Mati Syahid dan Pemahaman Imporan

21 Oktober 2009 16:00:20

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Kesukaan meniru atau ‘mengimpor’ sesuatu dari luar negeri mungkin sudah
menjadi bawaan setiap bangsa dari negeri berkembang; bukan khas bangsa kita
saja. Pokoknya asal datang dari luar negeri. Seolah-olah semua yang dari
luar negeri pasti hebat. Tapi barangkali karena terlalu lama dijajah, bangsa
kita rasanya memang keterlaluan bila meniru dari bangsa luar.



Sering hanya asal meniru; taklid buta, tanpa mempertimbangkan lebih jauh,
termasuk kepatutannya dengan diri sendiri. Ingat, saat orang kita meniru
mode pakaian, misalnya. Tidak peduli tubuh kerempeng atau gendut, pendek
atau jangkung; semuanya memakai rok span atau celana cutbrai, meniru bintang
atau peragawati luar negeri.


Pada waktu pak Harto dan orde barunya ingin membangun ekonomi, sepertinya
juga asal meniru negara maju; tanpa melihat jatidiri bangsa ini sendiri yang
pancasilais (Padahal waktu itu ada yang namanya P4). Maka, meski tanpa
‘kapital’, selama lebih 30 tahun negeri kita seperti negeri kapitalis dan
akibatnya, bangsa kita pun bahkan sampai sekarang sulit untuk tidak disebut
bangsa yang materialistis.


Nah, ketika ada tren baru dari luar negeri yang berkaitan dengan keagamaan
pun banyak diantara kita yang taklid buta. Kalau taklid soal mode,
madzhabnya Amerika dan Eropa; soal tari dan nyanyi banyak yang berkiblat ke
India; maka dalam tren keagamaan ini, agaknya banyak yang bertaklid kepada
madzhab Timur Tengah, Iran, atau Afghanistan.


Seperti pentaklidan tren baru dari luar negeri yang selalu dimulai dari kota
dan baru kemudian menjalar ke desa-desa, demikian pula tren yang berkaitan
dengan keagamaan ini. Seperti takjubnya sementara orang kota terhadap tren
mode dari luar negeri --atau takjubnya sementara orang desa terhadap tren
mode dari kota-- dan langsung mengikutinya, orang-orang Islam kota atau
mereka yang punya persinggungan dengan luar negeri, agaknya juga banyak yang
demikian. Mereka melihat dan takjub melihat keberagamaan yang dari luar
negeri yang sama sekali lain dengan yang selama ini dianut orang-orang tua
mereka disini. Maka, seperti halnya orang-orang yang mengikuti mode baru
dari luar negeri, mereka ini pun bangga dengan model keberagamaan baru
mereka. Termasuk kecenderungan merendahkan orang yang tidak mengikuti ‘tren
baru’ mereka itu.


Karena taklid buta, karena asal meniru tanpa mempertimbangkan lebih jauh,
sering kali lucu dan sekaligus memprihatinkan. Ambil contoh misalnya soal
jihad. Ada beberapa orang yang hanya melihat perjuangan bangsa Palestina dan
Afghanistan, misalnya, yang berjihad --seperti kita dulu ketika melawan
kolonialis Belanda-- dengan segala cara; termasuk mengorbankan nyawa
sendiri. Lalu mereka ikutan melawan musuhnya Palestina dan Afghanistan di
sini dengan cara yang sama. Mereka lupa bahwa jihad seperti yang dilakukan
dan diajarkan Rasulullah SAW ada aturan dan etikanya.


Orang Palestina yang melakukan bom bunuh diri untuk melawan kolonialis
Israel, bila terbunuh bisa disebut syahid. Dalam hadis riwayat imam Ahmad
dari Sa’ied Ibn Zaid, disebutkan bahwa orang yang terbunuh membela haknya
atau keluarganya atau agamanya, adalah syahid. Orang yang mati syahid ,
seperti disebutkan dalam beberapa hadis, berhak mendapatkan enam anugerah:
1. Diampuni dosanya sejak tetes darahnya yang pertama; 2. Bisa melihat
tempatnya di sorga; 3. Dihiasi dengan perhiasan iman; 4. Dikawinkan dengan
bidadari; 5. Dijauhkan dari siksa kubur; 6. Dan aman dari kengerian Yaumil
Faza’il akbar .


Tapi orang yang melakukan bom bunuh diri di Indonsia yang tidak sedang
berperang melawan siapa-siapa dan mayoritas penduduknya beragama Islam,
jelas namanya bunuh diri biasa yang dilarang oleh Allah SWT, ditambah
tindakan kriminalitas luar biasa: membuat kerusakan. Banyak sekali ayat
Al-Quran yang menunjukkan dilarangnya berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam
perang melawan orang-orang kafir sekali pun, ada batasan-batasannya;
misalnya tidak boleh membunuh perempuan dan anak-anak, merusak lingkungan,
dsb.


Allah berfirman: “Walaa taqtuluu anfusakum..” (Q. 4. An-Nisaa: 29). “Dan
janganlah kamu membunuh dirimu..” Menurut para mufassir, larangan membunuh
diri ini termasuk juga membunuh orang lain; karena membunuh orang lain
termasuk membunuh diri sendiri, sebab umat merupakan satu kesatuan. Larangan
ini sangat jelas sekali. Orang yang membunuh dirinya sendiri dan sekaligus
orang-orang lain yang tidak berdosa, jelas sangat jauh untuk dapat disebut
syahid? Sungguh keterlaluan mereka yang mencekokkan doktrin yang jelas-jelas
bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Apalagi hanya
karena taklid buta terhadap tren dari luar negeri . Dan sungguh naïf mereka
yang –mengaku umat Muhammad-- dengan mudah terpikat hanya oleh iming-iming
bidadari, hingga mengabaikan akal sehat dan tega menghancurkan nilai agung
kemanusiaan yang ditegakkan Rasulullah SAW.


Wallahu a’lam.



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman Pelajar Raudlatut
Thalibin, Rembang, Jawa Tengah.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke