Refleksi : Tidak mengherankan kalau  murid tidak lulus ujian negara disebabkan 
oleh bahasa Indonesia yang tidak dipahami, 

http://www.jawapos.co.id/halaman/index.php?act=detail&nid=130787

[ Selasa, 27 April 2010 ] 

Sebagian Besar Siswa Tidak Lulus karena Bahasa Indonesia 
Petakan Ketidaklulusan Unas, Kemendiknas Cek Sekolah 


JAKARTA - Sebagian besar kasus ketidaklulusan siswa dalam ujian nasional (unas) 
SMA, SMK, dan MA tahun ini ternyata disebabkan jebloknya nilai pelajaran bahasa 
Indonesia. Kemendiknas menemukan, rata-rata mata pelajaran bahasa Indonesia 
menjadi momok bagi siswa SMA, SMK, dan MA di semua jurusan.

Meski nilai biologi dan sosiologi juga mengakibatkan siswa tidak lulus, 
Mendiknas M. Nuh menyatakan bahwa sebagian hasil unas tahun ini dilemahkan oleh 
mata pelajaran tersebut. "Banyak siswa yang tidak lulus unas dan harus 
mengulang karena nilai salah satu mata pelajaran tidak memenuhi syarat, 
terutama bahasa Indonesia," kata Nuh kemarin (26/4).

Sayang, tidak dirinci jumlah siswa yang tidak lulus unas gara-gara rendahnya 
nilai mata pelajaran bahasa Indonesia. 

Nuh hanya menjelaskan, di antara 154.079 siswa yang tidak lulus dan harus 
mengulang unas, 99.433 pelajar hanya mengulang ujian satu mata pelajaran. "Mata 
pelajaran yang harus diulang bervariasi," tuturnya.

Selain itu, papar dia, 25.277 siswa harus mengulang dua mata pelajaran. Bahkan, 
930 siswa harus mengikuti ujian susulan untuk enam mata pelajaran sekaligus. 

Menurut Nuh, sejauh ini penyebab ketidaklulusan siswa belum bisa dipetakan. 
Kemendiknas berencana mengecek kesulitan tiap-tiap sekolah di provinsi. 
"Selanjutnya, kami berikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. 
Sekarang belum bisa dipetakan," ujarnya.

Yang jelas, Nuh menyebutkan beberapa hal yang menjadi penyebab ketidaklulusan 
itu. Antara lain, proses belajar dan mengajar yang tidak maksimal, kesadaran 
murid yang rendah, serta infrastruktur maupun sarana dan prasarana yang kurang 
memadai. "Dari laporan setiap sekolah nanti, kami bisa melakukan intervensi 
kebijakan," ucap dia.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendiknas Mansyur Ramly 
menuturkan, mata pelajaran yang paling banyak diulang bukan hanya bahasa 
Indonesia. Di jurusan IPA, terang dia, 21,4 persen siswa yang tidak lulus harus 
mengulang mata pelajaran biologi. "Tidak sedikit pula yang harus mengulang 
matematika," ujarnya.

Di jurusan IPS, papar dia, sosiologi dianggap sebagai pelajaran yang 
mengakibatkan tingginya ketidaklulusan. Meski pelajaran itu terkesan mudah, 
imbuh dia, 21,2 persen siswa harus mengulang ujian. "Bahasa Indonesia dan 
Inggris masih dianggap rumit," jelasnya.

Bahkan, lanjut dia, di jurusan bahasa, sebagian besar nilai unas siswa SMA 
jatuh karena pelajaran bahasa Indonesia. Sebanyak 25,7 persen siswa harus 
mengikuti ujian ulangan bahasa Indonesia. (nuq/c11/dw

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke