- Original Message -
From: Dana Pamilih
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, September 12, 2006 5:14 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: ISLAM POLIGAMI DAN KEADILAN
Anda hanya membahas aspek kehidupan seksual dari sisi laki2 dalam
perkawinan. Seolah2 inti perkawinan itu
Dear Anissa,
Khan boleh saja ngikutin Sunah Rosul dalam poligami (berpahala) dan
memilih yang clink, seksi dan (kalau perlu) kaya raya; sehingga kita
(laki2) bisa enak di dunia, mari masuk surga siiippp dah.
Jangan ngikutin pikiran dana pamilih yang agak memble itu.
Gunakan setiap
Boleeeh...Pak Sabri, syaratnya gampang asal istilahnya diganti
jadi 'berbagi suami'.
Jadi mbak Sabri bilang ke mbak Herni misalnya, kamu mau nggak
berbagi suami dengan sayagitu..:-))
salam
Mia
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Dear Anissa,
Gak harus pak sabri. Bisa juga partnernya pak sabri-nya yg nawarin,
misalnya, mbak Mia, mau berbagi suami dng saya? :D Ada juga kan,
cerita istri2 yg sibuk mencarikan istri kedua dst buat sang suami.
Ps. soto betawiii...
salam,
herni
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL
Itulah yg saya amati dan pengamatan itu sesuai dg kata2 ex-PM
Mahathir: umat Islam tidak mengedepankan kepentingan pendidikan.
Makanya terpuruk.
Coba lihat, bukannya repot mengusahakan sekolah yg baik atau ikut
sibuk memperbaiki kualitas sekolah utk anak2, malahan sibuk urusan
kepuasan
mbak Mia,
kebetulan Rosulnya Laki, jadi ajaran kemudahan dan kemuliaan ini
hanya untuk laki lho . hehehe ;
salam swinger,
quoted ---
Wed, 13 Sep 2006 06:46:02 -
Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
---
Boleeeh...Pak
Anda hanya membahas aspek kehidupan seksual dari sisi laki2 dalam
perkawinan. Seolah2 inti perkawinan itu hanyalah tempat pemuasan
nafsu birahi seorang laki2 secara legal.
Tetapi saya mengamati bahwa sisi pendidikan anak2 jauh lebih
terkorbankan dalam suatu poligami. Mana mungkin seorang ayah
Alhamdullilah, saya setuju dengan Pak Dana. Rasul menikahi banyak wanita ,
dengan maksud untuk melindungi dan mengangkat harkat dan martabat wanita
pada masa itu , dan lagi waktu itu pun dalam masa berperang.
Tapi itu Rasul Allah, yang dapat adil kepada isteri-isterinya. Lagi pula,
Rasul tidak