http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/17/n6.htm
Ibu Setinggi 74 Cm ,Lahirkan Bayi Normal Rumah Sakit Anak dan Balita (RSAB) Harapan Kita Jakarta membuat berita yang direncanakan bakal dimasukkan ke dalam Museum Rekor Indonesia (Muri) dan rekor dunia. Rumah sakit itu berhasil melakukan operasi persalinan bayi secara caisar terhadap pasien paling kecil sedunia yakni tungginya hanya 74 cm dan berat 25 kg (sebelum melahirkan). Berikut ini suasana kegembiraan dan keharuannya. DI luar pintu ruang VIP Melati RSAB Harapan Kita Jakarta, tiga anak kecil berlarian. Mereka bermain kejar-kejaran. Di tengah anak-anak itu, terlihat seorang pria, Aries, menggendong anaknya dan menemani keceriaan itu. Sementara di dalam Ruang Mawar di lantai dua itu, Candra (30) tampak lebih sumringah dari sehari sebelumnya. Matanya berbinar-binar. Begitu pula saat memberikan keterangan kepada wartawan Bali Post, kemarin. Itulah sekilas kegembiraan keluarga besar Indrawati (31) dan Handoyo. Pasangan yang baru saja mendapatkan mukjizat. Indrawati, manusia mungil dengan tinggi 74 cm dan berat 25 kg (sebelum melahirkan), berhasil memiliki anak sehat dan normal melalui persalinan bedah caisar. Ini prestasi besar. Sebab, selama ini, menurut ketua tim dokter persalinan Indrawati, dr. Nuriansyah, di dunia ibu terkecil yang mampu melahirkan lebih tinggi yakni 84 cm. Operasi persalinan dilakukan Rabu (15/6) lalu selama 45 menit, dimulai pukul 07.00 WIB. Operasi dilakukan enam dokter ahli, masing-masing dokter ahli anastesi, ahli anak dan perinatologi, penyakit dalam dan kebidanan. Bayi perempuan ayng belum diberi nama itu lahir cukup sehat dan normal (bagi bayi prematur) dengan berat 1,653 kg dan pancang 41 cm. Dr. Eriyati, ahli anak yang juga anggota tim menuturkan, dilihat dari tulang dan kondisinya, bayi Indrawati itu lahir normal dan tidak terkena achondroplasia (kelainan genetik yang bercirikan semua bagian tubuhnya kecil). 'Dia akan tumbuh menjadi bayi yang normal seperti anak-anak normal lainnya,'' tegas dr. Eriyati. Kondisi Indrawati sendiri hingga kemarin masih terbaring lemas di Ruang Mawar. Sejumlah wartawan masih belum diperkenankan melihatnya. Tetapi, seluruh keluarga besarnya, orangtua dan mertua, saudara dan keponakannya, tumplek-blek, menyambut gembira kelahiran bayi itu. ''Saya gembira, bersyukur. Awalnya deg-degan, tidak kebayang bisa lahir normal,'' kata adik Indrawati, Candra (30). Indra, begitu keduanya menyapa kakaknya, memang pribadi yang berbeda. Indra, putri pertama dari tujuh bersaudara pasangan Sukarji -- pensiunan pegawai kejaksaan yang kini menjadi pengacara di kawasan Menteng, Jakpus -- dan Sriati, itu memang satu-satunya yang memiliki badan mungil. Enam saudara lainnya tumbuh normal dengan tinggi seperti ukuran manusia biasa, sekitar 160 cm ke atas. Bahkan Ita, adik keduanya, tampak sangat berlemak. Uniknya, kendati mungil, Indra telah berhasil menyelesaikan kuliahnya di sebuah kota mengambil jurusan hukum. Sarjana hukum itu lantas menikah dengan Handoyo setahun silam. Handoyo merupakan pria normal biasa. Alasan menikah dan hamil sudah ditimbang matang-matang. ''Kak Indra ingin menyumbangkan hidupnya untuk perkembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya kedokteran dan psikologi,'' tutur Candra. Dia siap menempuh risiko apa pun dan siap dijadikan kelinci percobaan di dunia kedokteran. Dengan tinggi yang cuma 74 cm mustahil bisa hamil dan melahirkan secara normal. Begitu hamil, wanita yang tinggal di Jakarta Barat itu langsung menemui dokter di RSAB Harapan Kita. Mulai bulan keempat kehamilannya, Indra memeriksakan diri ke RSAB dan berjanji mau dijadikan kelinci percobaan bagi tim dokter. Benar, menurut Humas RSAB dr. Rini, persiapan yang dilakukan RSAB Harapan Kita tidak mudah. Tim dokter harus melakukan simulasi sampai dua kali. Sebab, pasien yang ditangani memang sangat spesifik. Perlu perencanaan bagaimana cara operasinya, bagaimana membiusnya dan masih banyak lagi. Setelah dirasakan cukup, dua pekan sebelum kelahiran, Indra dirawat secara intensif. Begitu operasi, Candra ikut masuk ke ruang operasi bersama tim dokter. Sementara suaminya, Handoyo, tidak tega. ''Dia berada di luar, tidak tega,'' aku Candra. Sebelum dioperasi, keluarga berdoa. Indra, katanya, juga sudah pasrah, apa pun yang terjadi, termasuk kemungkinan meninggal dunia saat persalinan. Setelah masuk ruang operasi, 45 menit kemudian, dokter sudah berhasil mengangkat bayinya dengan kondisi sehat dan normal. Termasuk kondisi si ibu, meskipun dokter melakukan bius total. ''Hahhh... lega rasanya. Tidak nyangka bisa seperti ini,'' demikian Candra bersyukur. * heru b. arifin [Non-text portions of this message have been removed] WM FOR ACEH Bantu korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara! Rekening BCA Kantor Cabang Pembantu (KCP) Koperasi Sejati Mulia Pasar Minggu No Rek. 554 001 4207 an. Herni Sri Nurbayanti. Harap konfirmasi sebelumnya ke [EMAIL PROTECTED] atau HP 0817 149 129. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Islami mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/