Jika RUU Porno disahkan, tarian film India dipotong? 
   

  Jawa Pos - Sabtu, 11 Mar 2006,
  
JAKARTA - Suara menolak RUU APP (Antipornografi dan Pornoaksi) semakin nyaring 
terdengar. Kali ini datang dari komunitas sastrawan. Anggota Akademi Jakarta 
Goenawan Mohamad mengatakan, jika RUU itu lolos di DPR, banyak kerugian besar 
akan terjadi. Sementara itu, manfaatnya tidak ada. 

"Jelas, akan terancam kemerdekaan kreatif seniman untuk mengekspresikan yang 
baru dan berbeda," ujar tokoh yang biasa dipanggil GM itu. Tak cuma itu. 
Menurut dia, profesi desainer pakaian, dunia periklanan, dan penampilan media, 
terutama TV, juga terkena dampaknya jika RUU APP tersebut disahkan menjadi UU.

"Misalnya, bagaimana dengan film India yang tari-tariannya bisa dianggap 
sensual? Tak ditayangkan? Dipotong?" tanya GM. Dia juga membantah bahwa 
kebudayaan daerah tidak akan terkena dampak RUU APP. 

"Bagaimana dengan tari gandrung Banyuwangi? Tari jaipong di Jawa Barat? 
Bagaimana dengan tari legong, janger, dan kecak di Bali? Seni pertunjukan 
daerah tidak bisa dibatasi di gedung-gedung tertutup," tambah wartawan senior 
itu.

Bos koran dan majalah Tempo itu menjelaskan, tradisi di Indonesia berbeda 
dengan di Arab Saudi. Dia berharap, mereka yang berorientasi ke Arab Saudi 
mengenal peliknya masalah ini. "Saya harap, kebinekaan Indonesia tidak 
ditindas. Indonesia bukan milik satu golongan," tandasnya.

Lagipula, lanjut dia, di zaman ini, dengan adanya internet, DVD, bahkan HP, 
yang makin lama makin canggih untuk menyebarkan informasi, bagaimana bisa 
dicegah beredarnya apa yang bisa disebut "porno"? Pornografi hanya bisa 
ditangkal dengan satu cara, yang mudah dan murah: jangan dilihat, jangan 
ditonton. ’Mengerahkan alat negara dan penegak hukum dalam soal ini hanya 
sia-sia. Apalagi sudah ada KUHP."

Dia menambahkan, pelarangan yang kita dapatkan seperti di Arab Saudi juga tak 
banyak hasilnya. Padahal, di sana penduduknya lebih sedikit dan lebih homogen. 
"Tak lahir masyarakat yang suci, malah karena amat tertekan berkembang semacam 
hipokrisi: alim di jalan dan di dalam negeri, tapi begitu lepas dari sana, 
ampun...," paparnya.

Sementara itu, di AS dan di Eropa, dia mencontohkan, toko-toko seks bangkrut 
atau tergusur, majalah Playboy dan Hustler tidak menarik perhatian lagi. 
"Kehadirannya praktis diabaikan orang, tanpa dikejar-kejar polisi. Kita tahu, 
makin dikejar polisi, bacaan terlarang makin dicari." (sup) 



  









Click:

http://www.mediacare.biz

or

http://mediacare.blogspot.com

or 

http://indonesiana.multiply.com

Mailing List: http://www.yahoogroups.com/group/mediacare/join
                
---------------------------------
Relax. Yahoo! Mail virus scanning helps detect nasty viruses!

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke