Seperti yang sering saya katakan, tipikal para kyai/mullah/ulama seperti Ahmad 
Sarwat, HMNA atau yang segolongannya kerap menonjolkan dirinya merasa sebagai 
pemilik nama dan label Islam dan kemudian dengan entengnya menyatakan 'Bapak 
Sufi' Syekh Muhyiddin ibn Arabi r.h. yang hidup ratusan tahun lampau sebagai 
non-Islam, murtad dan sebagainya.

Hebat bukan?

Salaam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurahman" 
<mnur.abdurrah...@...> wrote:
>
> http://www.eramuslim.com
> Ibnu Arabi dan Islam Liberal
> 
> Kirim teman
> 
> Assalamu'alaikum wr wb
> Semoga Ustadz selalu dalam limpahan rahmat dari Allah SWT.
> 
> Langsung saja, Ustadz. Kaum islib sering menyandar argumen mereka pada Ibnu 
> Arabi, ulama yang pernah hidup di Andalusia. Siapa sebenarnya beliau dan 
> apakah memang pandangan2nya mendukung Islam liberal?
> 
> Wassalam
> Abdullah
> 
> Jawaban
> Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
> 
> Ibnu Arabi lahir di di Murcia, Spanyol pada 28 Juli 1165 masehi bertepatan 
> dengan tangal 17 Ramadhan 506 hijriyah. Nama lengkapnya Abu Bakar Muhammad 
> bin Ali Muhyiddin Al-Hatimi At-Taha'i Al-Andalusi. Wafat di Damaskus, Syria 
> pada tahun 1240 M atau 638 H.
> 
> Sebelum kita bicara tentang Ibnu Arabi yang anda tanyakan, perhatikan dan 
> jangan salah dengan nama lain yang kebetulan mirip. Ada tokoh lain bernama 
> Ibnu Al-Arabi (ada lafadz al- di depan kata Arabi).
> 
> Kalau Ibnu Al-Arabi seorang ahli tafsir yang muslim, maka Ibnu Arabi (tanpa 
> al-), tokoh yang anda tanyakan itu, bukan muslim apalagi ulama. Dia hanyalah 
> orang yang pernah beragama Islam lalu keluar atau murtad, sehingga tidak 
> layak menyandang gelar ulama.
> 
> Murtadnya Ibnu Arabi bukan sekedar mengada-ada, namun sudah dikonfirmasi oleh 
> para ulama besar yang mengenal pemikirannya. Yang telah memberikan konfirmasi 
> tentang murtadnya Ibnu Arabi antara lain:
> 
> 1. Al-Imam An-Nawawi (wafat tahun 676 H) 
> 2. Al-Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani (wafat tahun 852 H) 
> 3. Al-Izz Ibnu Abdissalam (wafat tahun 660 H) 
> 4. Imam Ibnu Taymiyah (wafat tahun 728 H) 
> 5. Imam Ibnul Qayyim (wafat tahun 751 H) 
> 6. Al-Qadhi 'Iyyadh (wafat tahun 744 H) 
> 7. Al-'Iraqi (wafat tahun 826 H) 
> 8. Adz-Dzahabi (wafat tahun 748 H) 
> 9. Al-Bulqini (wafat tahun 805 H) 
> 10. Al-Jurjani (wafat tahun 814 H) 
> 11. Ibnu Ad-Daqiq Al-'Ied (wafat tahun 702 H) 
> 
> Dia telah keluar dari aqidah Islam yang lurus secara sadar, paham dan 
> mengerti. Pendapatnya yang keluar dari agama Islam itu bukan sekedar karena 
> ketidak-tahuannya atau karena keawamannya, namun karena sadar sepenuhnya 
> bahwa dirinya ingin keluar dari aqidah yang telah diajarkan oleh Rasulullah 
> SAW. Entah iblis mana yang merasuki pikirannya.
> 
> Di antara contoh murtadnya sebagaimana yang bisa kita baca dalam tulisannya, 
> Fushushul-hikam adalah:
> 
> 1. Mengembangkan paham wihdatul-wujud. 
> 
> Paham ini menyatakan bahwa semua makhluk ini adalah tuhan. Atau tuhan menyatu 
> dengan semua makhluk. Pemikiran ini bukan sekedar diyakini untuk dirinya 
> sendiir, namun lebih dari itu dia ikut mengkampanyekannya.
> 
> Padahal paham ini jelas-jelas bertentangan dengan prinsip dasar aqidah Islam 
> yang menyatakan bahwa Allah bukanlah makhluq.
> 
> Sayangnya, para aktifis liberalis di negeri kita ini malah keranjingan dengan 
> pemikiran yang tidak bikin kita enak makan dan enak tidur.
> 
> 2. Meyakini bahwa perbuatan hamba adalah perbuatan Allah
> 
> Paham ini pengembangan dan konsekuensi dari doktrin di atas, karena makhluk 
> itu adalah Allah, maka apa yang dikerjakan oleh makhluk berarti juga 
> pekerjaan Allah.
> 
> Dan paham ini sesat lagi menyesatkan. Karena perzinaan, pembunuhan, 
> pencurian, pemerkosaan dan semua doa manusia tidak perlu disesali, karena toh 
> merupakan perbuatan Allah juga. Nauzdu billah.
> 
> 3. Allah membutuhkan pertolongan makhluknya
> 
> Pendapat ini sangat merendahkan Allah, karena dianggap Allah itu seperti 
> manusia biasa yang butuh pertolongan dari makhluq ciptaannya sendiri.
> 
> Padahal Allah itu tuhan yang Maha sempurna dan tidak butuh pertolongan 
> makhluqnya. Kalau Dia butuh pertolongan,  maka Dia bukan tuhan.
> 
> 4. Iblis dan Fir'aun muslim dan masuk surga
> 
> Iblis masuk surga karena menurutnya, iblis itu makhluq yang paling suci 
> tauhidnya lantaran tidak mau sujud kepada nabi Adam alaihissalam. Sedangkan 
> malaikat punya kedudukan yang lebih rendah dari iblis.
> 
> Demikian juga Ibnu Arabi meyakini bahwa Fir'aun bukan orang kafir, tetapi 
> muslim dan akan masuk surga.
> 
> Pendapatnya itu jelas bertentangan dengan ayat Al-Quran tentang iblis.
> 
> Dan berkatalah syaitan tatkala perkara telah diselesaikan, "Sesungguhnya 
> Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah 
> menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan 
> bagiku terhadapmu, melainkan aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, 
> oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu 
> sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak 
> dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu 
> mempersekutukan aku sejak dahulu." Sesungguhnya
> orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim: 22)
> 
> Sedangkan pendapat bahwa Fir'aun itu muslim dan masuk surga, juga 
> bertentangan dengan ayat ini:
> 
> Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari 
> terjadinya Kiamat., "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang 
> sangat keras."(QS. AL-Mukmin: 46)
> 
> Entah apa yang dijadikan landasan olehnya, tetapi pemikiran ini akan membuat 
> dahi kita berkerut 10 lipatan. Dan akan memotivasi orang ahli maksiat dan 
> angkara murka untuk semakin bengis, serakah dan menindas. Karena tidak akan 
> ada siksa di akhirat, lantaran Fir'aun dan Iblis pun muslim dan masuk surga.
> 
> Di Indonesia, penggemar berat Ibnu Arabi adalah mendiang Cak Nur, lalu 
> diteruskan oleh kader-kader paham liberalis hingga sekarang ini. Entah apa 
> yang berkecamuk di pikiran mereka, yang jelas tokoh ini bukan muslim karena 
> telah murtad..
> 
> Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 
> 
> Ahmad Sarwat, Lc
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke