Assalamu'alaikum, Al-Quran sudah sempurna, namun manusia yang mengimani dan percaya kepada al-Qur'an tidak sempurna. Manusia senantiasa terjerumus dalam dosa dan kegelapan.
Dalam al-Qur'an banyak dikisahkan, ketika suatu kaum terjerumus dalam dosa dan kegelapan, Allah Ta'ala pasti mengutus nabi/rasul-Nya untuk mangajarkan/menasehatkan/memperingatkan apa yang seharusnya kaum itu lakukan. Manusia perlu contoh kongkrit, teladan yang kongkrit, bukti kongkrit, implementasi yang kongkrit - oleh sebab itu Allah senantiasa akan terus mengutus nabi-nabi-Nya untuk memberikan contoh hakiki, teladan sejati, implementasi yang benar, arti yang benar dan bukti kongkrit atas apa yang tertulis dalam kitab-Nya, sebab yang bisa menyentuh dan menguraikan isi kitab-Nya (Qur'an) adalah orang yang disucikan-Nya (56:77-80), yaitu nabi/rasul/utusan Tuhan. Oleh sebab itu, agama dan ajaran yang sempurna telah diwahyukan kepada Kanjeng Sayyidina Muhammad Musthafa SAW, namun umat manusia yang mengikuti agama yang sempurna itu tidaklah sempurna. Firman Allah Ta'ala: "Hari ini telah Kusempurnakan agamamu bagimu, dan telah Ku-lengkapkan nikmat-Ku atasmu, dan telah Ku-sukai (ridhai) bagimu Islam sebagai agama" (5:3). Ikmaal (menyempurnakan) berhubungan dengan kaifiat (kualitas) dan itmaam (melengkapkan) berhubungan dengan kammiat (kuantitas). Kata yang pertama menunjukkan bahwa ajaran-ajaran serta perintah-perintah mengenai pencapaian kemajuan jasmani, rohani dan akhlak manusia telah terkandung dalam al-Qur'an dalam bentuk yang paripurna, sedangkan kata kedua bahwa tak ada keperluan manusia yang lepas dari perhatian (diabaikan). Penyempurnaan dan pelengkapan agama dan nikmat Tuhan disebut berdampingan dengan hukum (Syari'at) terkait dengan makanan yang halal dan thayyib merupakan salah satu dasar yang amat penting untuk terbentuknya nilai akhlak, yang pada gilirannya memberi dasar tempat berpijak untuk mencapai kemajuan rohani. Dan selanjutnya dapat pula kita temukan di tempat lain maksud dari "Ku-lengkapkan nikmat-Ku atasmu." Jawabannya dapat ditemukan di dalam ayat 4:69: "Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul ini (Muhammad SAW) maka mereka ini termasuk di antara orang-orang yang kepada mereka Allah memberikan nikmat, yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid dan orang-orang shaleh." Artinya adalah: Allah Ta'ala tidak akan mengabaikan umat-Nya dan akan terus memberikan nikmat-nikmat kerohanian sebagai nabi, shiddiq, syahid dan shaleh dalam umat Islam, sepanjang taat kepada Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. Salam, MAS