HARIAN KOMENTAR
18 November 2006 

      Diduga berkedok studi banding ke Batam


      Puluhan Istri Pejabat Minut 'Cuci Mata' di Singapura 
     



Bertepatan dengan kunjungan Presiden AS George Bush di Singapura Kamis (16/11) 
lalu, sekitar 32 istri pejabat dan pengurus PKK Kabupaten Minut menginjakkan 
kaki di negara 'sorga belanja' tersebut. Delegasi Minut yang diduga menggunakan 
uang rakyat ini, masuk Singapura via Batam. 


Sumber Komentar di Batam menyebutkan, begitu tiba di Batam dengan Lion Air dari 
Manado Kamis (16/11) itu. Rombongan yang dipimpin Ibu Wabup Minut, Ny Altje 
Singal-Polii MSi, begitu tiba menyem-patkan diri untuk makan di sebuah restoran 
di Batam.


 

Sedangkan sorenya sekitar Pukul 16.00, mereka langsung menuju kapal Feri 
menyeberang ke Singapura, untuk kemudian mencari hotel yang disebut-sebut 
berada di kawasan elit dan tempat shopping, Orchard untuk menginap. Nah, 
kemarin (17/11) mereka langsung mengimplementasi salah satu program yakni 'cuci 
mata' plus shopping. 


Aksi pasiar para ibu PKK ini, mengundang sorotan sejumlah warga Minut. "Ini 
patut dipertanyakan dan dimintai per-tanggung jawaban dari hasil studi banding 
tersebut, karena keterangan yang ada, para Pe-ngurus PKK menggunakan budget 
dari anggaran pemkab," kata Tokoh Pemuda Minut, William Luntungan seraya 
me-nambahkan tujuan dari studi banding ini terkesan hanya untuk jalan-jalan 
saja.


 

Sementara itu, Praktisi Hukum Unsrat Riyanto 'Syors' Maluega SH MH menilai , 
de-ngan adanya kejadian-kejadian semacam ini (studi banding, red), menunjukan 
gejala yang negatif di dalam sistem pemerintahan di Minut. Sebab label studi 
banding yang dulunya hanya digunakan oleh kala-ngan legislatif maupun 
ekse-kutif, kini mulai merambah di hingga ke organisasi-organisasi yang 
tergabung dalam lembaga pemerintahan seperti TP PKK tersebut.


 

Untuk itu staf pengajar di Fakultas Hukum Unsrat ini menyarankan agar LSM dan 
tokoh-tokoh Masyarakat di Minut harus meminta pertang-gungjawaban hasil studi 
banding yang dilakukan TP PKK. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak diberikan, 
maka persoalan ini akan menjadi persoa-lan hukum, sebab menggunakan anggaran 
pemerintah.


Di sisi lain, Pemkab Minut ketika dikonfirmasi harian ini melalui Kabag Humas 
dan Protokoler Ir Ronny Siwi mengatakan, keberangkatan TP PKK Minut ke 
Singapura hanya kebetulan saja, karena seusai melakukan studi banding di Batam, 
mereka menyebarang ke Singapura. Ironisnya meski dikatakan secara kebetulan, 
namun sejumlah anggota PKK Minut dikabarkan telah melakukan pengurusan paspor 
sejak jauh hari sebelum keberangkatan. 


 

Sedangkan tujuan studi banding itu sendiri lanjut Siwi, guna mempelajari peran 
serta PKK dalam menunjang pem-bangunan daerah yang dila-kukan oleh TP PKK Batam 
saat ini.


"Keberangkatan TP PKK Minut tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemkab, sebab yang 
benar sebagian besar biaya ditanggung masing-masing, dan hanya ada bantuan 
pemkab yang hanya sekitar seperempat dari anggaran mereka dan itu diambil dari 
pos anggaran PKK," jelas Si-wi.(oan/rik


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke