Lingka: Sansana Bulan Pambelum YANG KUCOBA RENDA DAN SULAM BAGAI TANDAMATA ang bulan ang bulan pantai visaya ang bulan mandi di ombak pulau -- bidari mandi telanjang legenda dayak bilang ketika itu, hasian, kau di pantai pinisiku menjauh masuk cakrawala buritannya kirimkan rindu jadi sunyi di pantai kencana mandimu dari geladak pinisi, pantai kuteropongi dahulu di pasirnya pernah kutulisi nama berdua lenyap seketika dijilat ombak di dorong angin visaya -- angin sakal pinisi tanpa dermaga -- dermaga itu kematian orang hidup, nak maka kulihat betapa segalanya timbul dan tenggelam hilang dan datang bagai mata sembilu peristiwa dari waktu ke waktu menggores menyayati siapa saja aku pun tak lain dari pinisi di laut gerak tak jeda mengombak visaya borneo pantai seminyak tempat mana pun juga disitulah diriku diriku di situ kepiting kecil merangkak dikejar takut memburu lobang tapi tokh kemudian jadi bangkai di antara taburan kulit kerang di laju kecepatan angin menderu mendayu-dayu maka nona o nona jangan tuliskan cinta di pasir seperti enteng kita lakukan betapa pun warna kencana siapapun tak sesetia ombak janji dan kata tak seteguh goda tak pernah seyakin maut kita lalu membius diri dengan dusta takut berkaca buru-buru mengenakan jubah rahib "papah lama tak pulang mamah kawin lagi" tulis jujur sopir-sopir pantura dengan maut hari-hari bergaul "jandamu kunanti" yang pasti, nona o nona hidup juga diriku hanya ramuan segala rupa kucoba sulam dan renda aku adalah bandit dan rahib bandit yang senja ini mau menulis seadanya aku adalah kancah laga hidup dan maut persis laut inilah yang ingin kusulam kurenda barangkali kemudian bisa jadi oleh-oleh tandamata sederhana jika masih bisa diterima untukmu, anak bukan untuk ibumu! Winter 2009 ----------------- JJ. Kusni
Importing contacts has never been easier. Bring your friends over to Yahoo! Mail today! http://www.trueswitch.com/yahoo-sg [Non-text portions of this message have been removed]