MEDIA INDONESIA Rabu, 01 Maret 2006
Solusi Perburuhan Beradab INDONESIA belum kembali menjadi incaran investor asing. Banyak push factor yang menyebabkan perusahaan-perusahaan hengkang dari negeri ini. Di antara banyak faktor pengusir, masalah perburuhan salah satunya. Sementara pemerintah belum menunjukkan keseriusan menangani masalah-masalah yang dihadapi buruh dan dunia usaha. Demonstrasi ribuan buruh PT Maspion di Surabaya, adalah contoh betapa perselisihan perburuhan sampai sekarang lebih cenderung menimbulkan ketakutan kalangan pengusaha daripada menemukan solusi yang menguntungkan dua belah pihak. Salah satu pemicu demonstrasi buruh Maspion adalah revisi upah minimum kabupaten/kota oleh Gubernur Jawa Timur. Berdasarkan revisi itu upah minimum Jawa Timur menjadi Rp685.000/bulan. Karena revisi tersebut buruh merasa memiliki hak menagih kekurangan pada perusahaan sebanyak Rp 107.000 Asosiasi Pengusaha Indonesia menggugat keputusan gubernur ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Sidang pun digelar. Para pengusaha berpegang pada aturan bahwa selama belum ada putusan pengadilan, ketetapan gubernur belum bisa dilaksanakan. Tetapi buruh terus berdemo dan pemerintah cuek. Kepastian hukum dan komitmen menjadikan Indonesia sebagai daerah tujuan modal adalah dua perkara besar yang tidak serius ditangani pemerintah. Setiap hari para pejabat berbicara tentang munculnya Cina dan Vietnam sebagai negara yang menggoda modal asing karena berbagai kemudahan. Setiap hari pula kita mendengar para pakar, termasuk pemerintah menyesalkan fakta banyak perusahaan yang merelokasi pabriknya ke negara lain karena merasa tidak aman di negeri ini. Tidak aman karena setiap saat pabrik bisa didemo dan dirusak, tidak aman karena masih terjadi pungutan berbagai rupa dari berbagai instansi. Tantangan Indonesia sekarang adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja bagi 10,7 juta penganggur dan 106 juta angkatan kerja. Rumus ekonomi mengatakan tidak ada lapangan kerja bila tidak ada investasi. Tidak ada investasi bila tidak ada keuntungan ekonomi bagi investor. Di pihak lain, ongkos tenaga kerja Indonesia yang dulu dianggap sebagai insentif investasi karena murah, sekarang tidak. Indonesia termasuk negara dengan upah buruh mahal. Celakanya, buruh di Indonesia yang mahal itu ternyata produktivitasnya sangat rendah. Indonesia berada di ururan 59 dari 60 negara yang diteliti produktivitas buruhnya oleh IMD-World Competitiveness Year Book, sebuah lembaga survei di Swiss. Buruh harus hidup tetapi perusahaan pun tidak boleh bubar. Keduanya tidak boleh saling merugikan. Filosofi ini hanya ada di undang-undang tanpa aplikasi yang serius. Bisakah menyelesaikan sengketa perburuhan tanpa merusak? Itulah solusi beradab yang ditunggu. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/