Waks! Survei IDM Bukan SBY Jawaranya

(*inilah.com /Agus Priatna*)

*INILAH.COM, Jakarta - Survei Indonesia Development Monitoring (IDM) berani
berbeda dengan lembaga survei lainnya. Jika biasanya survei menempatkan SBY
di elektabilitas teratas, survei ala IDM menempatkan Mega-Prabowo sebagai
juaranya.*

Pada survei yang dilakukan 1-16 Juni 2009 dengan 2.047 responden dari 33
provinsi, SBY-Boediono hanya berada di urutan kedua, dengan elektabilitas
30,43%. Sementara Mega-Prabowo di posisi puncak dengan 44,3%.

Sementara capres nomor urut 3, Jusuf Kalla-Wiranto, seperti biasanya ada di
posisi buncit dengan 13,2%. JK cukup beruntung karena elektabilitasnya tidak
dilewatkan oleh suara yang abstain, yakni 12,6%.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring, Dwi Mardiyanto,
survei yang dilakukan lembaganya merupakan jawaban atas kritikan dari
masyarakat terkait independensi survei. Dwi menjamin bahwa lembaganya tidak
menerima bantuan dari pihak mana pun untuk melakukan survei.

Berdasarkan hasil survei tersebut, IDM melihat pada dasarnya pasangan capres
dan cawapres lebih dipilih karena dinilai lebih mampu menjawab
masalah-masalah yang dipandang paling mendesak oleh rakyat, terutama
mengenai ancaman PHK bagi pekerja dan Kesejahteraan rakyat serta perbaikan
ekonomi.

Rasionalitas ini secara lebih khusus terutama berkaitan dengan partai
incumbent versus oposisi. Incumbent akan terpilih kembali bila pemerintah
dinilai Rakyat berkinerja baik, dan sebaliknya akan ditinggalkan rakyat bila
kinerja pemerintahnya dinilai buruk.

Berdasarkan survei tersebut, situasi nasional Indonesia 2004-2009, dari segi
hukum pemberantasan korupsi dinilai cukup signifikan. Sementara terkait
keamanan, masuknya kapal perang Diraja Malaysia ke Ambalat beberapa kali,
dan kecelakaan transportasi meningkat drastis menjadi catatan khusus
pemerintahan SBY-JK.

Pada segi ekonomi, dalam 5 tahun terakhir harga BBM menjadi Rp 4500/liter,
suku bunga 14- 16%, dana Bantuan

Langsung Tunai dibagikan kepada rakyat miskin menggunakan utang luar negeri.
Posisi utang pemerintah juga naik 37% dari Rp 1.225 T menjadi Rp 1.640 T.
Sementara dari segi politik terjadi perdamaian di Aceh. [ana]


http://inilah.com/berita/politik/2009/06/22/118829/waks-survei-idm-bukan-sby-jawaranya/


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke