat bagi kemajuan 
perusahaan.

Bayang-bayang keindahan masa kecilnya begitu indah. Bila didalam kamar seorang 
diri, seringkali merindukan suara-suara ayat suci al-quran. Saya juga 
merindukan gema adzan. Tahun lalu saya terkejut, tanpa saya duga kedua anak 
saya protes. Mereka mengatakan kepada saya kenapa papa tidak pernah mau menjadi 
imam salat. 'Rasanya saya bagaikan tersambar petir disiang bolong. Hati saya 
terasa perih Mas..'tuturnya lirih. matanya lembab memerah.

Malam-malam berikutnyas kegelisahannya bertambah menjadi-jadi. Saya tidak bisa 
tidur. Perkataan anak-anak saya menjadi beban dan rasa malu buat saya justru 
menjadi motor penggerak saya untuk menunjukkan saya ke jalanNya.

Pelan-pelan saya menghampiri istri saya yang dari tadi memperhatikan 
kegelisahan yang saya alami. 'begini mah..saya berniat mulai hari ini untuk 
menjalankan ibadah salat. Mamah bimbing saya ya..' terangnya. Ada kesejukan 
sejak pertama kali saya menjalan ibadah salat bersama istri saya. Duduk 
bersimpuh dihadapanNya. Tangis kami seolah tiada henti begitu membahagiakan 
bagi kami berdua. tuturnya.

'Ya Alloh, hanya kepada Engkaulah kami mengabdi dan hanya kepada Engkaulah kami 
memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus dan jalan yang Engkau 
ridhoi' Itulah doa yang saya panjat berulang-ulang. Airmata kami terus 
mengalir, saya merasakan kepasrahan yang paling dalam. Kini saya merasakan 
benar-benar makna Inna shalati wanusuki wamahyaya wa mamati lillahi robbil 
alamin..Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup matiku hanya untuk Alloh semata.'

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( 
ISLAMI),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok 
ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari 
dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke