Yg saya tahu kalo menurut ilmu psikologi alasan pertama itulah sejatinya 
sifat dasarnya seseorang. Jadi Teh Ninih sebenernya merasa terluka ia tidak 
suka,
Orang yg tertekan akan timbul sifat aslinya.
[ cmiiw; pada psikolog, dokter yg ada disini bisa lebih detil menjelaskan]

Kecuali kan kalo si isteri itu yg pertama kali menyodorkan/menawari perempuan 
pada suaminya untuk dinikahi.
Tapi ini kan enggak; semuanya selalu dilakukan setelah terjadi, mau gimana 
lagi?:-)
Di tarekat rufaqa pun yg jelas2 membudayakan poligami, ada yg kaum suami bilang 
pada isteri tuanya setelah terjadi 
pernikahan. 
Rasanya gimana gitu kalo ternyata madunya adalah kawan karib tempat ia curhat 
tentang suaminya yg kegenitan, misalnya :-)
Madunya itu ibarat pecundang seperti menggunting kain di lipatan - menohok dari 
belakang

Lain dibibir lain dihati.
Semakin tekanan jiwa itu menjadi beban bisa jadi penyakit fisik dan kejahatan.
Wallahualam

Salam
l.meilany
[ lagisukaberperibahasamohonmaap]

  ----- Original Message ----- 
  From: Aisha 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Saturday, May 26, 2007 6:27 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Ustadzah juga manusia ...:)


  Yang menarik di tulisan ini, walaupun Teh Ninih menyangkal pernah ingin 
cerai, tapi di bawah ini di paragraf wawancara dengan ayahnya Teh Ninih - HM 
Mukhsin pengasuh Pesantren Kalangsari bahwa SAAT INI memang Teh Ninih tidak 
minta cerai, tapi SAAT AA GYM MENIKAH LAGI ayahnya Teh Ninih mengaku bahwa Teh 
Ninih sempat menangis dan mengatakan ingin berpisah. Jadi ketika di tv muncul 
wajah Teh Ninih yang kurus dengan bibir bergetar mengatakan ikhlas suaminya 
menikah lagi, ternyata itu sudah melalui perjuangan besar, jelas bahwa Teh 
Ninih terguncang saat mengetahui pernikahan diam-diam suaminya dan ingin cerai. 

  Kesimpulannya, ustadzah seperti Teh Ninih juga ternyata manusia juga ya, 
mungkin saja sebelumnya dalam ceramahnya menyatakan persetujuannya terhadap 
poligami, dan waktu pernikahan diam-diam ini terungkap di media massa, sambil 
ketawa-ketawa Aa Gym mengatakan bahwa suami istri ini dalam beberapa tahun 
sebelumnya sudah membicarakan poligami dengan calon istri mulai dari yang janda 
sampai gadis. Tetapi saat kejadian poligami ini terjadi, ternyata ustadzah ini 
juga terguncang, saya tidak tahu apakah ini karena suaminya nikah diam-diam 
dengan wanita yang mantan model yang lebih muda dan lebih cantik? Apakah sang 
ustadzah tidak akan terkejut, tidak akan berniat minta cerai jika suaminya 
tidak nikah diam-diam dan menikahi wanita yang lebih jelek dan lebih tua?..:) 
Ingatan saya jadi ke satu acara Padamu Negeri di Metro TV yang memperlihatkan 
kelompok perempuan dari HT yang 100% setuju suami-suami menikah lagi tapi 
ketika ditanya, suami mereka belum ada yang menikah lagi, apakah mere! ka ini 
akan tetap tertawa dan setuju jika suami-suami mereka bener-bener menikah lagi? 
Apakah mereka akan lebih kuat dari teh Ninih yang menangis (dan rumor masuk RS 
juga) lalu sempat ingin cerai juga?

  Di pengakuan ayahnya Teh Ninih juga tergambarkan bahwa sejak menikah lagi, Aa 
Gym tidak pernah mengunjungi mertuanya (walaupun uangnya tetap datang) padahal 
sekarang tawaran berceramahnya kan menurun, artinya lebih banyak waktu luang 
dibanding saat laris dulu. Mertuanya tahu tentang mantu yang nikah lagi juga 
dari anaknya, saya jadi ingin tahu, apakah etikanya seorang laki-laki yang mau 
nikah lagi harus lapor dulu ke mertuanya? Kalau tidak salah mantunya Rasulullah 
(suami Siti Fatimah) itu minta ijin dulu - minimal bicara ke mertuanya ketika 
berniat menikah lagi ya? Apakah ini salah satu etika dalam Islam, atau memang 
tidak ada etika ini, dan ketika sudah menikah dianggap seorang anak perempuan 
itu menjadi milik suaminya yang bisa diapakan saja tanpa harus orang tua 
perempuan itu tahu apa yang terjadi?

  Pernah juga di RCTI dan TPI, dibahas tentang ustadz dan ustadzah, selain 
lebih sepinya DT pasca poligaminya Aa Gym, juga dibahas pernikahan ke tiganya 
ustadzah Lutfiah Sungkar yang hanya berumur 1 bulan. Kasus-kasus perceraian 
atau poligami dikalangan para pendakwah itu kembali lagi memperlihatkan bahwa 
mereka yang punya ilmu agama dan menceramahi orang lain tentang agama ini juga 
manusia ya? manusia yang bisa sangat tertarik terhadap perempuan lain sehingga 
menikah lagi diam-diam, manusia yang bisa terluka hatinya karena pernikahan 
suaminya atau karena kasus lainnya sehingga menggugat cerai walaupun baru 1 
bulan menikah.

  salam
  Aisha
  ----------------
  From : Flora Pamungkas
  Subject : [wanita-,muslimah] Ninih Menepis Gosip Cerai

  Ninih Menepis Gosip Cerai
  "APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI AKHIRAT NANTI!" 
  http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=13803&no=2

  Setelah Aa Gym berpoligami, gosip miring kerap menghampiri hubungan Aa 
Gym-Teh Ninih. Baru-baru ini berhembus kabar, Ninih (40) diisukan minta cerai. 
Benar demikian? "Enggak pernah kepikiran pisah dengan Aa!" Kini ibu dari 7 anak 
ini semakin rajin berdakwah. Salah satu alasannya, sekarang Ninih tak perlu 
fokus lagi mengurus Aa Gym karena sudah berbagi tugas dengan madunya, Rini. 
Berikut obrolan dengan Ninih. 

  Sejak kapan mulai berdakwah? Kalau mengajar, sudah saya lakukan sejak remaja 
hingga kuliah. Untuk berdakwah, terhitung sejak 5 tahun yang lalu. Karena sudah 
disiapkan, ya, enggak menemukan kesulitan. Awalnya ditandem dulu oleh Aa, lalu 
Aa memberi masukan tentang kurang-lebihnya dakwah saya. Saya disiapkan Aa 
seperti mengajar anak TK. Tapi senang, kok, diajari Aa. Ha. . ha.. 

  Kabarnya akan pulang ke rumah orang tua di Cijulang? Bukan pulang, tetapi mau 
dakwah di rumah Teteh,karena ibu-ibu di sana sudah kangen sekali. Memang, 
biasanya ke sana dengan Aa. Sekarang Teteh mencoba sendiri saja. Tak masalah, 
kok. Malah latihan mandiri di kampung halaman sendiri. 

  Biasanya memang Aa yang dakwah lebih banyak, Teteh kebagian sedikit. Sekarang 
Aa menganjurkan mandiri, supaya tidak dibayang-bayangi kebesaran nama Aa. Kata 
Aa, "Saya mempersilahkan Mamah (panggilan Aa Gym pada Ninih,
  Red.) untuk leluasa berkreasi dalam berdakwah penuh." Tapi Aa selalu SMS, 
kok, memberikan masukan tentang poin-poin yang penting untuk materi dakwah 
Teteh. Misalnya, ketika Teteh ceramah tentang kecantikan wanita, pekan lalu
  di Tangerang, Teteh minta saran dan Aa mengatakan, kecantikan wanita itu 
bukan dari topeng, melainkan dari qolbu-nya. Nah, Teteh ingat terus kata-kata 
itu.

  Apakah latihan mandiri itu bisa diartikan saat ini sedang dilatih agar bisa 
mandiri dan kelak hidup sendiri? Kalau Aa melatih mandiri, itu karena kita 
tidak tahu apa yang bakal terjadi. Jadi, seorang istri harus disiapkan dalam 
segala hal, agar tidak bergantung pada suami. Misalnya, dalam hal keuangan. 
Namanya usia, ka, tidak bisa diduga. Siapa tahu suami yang lebih dulu pergi 
selamanya. Nah, istri harus disiapkan dalam kemandirian. Dalam hal tauhiid, itu 
jelas, enggak boleh bergantung kepada manusia, tetapi bergantung kepada Allah. 

  Jadi, sudah sejak lama Aa menyiapkan saya untuk mandiri. Bukan dalam arti 
harafiah, tetapi untuk melebarkan dakwah agar lebih luas. Dengan begitu, Aa dan 
Teteh bisa berdakwah di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama. Hanya
  saja, Aa biasanya berdakwah lebih umum, sementara Teteh lebih ke topik 
perempuan. Itu akan lebih match. Di sini (arti) kemandirian itu bukan untuk 
bersaing, melainkan untuk saling maju dan saling menguatkan wawasan supaya
  lebih melebar.

  Jadi, kabar mau pisah dari Aa Gym tidak benar? Memang ada isu begitu? Siapa 
yang bilang? (Ninih mengernyitkan dahi) Ada saja, kali, yang iseng, ya. Wah, 
malah makin indah cintanya kalau begitu. Makin rindu karena cintanya bukan 
karena nafsu, melainkan cinta hakiki yang tujuannya kepada Allah. Allah yang 
menanamkan cinta. Boro-boro kepikir cerai Sebaliknya, pikirannya makin terikat 
dan saling menyayangi.

  Tetapi sempat terpikir untuk berpisah? Enggak ada. Namanya isu, cuma 
memanas-manasi. Masak sudah sudah 20 tahun kami merintis, kalau hanya karena 
kejadian kemarin, terus saya mundur? Alangkah ruginya. 

  Jadi, yang sudah dirintis ini harus dipertahankan. Bahkan harus lebih baik. 
Sebaliknya, kehadiran istri kedua bukan sesuatu yang jelek kalau disikapi 
dengan baik. Satu visi, satu misi.. Hanya saja memang butuh proses, perlu waktu.

  Apakah proses itu sudah selesai? Masih terus berlangsung. Namanya juga hidup, 
ingin lebih baik. Saya mensyukurilah, menikmati setiap episode kehidupan ini. 
Kalau menunggu yang belum terjadi, capek, ya? Mendingan dinikmati apa yang kita 
lakukan sekarang menikmati apa yang Allah berikan, Syukuri terus karunia yang 
Allah berikan. Pasti kelak Allah menambah lebih banyak lagi karunia lain. Saya 
yakin akan hal itu. 

  Tetapi pernah membayangkan seandainya kelak hidup terpisah? Sama sekali 
enggak. Yang kebayang adalah sama-sama di dunia dan sama-sama di akherat. 
Titik. Soalnya, karena tujuan menikahnya hanya untuk Allah (jadi) akan 
bertahan. Apa pun yang menggoda.

  Tidak sedikit pun punya pikiran seperti itu (pisah, Red). Dari awal tujuan 
menikah adalah berdakwah. Jadi, apa pun yang terjadi, saya dan Aa harus bersama 
sampai di akhirat nanti. 

  Memang, tantangan pasti ada. Ujian pasti ada. Misalnya, Aa menikah lagi. Tapi 
karena tujuannya harus sama-sama sampai di akhirat nanti, sama sekali enggak 
terpikir untuk berpisah. Jangan sampai, ah! Enggak ada pikiran berpisah.

  Jadi, tidak ada yang berubah sejak Aa Gym menikah lagi? Enggak ada. Yang saya 
rasakan justru Aa semakin dewasa. Terutama kesabarannya meningkat banyak, 
empatinya juga meningkat. Benarlah Aa merupakan pemimpin umat. Kejadian yang 
timbul akibat Aa menikah lagi dibuat menjadi sarana berlatih. Misalnya, kalau 
sebelumnya Aa selalu sibuk dengan urusan bisnis dan urusan dakwah, sekarang Aa 
malah lebih banyak mengisi waktu dengan belajar agama dan kuliah lagi. Jadi, 
kami sama-sama belajar.

  Bagaimana menyampaikan kabar ketika ayahnya menikah lagi sehingga bisa tidak 
lagi bersama mereka setiap hari?
  Kebetulan Aa sudah terbiasa meninggalkan anak-anak karena harus berdakwah ke 
berbagai tempat.. Jadi, sebelum menikah lagi pun, Aa sudah tidak setiap malam 
tidur di rumah. Sudah diprogramkan 3 hari berada di luar kota, sisanya
  tidur di rumah. Ketika Aa tidak di Bandung, saya sendirian dengan anak-anak.

  Sekarang memang sudah ada Mamah baru. (Rini, Red.) (Ninih sempat terdiam 
sejenak) Bagi saya, ini kesempatan untuk menjelaskan bahwa kondisi sekarang 
harus disyukuri, karena Bapak sudah ada yang ngurus ketika harus pergi ke
  luar kota. 

  Secara perlahan mereka bisa memahami, kok, walaupun ada beberapa anak yang 
perlu waktu untuk memahami situasi tersebut. Maklum, namanya juga anak-anak.Ini 
tantangan bagi saya. Sekarang anak-anak sudah sangat paham.

  Dengan kesibukan berdakwah, waktu Anda jadi berkurang untuk anak-anak? Ah, 
sama aja, ya (Ninih lalu tertawa lepas). Cuma saja, sekarang, karena sudah 
berbagi tugas dengan Teh Rini, kesempatan untuk berdakwah lebih banyak
  Tidak lagi fokus mengurus Aa sebab secara pribadi karena sudah ada yang 
mengurus. Itulah hikmahnya. Makanya jadi sip, deh. Harus dibuat sip, deh 
(Tersenyum sambil memainkan buku di tangannya). 

  Sekarang dakwah saya menjadi lebih luas, walaupun mengurus keluarga tetap 
nomor satu. Memang Aa selalu berpesan, kalau kita selalu bisa mendakwahi 
keluarga, maka kita akan kuat berdakwah keluar. Sebaliknya, kalau lemah
  berdakwah di keluarga, akan lemah pula berdakwah di luar. Jadi, (dakwah) di 
rumah tetap nomor satu. 

  SEMPAT INGIN PISAH 
  Selain Ninih, yang juga menepis isu Ninih minta cerai adalah sang ayah, HM 
Mukhsin (70). "Kabar dari mana itu? Setahu saya, sekarang keluarga mereka 
baik-baik saja. Kalau Ninih berniat demikian, akan saya larang dengan keras.
  Tidak boleh," ujar Mukhsin berulang kali, ketika ditemui di rumahnya di 
Cijulang, Ciamis Selatan (Jabar), Rabu (15/5).

  Namun Mukhsin yang juga pengasuh Pesantren Kalangsari, Cijulang, membenarkan 
putri keduanya (dari 5 bersaudara) itu sempat keceplosan ingin berpisah. 
Tepatnya saat Ninih mengabari Aa Gym sudah menikah lagi. "Dia mengabari
  lewat telepon dan menangis. Semua itu saya anggap wajar. Wanita mana, sih, 
yang tidak sedih mengetahui suaminya menikah lagi? Lalu saya nasihati, jangan 
pernah berniat cerai. Dia bisa menerima saran kami. Lambat laun Ninih sudah 
bisa menerima keadaan," ujar Mukhsin.

  Kini, lanjutnya, kondisi rumah tangga putrinya sudah normal kembali. Kalaupun 
ada yang berubah, "Aa Gym sudah jarang berkunjung ke sini. Kalau dulu, bisa 
tiga bulan sekali pasti disempatkan untuk datang. Namun sejak menikah lagi, 
belum sekali pun datang," kata Mukhsin.

  Tidak berkunjung lagi bukan berarti Aa Gym melupakan Pesantren Kalangsari. Ia 
masih tetap membantu pesantren yang mendidik sekitar 200 santri itu. "Dia masih 
tetap mengirim uang," tutur Mukhsin.

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke