http://www.gatra.com/artikel.php?id=98724


Islam Syariat Bisa Berubah


Masalah serius harus kita hadapi jika gerakan Islam syariat seperti yang 
dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia, Majelis Mujahidin Indonesia, dan Komite 
Penegakan Syariat Islam Sulawesi Selatan menjadi arus kuat di Indonesia. 
Masalahnya, Islam akan berwajah lebih rigid, doktriner, dan elitis, yang dapat 
melahirkan kultur santri baru yang semakin ortodoks. Ia juga sangat 
memungkinkan terjadinya perluasan fragmentasi yang melahirkan generasi Islam 
abangan yang lebih besar. Bahkan bisa muncul kecenderungan ekstrem berupa arus 
baru konversi kepemelukan Islam ke agama lain yang dirasa lebih memberi 
kenyamanan beragama daripada tetap berada dalam Islam yang serba syariat dan 
berwajah ideologis.

Itulah temuan Haedar Nashir dalam disertasi "Gerakan Islam Syari'at Reproduksi 
Salafiyah Ideologis", yang dipertahankan di Universitas Gadjah Mada, 
Yogyakarta, 20 September lalu. Disertasi yang tampaknya mengkhawatirkan 
menguatnya gerakan Islam syariat itu menyebutkan bahwa yang dimaksud gerakan 
Islam syariat adalah gerakan Islam yang bercorak ideologis dengan 
memperjuangkan Islam secara formal dalam negara. Gerakan ini muncul dengan 
militan karena dorongan keyakinan dan paham keagamaan yang ingin mencetak ulang 
(reproduksi) tipe ideal zaman Nabi dan generasi salaf al-shalih (generasi 
terbaik sesudah Nabi) secara harfiah dan formal.

Disertasi salah satu Ketua PP Muhammadiyah itu sulit disanggah. Referensinya 
sangat kaya, metodologinya sangat ketat. Tujuh guru besar penguji yang terdiri 
dari Miftah Thoha, Sunyoto Usman, Tadjuddin Noer Effendi, Amin Abddullah, 
Azyumardi Azra, Ali Haidar, dan saya memberi yudisium kelulusan dengan predikat 
cum laude tanpa dissenting opinion. Ketika menguji pun, saya tak mempersoalkan 
temuan ilmiah yang telah dibingkai dengan konsep dan metodologi yang ketat itu. 
Saya hanya mengemukakan fakta bahwa meskipun gerakan itu dikatakan didorong 
oleh keyakinan, dalam kenyataan sejarah, sikap dan militansi penganut gerakan 
Islam syariat seperti itu bisa berubah atau diubah oleh situasi tertentu.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ahmad Syafi`i Ma`arif, pada masa mudanya 
adalah orang yang mencitakan berdirinya negara Islam Indonesia. Tetapi, setelah 
nyantri ke Universitas Chicago dan berguru kepada Prof. Fazlur Rahman, dia 
berubah sangat drastis dan menjadi penentang gerakan Islam syariat.

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada mulanya mengidolakan gerakan 
Al-Ikhwan al-Muslimin, sebuah gerakan Islam radikal yang pernah membunuh 
Presiden Anwar Sadat di Mesir karena dianggap kurang membela Islam, Bahkan, 
karena kekagumannya pada gerakan itu, ketika masih belia, Gus Dur pernah 
membangun organisasi "Al-Ikhwan" itu di Jombang. Tetapi, setelah belajar ke 
Mesir, Irak, dan bekerja di Eropa selama beberapa tahun, Gus Dur pulang ke 
Indonesia dengan visi pluralisme yang sangat liberal dan sangat 
anti-formalisasi Islam dalam kehidupan kenegaraan.

Banyak juga tokoh lain yang tadinya menggelorakan gerakan Islam syariat menjadi 
berubah dan sangat akomodatif terhadap yang serba "non-Islam" setelah menjadi 
anggota DPR atau masuk ke kabinet. Mereka bahkan menjadi sangat fasih 
menerangkan bahwa negara Pancasila adalah negara yang sudah final.

Perubahan seperti itu juga terjadi pada organisasi politik yang dulu 
jelas-jelas mengusung "semacam" gerakan Islam syariat. Minimal ada tiga parpol 
yang pada masa-masa awal reformasi menegaskan diri sebagai parpol Islam yang 
akan memperjuangkan berlakunya syariat Islam, mengubah Pasal 29 UUD 1945, 
bahkan ada yang menyatakan akan memperjuangkan berlakunya substansi Piagam 
Jakarta. Tetapi, setelah agenda itu dipertarungkan melalui mekanisme demokrasi 
di DPR dan MPR, sekarang parpol-parpol itu berubah diam. Mereka "sadar" dan 
ikut mengatakan bahwa negara Pancasila memang final sebagai pilihan yang secara 
demokratis tak bisa dilawan.

Maka, kalau kita memang takut akan menguatnya gerakan Islam syariat, minimal 
ada tiga situasi yang bisa mengubah gerakan itu. Pertama, menyekolahkan mereka 
ke universitas yang maju agar wawasannya lebih luas dan akomodatif seperti yang 
dialami Syafi`i Ma`arif, Gus Dur, dan lain-lain.

Kedua, memberi kesempatan dan tempat bagi mereka di lembaga demokrasi seperti 
DPR. Sebab, kalau kalah dalam pertarungan di sana, mereka takkan bisa berbuat 
apa-apa dan tetap harus terikat dengan segala konsekuensi keputusan yang telah 
diambil secara demokratis.

Ketiga, memberi jabatan penting pada tokoh mereka. Sebab, dalam kenyataannya, 
setelah tawar-menawar jabatan, tak sedikit di antara mereka yang tiba-tiba 
berubah dan mengatakan secara sama dengan yang kita inginkan bahwa untuk bangsa 
yang majemuk seperti Indonesia, negara Pancasila adalah pilihan final.

Menyambung tanya-jawab saya dengan promovendus pada ujian promosi doktor itu, 
Miftah Thoha menutup pertanyaan kepada Haedar Nashir. "Apakah Ustad Anu yang 
sangat keras dalam gerakan Islam syariat bisa berubah jika menjadi pejabat 
tinggi atau gubernur?" tanya Miftah. "Ya, ada kemungkinan berubah," jawab 
Haedar. Nah.

Moh. Mahfud MD
Anggota DPR-RI
[Kolom, Gatra Nomor 48 Beredar Kamis, 12 Oktober 2006] 



[Non-text portions of this message have been removed]



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke