Wartawan Press TV: Israel Sengaja Tembak Kepala Aktivis Kemanusiaan
Kamis, 03/06/2010 14:23 WIB
Seorang wartawan Press TV yang ikut dalam rombongan armada kebebasan yang 
menuju Gaza, dan sempat ditahan oleh militer Israel menggambarkan adanya 
penganiayaan terhadap aktivis kemanusiaan selama di dalam tahanan Israel.
Dalam kondisi yang masih kurang tidur, Hassan Ghani menjelaskan bagaimana kapal 
berbendera Turki Mavi Marmara dikelilingi oleh pasukan angkatan laut Israel dan 
akhirnya mengalami serangan.
"Kami sekitar 90 kilometer dari pantai Israel dan kami tidak berada di dalam 
wilayah pengecualian seperti apa yang disebut militer, yang semula 20 mil tapi 
kemudian diperpanjang menjadi 68 mil," kata Ghani kepada Press TV pada hari 
Kamis (3/6).
Dia menggambarkan bagaimana orang-orang di kapal hanya menggunakan selang pipa 
air untuk mengusir para penyerbu dari pasukan khusus angkatan laut Israel, di 
mana tentara Israel dari helikopter mendarat di atas kapal, sementara sejumlah 
kapal frigat mendekati kapal dari kedua sisi kapal Mavi Marmara.
Komando bersenjata dengan setidaknya masing-masing membawa dua senjata akhirnya 
mendarat di kapal.
"Mereka datang dan kami mendengar suara tembakan .. pada tahap ini kami tidak 
mengetahui apakah mereka menggunakan peluru karet atau peluru tajam tapi kami 
mendengar suara tembakan," katanya, ia menambahkan para aktivis menggunakan apa 
pun yang praktis untuk melawan dan sebagian besar menggunakan tangan kosong 
mereka untuk membela diri.
Para prajurit Israel mencoba menembak dengan senapan mesin ketika mereka 
menghadapi perlawanan dari para aktivis yang menahan mereka dari mendapatkan 
kamera yang menyiarkan adegan tersebut secara live dari dek utama.
Para relawan mampu melucuti beberapa tentara dan mengambil senjata mereka dan 
beberapa saat kemudian peluru tajam digunakan dan korban jiwa mulai berjatuhan, 
katanya.
"Seorang pria ditembak tepat di kepalanya," kata Ghani, ia menekankan bahwa 
pembunuhan itu menunjukkan tentara punya cukup waktu untuk mencegah penembakan 
itu dan tembakan tersebut bukan penembakan karena takut akan mengancam jiwa 
mereka.
Dia mengatakan tembakan amunisi perluru tetap berlangsung meskipun para aktivis 
telah mengangkat bendera putih.(fq/prtv




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke