BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
==============
The Muslim Woman.
by H.Muh Nur Abdurrahman
====================

0. The Paradigm
When studying the principle rights and obligations of woman in Islam, it
must be pointed out at the very outset that, in spite of the capacity of
Muslim law to adapt itself and to develop according to circumstances, there
will be no question of recognizing the extreem liberty which a woman enjoys
today, in fact and practice, in certain sections of social life, in the
liberal secular capitalistic west.  Islam demands that a woman should remain
a reasonable being. It does not expect her to become either an angel or a
demon. "The golden means is the best of things", said the Holy Prophet
Muhammad SAW. If one wants to compare or contrast her position in Islam with
that in other civilizations or legal systems, one should take into a
consideration all the facts, and not merely isolated practices. As a matter
of fact, in regard to certain aspects of morality, Islam is more rigid and
more puritan than certain other systems of life in our times.
Based on the paradigm, HMNA would like to inform the readers concerning the
Muslim woman as a mother, a wife, a daughter and a member of the society.

1. Woman as a Mother
The position of mother is very exalted in Islamic learning. The Holy Prophet
Muhammad SAW has gone as far as to say:  "Paradise lies underneath the feet
of your mothers." Imam Bukhari reports: "Somebody asked the Prophet which
work pleases Allah most? He replied: "the service of worship of the
appointed hour," and when it was continued: "and what afterwards?", the
Prophet replied: "to be bountenous to you father and mother." Al Quran
reverts to this often, and reminds man that he must always keep in mind that
the fact that it was his mother who had borne him in her womb, suffer much
on his account and reared him up after making all kinds of sacrifices.

2. Woman as a Wife
As regards the woman as wife, the saying of the Holy Prophet is well known:
"the best among you is the one who is best towards his wife." In his
memorable Farwell Discourse, pronounced  on the occation of the Last
Pilgrimage, the Holy Prophet spoke of woman as lengths, and said in
particular:
"Well then, people ! Verily there are rights in favour of your women which
are incumbent upon you, and there are rights in favour of you which are
incumbent upon them . As to what is incumbent upon them in your regard, is
that they should not let your beds be trampled by others than you, should
not allow those to enter your houses whom you do not like without your
authorization and should not commit turpitude. And I command you to treat
women well. Have therefore the fear of Allah with regards to women, and I
order you to treat them well. Attention ! Have I comunicated? O Allah, be
witness !"

3. Woman as a daughter
As regards to woman as a daughter, the Islamic attitude can guess from the
reproaches which Al Quran makes against the pagan, pre-Islamic behaviour of
the birth of daughters: "And they assign unto God daughters - be purified
(from this) ! and unto themselves what they desire (i.e. sons) and  when if
one of them receiveth tidings of the birth of a female, his face remaineth
darkened, and he is wroth inwardly. He hideth himelf from the folk because
of the evil of that whereof he hath tidings, (asking himself): 'shall he
keep it in contempt, or bury it beneath the dust?' Verily evil of the
judgment" [16:57-9]. Al Quran reminds ceaselessly that Allah had created all
thing in pair, and for pro-creation both the sexes are equally
indispensable, each one having his particular function. And Al Quran
peoclaims: "unto men a fortune from that which they have earned, unto women
a fortune from that which they have earned" [4:32]

4. Woman as a Member of the Society
Tell the believing men to lower their gaze and be chaste; that is purer for
them: lo ! Allah is aware of what they do.  And tell the believing women to
lower their gaze and be chaste and to display of their adornment only that
which apparent, and to draw their vails over their bosoms [24:30-1]. The
life of a recluse is nowhere recommended. The only purpose of the veil is to
diminish occations of attraction, and to protect women from the wickedness
of men, as observed in Al Quran  [33:59]. In every epoch of Islamic history,
including the time of the Prophet, one sees Muslim women enggaged in every
profession that suited them. They worked as nurses, teachers, and even a
combatans by the side of men when necessary. Caliph 'Umar R.A. employed a
woman as Marketing Inspector at the Capital (Madinah). The jurists admit the
possibility of women being appointed as judges of tribunals, and there are
several examples of the kind. In brief, far from becoming a parasite, a
woman could collaborate with men in the society, to earn her livelihood  and
to develop her talents. WaLlahu a'lamu bishshawab.


****************************************************************************
****


----- Original Message -----
From: "Chae" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Friday, September 01, 2006 13:06
Subject: [wanita-muslimah] Re: Perempuan Islami


> Seringkali kriteria perempuan baik dgn labelisasi islami, muslimah
> atau sholehah selalu dipandang dari kacamata laki-laki...
>
> Jadinya ada kecenderungan bahwa perempuan yang dilabeli islami,
> muslimah atau sholehah selalu dalam posisi pihak yang pasif.
>
> Misalnya saja bagaimana point ketaatan istri kepada suami selalu
> menjadi bagian dari kriteria perempuan islami atau mengenai bagaimana
> kesholehan perempuan bisa diukur sejauh mana perempuan itu
> mengorbankan dirinya bagi pihak laki-laki bahkan dalam skenario
> terkonyol sekalipun.
>
> Bahkan dalam definisi2 dalam prilaku senantiasa di sesuaikan dengan
> "selera" laki-laki. seperti dalam hal berpakaian sopan, menjaga aurat,
> menjaga kehormatan, menjaga harga diri.
>
> Seharusnya ada keseimbangan dalam memberikan kriteria terhadap
> perempuan sebagai individu yang utuh,sempurna dan dinamis...
>
> Bagaimana sifat Siti Fatimah ketika bersikap keras terhadap prilaku
> orang-orang kafir yang mengganggu Ayahanda tercintanya, bagaimana
> seorang istri dengan berani mengkoreksi kesalahan suami dengan
> mengadukan kepada Rasul. Bagaiamana sikap Siti Fatimah yang dengan
> tegas menolak poligami sebagai keberanian menunjukan sikap dan
> menentukan pilihan. Bagaiman Siti Aisyah berani tampil menjadi
> pimpinan dan segera memegang kendali ketika pada saat dibutuhkan pada
> perang onta. Bagaiaman para wanita dizaman Rasul dengan lantang dan
> berani menyuarakan ketidakadilan dan mengkoreksi sistem bias gender
> yang dirasakan pada waktu itu sehingga turun ayat yang menyatakan
> bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama.
>
>
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> >
> > Perempuan Islami adalah perempuan yang sudah berusaha menjalankan
> ajaran
> > Islam dalam hidupnya. Dia mengimani rukun iman dengan benar. Dan
> imannya
> > itu terlihat dalam kesehariannya. Taat pada perintah Allah SWT.
> > Menteladani nabi Muhammad SAW. Membaca al-Qur'an. Ihsan karena yakin
> ada
> > malaikat yang mencatat perbuatannya. Iman kepada kehidupan akhirat.
> Mampu
> > bershabar dan bersyukur sebagai wujud imannya terhadap taqdir. Dia
> > melaksanakan rukun Islam dengan baik. Syahadatnya benar. Shalatnya
> tertib
> > 5 waktu. Berpuasa di bulan Ramadhan. Membayar zakat. Haji jika mampu.
> >
> > Dari Islam dia mencoba meningkatkan dirinya kepada Mu'minat, wanita
> yang
> > beriman. Yang menjawab semampunya panggilan al-Qur'an kepada
> orang-orang
> > yang beriman, wanita-wanita yang beriman dan istri-istri orang-orang
> yang
> > beriman. Menjaga pandangannya. Berpakaian sopan sesuai tuntunan Islam.
> > Menjauhi dosa-dosa besar.
> >
> > Lalu meningkat lagi sampai derajat taqwa. Memelihara matanya dari
> melihat
> > yang haram. Memelihara telinganya dari mendengar gunjingan. Memelihara
> > lidahnya dari perkataan yang buruk. Memelihara tangan dan kakinya dari
> > menyakiti makhluq Tuhan dan melakukan pelanggaran (maksiat). Memelihara
> > kemaluan dan harga dirinya di belakang suaminya. Berlaku baik kepada
> orang
> > tua dan suami. Berusaha menjadikan anak-anaknya menjadi manusia yang
> iman,
> > ihsan, taqwa. Berguna bagi lingkungan dan masyarakat. Rajin memberi
> > sedekah kepada orang miskin dan peminta-minta. Melakukan kebaikan
> karena
> > mengharapkan cinta dari Tuhan, bukan penilaian dan pujian manusia.
> > Memelihara hatinya dari rasa iri, cemburu, dengki, marah, dendam,
> bangga
> > terhadap diri sendiri (ujub), ingin populer di mata manusia. Senantiasa
> > bersyukur terhadap rizqi apapun yang ia terima (harta, suami, anak).
> Mampu
> > bersyukur terhadap karunia Allah atas dirinya. Mampu bersyukur atas
> > kondisi apapun yang melekat pada dirinya (kondisi fisiknya, orang
> tuanya).
> > Mampu bershabar atas mushibah dan ujian atau kehilangan, dan
> mengembalikan
> > semuanya kepada keputusan Tuhan. Selalu membersihkan jiwanya dari
> > kecenderungan-kecenderungan hawa nafsu. Menjadi jiwa yang muthmainnah
> > (tenang, berwibawa, berisi, bersinar). Jiwa yang suci adalah jiwa yang
> > lembut (peka), jiwa yang bersih dari kecintaan terhadap dunia, jiwa
> yang
> > mencintai kebijaksanaan, jiwa yang tidak ingin menyakiti orang lain,
> jiwa
> > yang tidak bersikap angkuh di hadapan orang lain.
> >
> > Wanita yang muslimah, mukminat, qonitat, seperti bunda Maryam, bunda
> > Khadijah, bunda Aisyah, bunda Ashiah. Mereka adalah contoh wanita
> terbaik
> > yang diabadikan di dalam al-Qur'an dan al-Hadits. Wanita yang tidak
> > diragukan lagi akan menjadi Ratu di syurga kelak. Wanita yang muslimah,
> > mukminat, taqwa, ihsan, jiwanya suci, pasangan bagi laki-laki yang
> mukmin,
> > ihsan, taqwa di Syurga kelak.
> >
> > Salam,
> >
> >
> >
> > "Aisha" <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > 08/31/2006 05:14 PM
> > Please respond to
> > wanita-muslimah@yahoogroups.com
> >
> >
> > To
> > <wanita-muslimah@yahoogroups.com>, <keluarga-sejahtera@yahoogroups.com>
> > cc
> >
> > Subject
> > [wanita-muslimah] Perempuan Islami
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Alhamdulillah, kabar baik juga dan saya juga sangat senang menerima
> kabar
> > baik Meidear, demikian adanya, walah, hihihi, ini kok seperti baca
> novel
> > jaman dahulu kala yak?:)
> >
> > Judulnya diganti jadi Perempuan Islami saja, kelihatannya lebih cucoks
> > begitchu, ada juga teman-teman kita yang posting tentang wanita solehah
> > atau apalah istilahnya, tapi isinya aturan2 atau juklak bagi para
> wanita
> > supaya disebut solehah atau yang Islami begitu, yang sering sih
> biasanya
> > taat pada Allah, taat suami, dll. Dan tentu saja harus berjilbab,
> aturan
> > ini sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi, pokoknya wanita tanpa
> jilbab itu
> > bukan yang solehah.  Itu yang saya tangkap dari tulisan-tulisan tsb,
> > selain aturan lainnya seperti harus taat ke suami itu dengan contoh
> kalau
> > orang tua si istri sakit dan mungkin sampai meninggalpun, si istri
> tidak
> > boleh pergi tanpa izin dari suami. Dan terus terang saya tidak mengerti
> > pola pikir begini padahal bukankah ada ayat-ayat dan hadis yang
> > menjelaskan keutamaan menghormati orang tua, ridho Allah ridho orang
> tua.
> > Kebangetan banget kalau untuk taat suami sampai menelantarkan orang tua
> > sakit atau meninggal ya?
> >
> > Sebenarnya kosmetika itu kan ada yang kelompok untuk perawatan juga ada
> > yang kelompok riasan. Saya rasa pemutih itu masuk ke kelompok perawatan
> > karena tidak ada pemutih yang begitu dipakai langsung wajah pemakainya
> > putih, ada proses untuk menjadi putih itu, ada waktunya, itu artinya
> > perawatan kan? Sama dengan luluran, tidak ada wanita yang begitu pakai
> > lulur langsung jadi kuning kinclong, saya juga luluran sendiri untuk
> > sampai ke kulit bersih itu butuh waktu. Yang jadi masalah itu,
> kandungan
> > zatnya yang berbahaya itu sementara lulur itu lebih banyak kandungan
> > zat-zat alaminya (dari kunyit, dll?). Saya pernah pakai lulur yang dari
> > pabrik jamu, wih kulit jadi kuning tapi aneh gitu, mungkin bukan kunyit
> > tapi pewarna tekstil (?), lalu pakai yang dari pabrik-pabrik kosmetika
> > Indonesia yang bubuk ditambah air mawar, masih mikir juga, apa pakai
> > pengawet ya? supaya bubuk itu awet tidak jamuran. Akhirnya ketemu
> ibu-ibu
> > tuaaaa banget, ngakunya udah 80 sekian tapi kulitnya bo! Masih bag
> >  us walaupun badannya bongkok kena osteo mungkin ya. Bubuk lulurnya
> wangi
> > melati, jadi aromatheraphy, selama dilulur itu wangiiii nyaman, pas
> udah
> > dibersihin air juga, rasanya kulit bersih bener, kesat dan lembut juga
> > wangi! Sayang ibu sepuh ini meninggal dan tidak ada yang nerusin
> usahanya
> > :( Jadi yang menjadi masalah untuk pemutih itu kan bukan dari apakah
> itu
> > zat untuk perawatan atau untuk riasan, tapi apakah kosmetika itu bisa
> > merusak atau tidak?
> >
> > Eh kembali ke perempuan Islami itu ya Meidear, bagaimana kalau kita
> > balikin ke masalah akhlak? Soale Rasulullah diutus itu kan untuk
> benerin
> > akhlak, supaya akhlak lebih baik. Nah dari sini kita telusuri lagi
> akhlak,
> > apakah akhlak itu sekedar tubuh berbungkus jilbab? Tidak kan? akhlak
> itu
> > menyangkut bagaimana seseorang menanggapi sesuatu.  Misalnya bagaimana
> > cara dia ngobrol dengan sesama manusia di milis, bagaimana cara dia
> > menghadapi orang tua, bagaimana cara dia terhadap binatang,
> bagaimana cara
> > dia terhadap Allah, bagaimana cara dia terhadap alam, dll. Itu mungkin
> > jadi mengcakup seperti yang diceritakan Meidear seperti cara
> bertutur kata
> > (juga isi dari pembicaraannya?), dan lain-lain.
> >
> > Silahkan, ada teman-teman lainnya yang mau gabung dengan topik ini?
> Bisa
> > teman laki-laki memandang wanita, bisa juga teman wanita memandang
> wanita,
> > yang bagaimana sebenarnya yang masuk kategori perempuan Islami itu?
> >
> > salam
> > Aisha
> >   -----------
> >
> >   From: L. Meilany
> >   Subject: [wanita-muslimah] Re: Pemutih..?
> >   Kabar baik, terimakasih semoga Aisha juga demikian adanya. :-)
> >   Masalah kosmetik, makanan, obat yg mulanya halal bisa menjadi haram
> > tergantung
> >   gimana cara memproduksinya dan memperlakukannya.
> >
> >   Aishadear, saya suka terjebak dengan istilah 'islami'. Istilah ini
> > mengandung pengertian yg tidak baku. Tergantung dari sudut kita
> memandang.
> > Bagi saya perempuan islami adalah perempuan dengan tampilan yg
> > memperlihatkan keislamannya. Dari penampilan dan juga tutur kata serta
> > perbuatannya. Dan salahnya saya selalu punya pandangan yg positif dan
> > sangat hormat pada mereka2 ini. Padahal kayaknya nggak selalu; Ada yg
> > memakai jilbab lantaran mode atau memang kepingin pakai. Jilbab hanya
> > dipandang sebagai busana biasa. Perempuan yg tampil dengan pakaian yg
> > menutup, berjilbab seperti melihat keteduhan. Tapi kenyataannya enggak
> > selalu. Dari masalah kosmetik misalnya : Setahu saya bagi muslimah
> lebih
> > ditekankan pada masalah perawatan, kebersihan bukan masalah
> bersoleknya.
> > Kalo pakai pemutih artinya kan ia sudah bersolek karena mereka tidak
> puas
> > dengan warna kulitnya, betul kan? Saya punya teman yg hajjah,
> diluaran sih
> > penampilannya tertutup rapat. Tapi jika sedang kumpul2, ia asyik m
> >  erokok bicarapun senang yg rada2 ngeres, jorok. Ya meskipun hanya
> sekedar
> > dimaksud bercanda,  tapi saya jadi kurang respek. Dan saya
> menyebutnya ia
> > tidak islami Saya selalu berpendapat penampilan yg islami juga sebagai
> > tanda ketakwaannya - kesalehannya. Ada kebaikan segala hal di dalamnya,
> > dari perilaku, tutur kata yg bisa menjadi teladan, Insya Allah.
> >   Padahal kayaknya nggak selalu begitu. :-D
> >
> >   salam
> >   l.meilany
> >     ----------
> >     From: Aisha
> >     Apa kabar Meidear? :)
> >   ..........
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> > =======================
> > Milis Wanita Muslimah
> > Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> > Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> > ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> > Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> > Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> >
> > This mailing list has a special spell casted to reject any
> attachment ....
> >
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
>
>
>
>
>
>
>
> =======================
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment ....
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam  
http://id.mail.yahoo.com 


=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke