Wah, berlebihan sekali ya ? Sampai diberi sangsi segala....
APa hal seperti ini tidak melanggar HAM ?

________________________________

From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:wanita-musli...@yahoogroups.com] On Behalf Of Sunny
Sent: Monday, February 02, 2009 9:23 PM
To: Undisclosed-Recipient:;
Subject: [wanita-muslimah] Anggota TNI Wajib Ikut KB



http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/02/kesra01.html
<http://www.sinarharapan.co.id/berita/0902/02/kesra01.html> 

Anggota TNI Wajib Ikut KB

Oleh
Stevani Elisabeth

Bogor-Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sudah berkeluarga
diwajibkan mengikuti program Keluarga Berencana (KB). 

Bahkan saat mengajukan izin menikah, mereka juga harus menandatangani
surat pernyataan yang di dalamnya disyaratkan hanya akan memiliki dua
anak. 

Asisten Teritorial Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Suprapto mengemukakan
hal itu kepada wartawan pada acara Bakti Sosial Pelayanan KB-Kesehatan
Kerja Sama BKKBN dengan TNI, di Bogor, Sabtu (31/1). "Anggota TNI yang
sudah berumah tangga wajib jalani KB. Anggota wajib punya anak dua.
Kalau tidak, kami beri peringatan," tegasnya. 

Salah satu peringatan yang diberikan bila ada anggota TNI yang melanggar
ketentuan itu adalah sulitnya melanjutkan pendidikan untuk naik pangkat.
Misalnya, seorang Kowad (Komando Wanita Angkatan Darat) yang berpangkat
Bintara, bila dia memiliki anak lebih dari dua, maka dia tidak bisa ikut
Secama. 

Dia menambahkan, kerja sama TNI dengan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) memang sudah terjalin sejak tahun 1970. Namun
kerja sama tersebut hanya melibatkan Pusat Kesehatan TNI dengan Deputi
KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, sehingga pelayanan yang diberikan
hanya pelayanan alat kontrasepsi di rumah sakit milik TNI. Tetapi
setelah ada instruksi dari presiden untuk melakukan revitalisasi program
KB, maka kerja sama antara TNI dengan BKKBN lebih diperluas lagi. Nota
kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara BKKBN dengan TNI
akan ditandatangani pada 12 Februari mendatang. 

Suprapto mengatakan, lewat kerja sama dengan BKKBN ini, nantinya di
setiap zona TNI didirikan Pos Pembina KB Desa/Kelurahan. Selain KB juga
akan dikembangkan Bina Keluarga Balita (BKB), Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), Bina Keluarga Remaja (BKR), Pusat
Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIKKRR) dan Bina
Keluarga Lansia (BKL). Sementara itu Kepala BKKBN Sugiri Syarif
mengemukakan dengan revitalisasi program KB, pihaknya mencoba mendorong
masyarakat bukan hanya untuk ber-KB, melainkan juga meningkatkan
kualitas hidup masyarakat. Kerja sama antara BKKBN dengan TNI dapat
menjaring sekitar 40 persen atau sekitar 30 juta anggota KB baru. 

"Tiap tahun memang kita coba dorong untuk memperoleh 14-15 persen
akseptor KB baru. Jika tiap tahun kita bisa mencapai target tersebut,
maka pada 2015, laju pertumbuhan penduduk di Indonesia bisa mencapai 0,8
persen," ujar Sugiri. BKKBN juga telah menyediakan alat kontrasepsi
gratis bagi masyarakat miskin. Saat ini sudah ada 54 persen keluarga
miskin yang ikut KB. "Kalau ada yang menarik bayaran dari masyarakat
miskin yang ingin menggunakan alat kontrasepsi, harus dilaporkan. Sebab
mereka tidak dikenakan biaya dan jasa pelayanan untuk mereka sudah
ditanggung lewat Jamkesmas," lanjutnya. 

Meski demikian, dia mengakui masih ada pula masyarakat miskin yang belum
dapat terlayani oleh program KB. Salah satu penyebabnya, mereka tidak
memiliki biaya transportasi untuk mencapai pusat pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, BKKBN melakukan dua
cara, yakni pertama, menggunakan mobil pelayanan KB ke daerah-daerah
yang banyak keluarga miskinnya. Kedua, memberikan uang bagi masyarakat
miskin untuk menuju pos pelayanan kesehatan masyarakat. 

[Non-text portions of this message have been removed]



 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke