Jum'at, 25 Agutus 2006
PATTIRO Sosialisasikan Modul Penyusunan Anggaran Responsif Gender
Jurnalis: Henny Irawati

Jurnalperempuan.com-Jakarta. Bertempat di Hotel Harris, Jakarta, Rabu (16/8), 
Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) melakukan uji publik Modul 
Penyusunan Anggaran Responsif Gender yang sebelumnya telah disosialisasikan 
dalam lokakarya yang melibatkan eksekutif/legislatif dan NGO di enam provinsi, 
di antaranya Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Jawa 
Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. PATTIRO berharap modul 
yang disusun dalam dua edisi tersebut, edisi Eksekutif/Legislatif dan edisi 
NGO, dapat mempermudah penggunanya mengaplikasikan Permendagri No. 13 Tahun 
2006. “Kebijakan terbaru Permendagri No. 13 Tahun 2006 ternyata masih sangat 
sulit dipahami dan diaplikasikan oleh eksekutif di 6 propinsi,” terang Susana 
Dewi, salah satu tim penulis modul yang biasa dipanggil Susan tersebut.

Modul yang telah disiapkan selama hampir 5 bulan tersebut telah melampaui 
serangkaian kegiatan, seperti lokakarya di 6 provinsi yang sekaligus menjadi 
ajang uji coba untuk modul itu, dan diskusi-diskusi baik dalam tim kecil antar 
penulis maupun tim besar dari PATTIRO. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, tim 
penulis yang terdiri dari Maya Rostanty dan Susana Dewi memastikan bahwa materi 
modul tersebut memang sesuai sebagaimana fungsi-fungsi yang ingin dicapai: 
pertama, materi modul memang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kedua, modul 
tersebut cukup fleksibel digunakan karena, berdasarkan pengalaman di lapangan, 
permasalahan tiap daerah sangat unik. Modul ini diharapkan bisa merangkum 
permasalahan tersebut tetapi juga tetap berpijak pada potensi-potensi dan 
kekurangan di tiap daerah. Selain dua fungsi tersebut, modul ini juga 
dimaksudkan dapat memenuhi fungsi ketiga, yaitu sosialisasi, sehingga kesulitan 
pengaplikasian Permendagri tersebut dapat ditanggulangi dengan adanya alat yang 
dapat menjadi panduan bagi penyusunan APBD 2007.

Menurut Susan, modul ini sangat membuka peluang bagi munculnya analisa gender 
dalam konteks lokal sehingga indikator-indikator gender pun bisa berupa 
indikator lokal. “Kita tidak memaksakan sebuah konsep baku tentang tools. Tools 
itu bisa elastis digunakan semua daerah. Setiap daerah menyimpan kesenjangan, 
meskipun permasalahannya hampir mirip,” jelasnya. Susan mengambil contoh sebuah 
tradisi yang telah mengakar di Trenggalek. Perempuan Trenggalek yang akan 
menikah lazim diboyong sang calon suami bersama tempat tidurnya. Ketika suami 
istri tersebut bercerai, istri tetap tidak dapat menikah lagi selama tempat 
tidur tersebut belum dikembalikan mantan suami. Dalam kasus ini mantan suami 
tetap memegang kendali, meskipun secara hukum mereka telah resmi bercerai. 
Konstruksi-konstruksi semacam inilah yang diharapkan bisa dikikis dengan 
semakin menguatnya anggaran pendidikan untuk perempuan dan masyarakat lokal. 
(*) 



=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke