Jurnal Sairara: 
   
   
  MENUNGGU JUNI 
   
   
  Jika semua rencana berjalan lancar maka pada 12-13 Juni 2008 yang akan 
datang, Lily Yulianti, penulis kucerpen "Makkunrai" [Perempuan, bahasa Bugis]", 
akan berada di Paris dan mengadakan presentasi dengan tema : " How  I, as a 
female writer, portray the condition of women in the Bugis-Makassar (South 
Sulawesi) modern society". Jika semua rencana juga berlangsung sesuai yang 
diharapkan maka "Mr. Christian Pelras,  a French  anthropologist, the writer of 
The Bugis, would be a perfect source to seek another perspective". 
   
   
  Kegiatan sastra di Paris  dengan pembicara utama Lily Yulianti, penulis 
perempuan dari Komunitas Panyingkul, Makassar, Sulawesi Selatan ini menurut 
rencana akan diselenggarakan oleh Lembaga Persahabatan Perancis-Indonesia 
"Pasar Malam" yang dipimpin oleh Johanna Lederer sekitar tanggal 12 atau13 Juni 
2008.  Membicarakan soal sastra pulau dan daerah di luar Jawa,  apabila Lily 
jadi mengisi acara sebagai pembicara utama ,  akan merupakan kegiatan pertama 
bagi "Pasar Malam". Aku kira, jika rencana ini semuanya bisa berjalan lancar, 
maka kegiatan sastra "Pasar Malam" bersama Lily akan merupakan suatu trobosan 
baru dan mengangkat sastra-seni kepulauan ke tingkat baru. Kegiatan ini juga 
merupakan langkah konsolidasi "Tour de Java" Sastra Makassar pada Maret-April 
2008 lalu yang dilakukan oleh Aan Mansyur.  Melalui kegiatan-kegiatan sastra 
Lily dan Aan di tingkat lebih besar dan luas, barangkali ditunjukkan sekaligus 
bahwa  sesungguhnyalah  Indonesia bukan hanya Jawa. Sastra
 Indonesia bukanlah hanya sastra yang ada di pusat-pusat tradisional kehidupan 
sastra yang dikenal orang selama ini.  Ada Indonesia yang lain  selain Jawa. 
Indonesia yang lain ini  lebih banyak bisa dijawab  nyata oleh daerah-daerah 
dan pulau-pulau di luar Jawa itu sendiri. Kekuatan daerah dan pulau jika nyata, 
pasti tidak bisa dilihat dengan sebelah mata oleh siapa pun, termasuk oleh 
organisator temu sastra-internasional Winternachten di Negeri Belanda. Kekuatan 
nyata di daerah dan pulau-pulau ini pula akan membantu pekerjaan lobbie dan 
perluasan hubungan di dalam dan luar negeri. 
   
   
  Jika semua rencana kegiatan Sastra Makassar 12 Juni malam terujud , kukira 
kehadiran Lily Yulianti di Paris, sebagai pembicara utama, akan mewakili 
kepentingan daerah dan pulau-pulau terutama luar Jawa yang selama ini kurang 
dilihat . Langkah nyata bagi lebih desentralisasi nilai. Tak ada pusat-pusat 
legalitas sastra. Jika rencana kegiatan sastra Lily ini berhasil terujud maka 
ia sekaligus menyangkal bahwa komunitas ini dan itu  merupakan kunci 
perkembangan dan pengembangan diri. 
   
   
  Apabila selama ini ada sinisme melihat   wacana sastra-seni kepulauan, maka 
kehadiran Lily di Paris akan menjawab sinisme ini secara sastrawi. Kehadiran 
dan acara Lily di Paris 12 Juni 2008 nanti,  agaknya mempunyai arti strategis. 
Barangkali. Karena itu aku sungguh sedang menunggu Juni.  Juni sastra-seni 
kepulauan, sastra-seni yang republiken  dan berkeindonesiaan. Bukan mustahil 
jika kemudian Makkunrai pada suatu ketika muncul mengunjungi para pembaca 
Francophone dalam  edisi bahasa Perancis.  Acara Lily Yulianti pada 12 Juni 
2008 ini adalah himbauan Paris kepada pulau-pulau dan daerah untuk kian lebih 
berkiprah. 
   
   
  Baris-baris ini sekaligus kutulis sebagai ucapan selamat datang di Paris 
kepada Lily Yulianti, penulis perempuan dari Makassar, Sulawesi Selatan --  
tanah lahir Kraeng Galesong, penarung perkasa yang kemudian bergabung dengan 
Trunajaya di Jawa Timur dalam melawan Belanda.***
   
   
  Paris, Mei 2008
  ----------------------
  JJ. Kusni, pekerja biasa pada Koperasi Restoran Indonesia di Paris.

       
---------------------------------
 Yahoo! Toolbar is now powered with Search Assist.   Download it now! /a

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke