<http://tempointeraktif.com/> http://tempointeraktif.com/

Sabtu, 08 November 2008 | 22:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan
menghimbau umat Islam tidak bersikap berlebihan menanggapi eksekusi
terpidana mati kasus bom Bali, Amrozi cs. Bagi masyarakat yang tidak setuju
dengan eksekusi, boleh saja mengekspresikannya. "Tidak sepakat dalam hal
keyakinan harus dihargai," kata dia, Sabtu (8/11).

Namun, ia mengingatkan, mengekspresikan setuju atau tidak setuju atas
eksekusi tersebut sebaiknya jangan berlebihan. "Batasan berlebihan jika
ekspresi itu menjurus pada pelanggaran hukum," tuturnya. "Secara institusi,
MUI sudah menyerahkan masalah eksekusi mati kepada aparat penagak hukum," ia
menambahkan.

Yang dilakukan umat Islam, menurut Amidan, apabila eksekusi telah
dilaksanakan, sebaiknya kaum muslim mendoakan agar arwah mereka diterima di
sisiNya. Dan , mendoakan kepada keluarga terpidana tabah, tawakal, serta
ikhlas menerima kenyataan.

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, juga meminta
umat Islam bersikap bijak dan proporsional. Eksekusi pelaku peledakan bom
Bali, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra, sudah memiliki ketetapan hukum.
"Sebaiknya kita hormati keputusan itu. Tidak perlu demonstratif dalam
menyikapi eksekusi," katanya ketika dihubungi Kantor Berita Antara.

Menurut Tafsir, tindakan Amrozi cs serta pelaku terorisme lain yang
mengatasnamakan agama tidak bisa dianggap menjalankan ajaran agama, sehingga
mereka dapat mengklaim sebagai syuhada atau mujahid (pejuang Islam).

Manusia, kata dosen IAIN Walisongo Semarang itu, seharusnya melihat kasus
Amrozi dan kawan-kawan dari perspektif empiris. Kalau pengadilan menyatakan
bersalah dan pelakunya mengakui tindakannya, putusan pengadilan harus
dihormati. Apakah seseorang itu mati sebagai syuhada atau tidak, itu bukan
wilayah penilaian manusia, tetapi sepenuhnya di tangan Allah.

Pendapat senada juga disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama Jawa Tengah, Abu Hapsin. Ia meminta seluruh warga NU bersikap dewasa
dan tidak terprovokasi dengan ajakan manipulasi jargon keagamaan untuk
kepentingan tertentu. "(Eskekusi) Langkah terbaik demi kelangsungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia."

Pada Sabtu malam (8/11), suasana dan aktivitas di Dermaga Wijayapura,
pelabuhan penyeberangan ke Pulau Nusakambangan di Cilacap makin ramai oleh
kegiatan aparat keamanan. Ini menandai eksekusi terhadap tiga terpidana
matikasus bom Bali itu sudah makin dekat.





[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke