* Berikut wawancara CBN (Christian Broadcasting Network) News Virginia
dengan Al Ustadz Ja'far Umar Thalib mengenai Laskar Jihad dan Terorisme *

*Lusile : Mr. Thalib, berapa lama anda menjadi Panglima Laskar Jihad ?

*Ustadz : Saya membentuk dan memimpin Laskar Jihad sejak bulan April pada
tahun 2000 sampai bulan Oktober 2002. Dan pada tanggal 7 Oktober tahun 2002
saya sendiri yang membubarkan Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah secara
organisatoris.

*Lusile : Apa visi anda membentuk Laskar Jihad ? *

Ustadz : Visi kita membentuk Laskar Jihad tepatnya pada tanggal 6 April
tahun 2000 itu ialah karena keputus-asaan kita, yakni harapan kita agar
pemerintah Indonesia melindungi rakyatnya khususnya kaum Muslimin di Maluku.
Sehingga dengan sebab itu kita tergerak untuk membentuk Laskar Jihad sebagai
ganti daripada hak perlindungan yang hilang bagi umat Islam.

*Lusile : Sebenarnya masalah yang terjadi di Maluku itu bagaimana ? *

Ustadz : Di Maluku terjadi peristiwa pembantaian kaum muslimin sejak tanggal
19 Januari tahun 1999 yang dilakukan oleh kelompok RMS (Republik Maluku
Selatan), dimana mereka menggunakan Gereja sebagai jalur mobilisasi gerakan
dikalangan komunitas Kristen. Dan yang dijadikan sasaran ialah para
penentang gerakan RMS yaitu kaum Muslimin.

*Lusile : Apa benar Mr. Thalib yang memobilisasi kaum Muslimin untuk
berangkat jihad ke Maluku ? *

Ustadz : Ya, saya memobilisasi gerakan jihad ke bumi Maluku adalah untuk
memerangi kelompok RMS, dimana mereka *memangsa * kaum Muslimin di Maluku
sehingga seolah-olah kami berhadapan dengan komunitas Kristen disana,
padahal sesungguhnya kami berhadapan dengan kelompok RMS ini. Sebab jika
semata-mata hanya komunitas Kristen yang kita hadapi, maka sesungguhnya
tidak perlu kami pergi ke Maluku, karena di Jogja sini banyak yang bisa kita
lakukan. Namun permasalahannya bukan menghadapi komunitas Kristen atau
Katolik, akan tetapi yang kita hadapi ialah kelompok RMS yang berlindung
dibalik Gereja.

*Lusile : Apakah kelompok RMS ini didominasi oleh Kristen ? *

Ustadz : Yaa memang didominasi oleh Kristen, dan mereka bergerak dibalik
Gereja protestan Maluku.

*Lusile : Bagaimana anda menyikapi hal ini, karena mungkin tidak semua orang
itu bersalah dan bisa jadi ada orang yang tidak bersalah itu terbunuh ? *

Ustadz : Ya memang kondisi perang dimana Gereja yang memobilisasi masyarakat
Kristen Maluku untuk dilibatkan secara keseluruhan ketika berhadapan dengan
kekuatan pemerintah Indonesia , dan kemudian berhadapan dengan kami Laskar
Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Padahal sesungguhnya jika kami mengetahui
adanya orang-orang yang tidak terlibat dari kalangan komunitas Kristen
dengan mereka, maka tentunya kami akan melindunginya seperti yang kami
lakukan terhadap komunitas Kristen didaerah *kota ** Jawa * pulau Ambon .

*Lusile : Masyarakat Internasional menganggap ini sebagai tindakan
terorisme, bagaimana tanggapan anda ? *

Ustadz : Masyarakat Internasional cenderung tidak adil dalam menilai
permasalahan dilapangan. Memang semula masyarakat Internasional berpandangan
demikian karena adanya distorsi informasi yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok Gereja Protestan Maluku melalui pendukung mereka di
Belanda yakni *Dewan Gereja Dunia *. Akan tetapi dengan masuknya kami ke
Maluku, maka parlemen Eropa sempat mengirim utusan kepada kami untuk meminta
informasi secara langsung, maka kami beberkan semua informasi sehingga
mereka berubah pandangan terhadap kami ketika itu.

*Lusile : Apakah anda punya hubungan dengan Jama'ah Islamiyah Abu Bakr
Ba'asyir? *

Ustadz : Kami bersebrangan dan berkonfrontasi dengan berbagai pemahaman yang
diserukan Abu Bakr Ba'asyir melalui Jama'ah Islamiyah. Dan pertentangan kami
sangatlah asasi.

*Lusile : Bagaimana komentar anda jika Laskar Jihad dikatakan sebagai
gerakan militan terorisme ? *

Ustadz : Kami menentang pandangan yang demikian, karena tidaklah semua yang
militan dalam menjalankan Islam itu di identikan dengan teroris. Militansi
dalam Islam dengan terorisme itu pada hakikatnya berbeda dan bertentangan.
Dan kami termasuk dari kelompok militan Islam yang sangat menentang
terorisme.

*Lusile : Anda sempat ditahan ? *

Ustadz : Ya pada tahun 2001 saya ditahan di MABES POLRI selama satu bulan,
karena kasus pelaksanaan hukuman *Rajam * terhadap anggota Laskar Jihad yang
kami lakukan. Kemudian pada tahun 2002 kami ditahan juga di MABES POLRI
selama 2 bulan 22 hari, karena kasus penghinaan terhadap presiden.

*Lusile : Jadi anda tidak pernah dihukum karena masalah yang terjadi di
Maluku ? *

Ustadz : Ya saya tidak pernah dihukum, dan saya tidak melanggar hukum dalam
masalah itu. Karena dengan adanya pembantaian terhadap kaum Muslimin disana
dan tidak dicegah oleh hukum, maka dalam hukum di Indonesia terdapat
ketentuan hak pembelaan rakyat (yakni pembelaan diri) apabila diserang, dan
aparat hukum dalam posisi tidak mampu mencegah serangan itu.

*Lusile : Apakah ada diskriminasi hukum di Indonesia yang memihak kepada
kaum Muslimin ? *

Ustadz : Penilaian yang demikian itu tidaklah benar dan tidak sesuai dengan
kenyataan dilapangan. Dimana justru kasus-kasus pembantaian terhadap kaum
Muslimin tidak disentuh hukum sampai hari ini. Seperti tokoh pemuda Gereja
di Halmahera Utara yang bernama *Bernard Bicara *, dia sampai hari ini bebas
hukum dalam posisi bertanggungjawab terhadap pembantaian kaum Muslimin di *Duma
* Halmahera Utara dan di Kecamatan lain yang lokasinya juga di Halmahera
Utara. Adapun dari pihak Muslimin sampai saat ini mengenai
peristiwa-peristiwa yang menyangkut pembantaian atau pembunuhan yang
dilakukan oleh sebagian Muslimin seperti para pelaku Bom Bali itu langsung
ditangkap, di adili dan dinyatakan hukuman mati, meskipun eksekusinya sampai
sekarang menunggu proses hukum yang berlaku yakni seperti proses Mahkamah
Agung yang dialami Tibo. Maka justru kenyataan yang ada menunjukkan
sebaliknya, bahwa banyak kasus-kasus pembantaian yang dilakukan oleh
orang-orang Kristen di Indonesia terhadap kaum Muslimin itu tidak disentuh
hukum sampai hari ini.

Contoh lain adanya diskriminasi hukum di Indonesia yang memihak kepada
komunitas Kristen; ialah ketika korban pembantaian di Praja IPDN Bandung
seperti *Wahyu Hidayat, Abdurrahman * dan CSnya hingga tewas dan hilang,
dalam hal ini tidak ada tindakan hukum terhadap pelaku penganiayaan
tersebut. Namun ketika *Cliff Mountu *seorang Kristen yang menjadi korban
dari akibat kekerasan itu, dengan segera dunia ribut dan presiden pun turut
campur dalam masalah ini. Padahal kurang lebih ada 20 orang dari Praja
Muslim yang dibantai seperti nasibnya *Cliff Mountu. *

Mayoritas kaum Muslimin merasa bahwa hukum di Indonesia tidak memberikan
rasa keadilan kepada kaum Muslimin jika berhadapan dengan komunitas Kristen.
Sehingga kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa komunitas Kristen itu adalah
warga negara "kelas satu", sedangkan kaum Muslimin ialah warga negara "kelas
kambing".

Dan inilah sesungguhnya yang menjadi sebab kenapa orang sangat rentan
termakan oleh doktrin-doktrin sesat terorisme Jama'ah Islamiyah sebagai
aliran sesat yang diserukan Abu Bakr Ba'asyir itu.

*Lusile : Setelah membubarkan Laskar Jihad, apa aktivitas anda sekarang? *

Ustadz : Saya sebelum membentuk Laskar Jihad adalah sebagai pimpinan pondok
pesantren Ihya' As Sunnah Jogjakarta, dan aktivitas saya ialah pendidikan
dan dakwah. Kemudian setelah saya membubarkan Laskar Jihad, saya kembali
kepada aktivitas semula yaitu sebagai pimpinan pondok pesantren untuk
melangsungkan pendidikan dan dakwah.

* **Lesile : Kenapa anda membubarkan Laskar Jihad ? *

Ustadz : Karena saya mengamati sejak tahun 2002, tampaknya pemerintah
Indonesia mulai berani bertindak terhadap tokoh-tokoh perusuh kelompok RMS,
juga tokoh-tokoh dari Gereja protestan Maluku seperti *Semmy Waeleruni, **Alex
Manuputi * dan semisalnya. Maka kami melihat bahwa pemerintah sudah mulai
menunaikan kewajibannya untuk melindungi rakyatnya khususnya kaum Muslimin,
maka kami pun menganggap tidak perlu untuk ada, sehingga dengan sebab itu
kami membubarkan diri pada tanggal 7 Oktober tahun 2002.

* **Lesile : Apa saran anda untuk pemerintah tentang bagaimana melawan
aksi-aksi terorisme itu ? *

Ustadz : Saran saya untuk melawan kelompok-kelompok teroris ini, baik
kelompok teroris dari kalangan Muslimin seperti Jam'ah Islamiyah Abu Bakr
Ba'asyir, ataupun kelompok teroris dari kalangan Kristen seperti kelompok
RMS dan semisalnya. Maka dalam hal ini sesungguhnya inti dari kekuatan untuk
melawan itu semua adalah pemerintahan yang kuat dan stabil. Namun di era
penerapan ultra demokratisme saat ini, menyebabkan pemerintah lemah sehingga
memberikan ladang yang subur bagi tumbuhnya terorisme di Indonesia . Dan
gejala ini sempat diberangus pada masa pemerintahan *Soeharto *, ketika
pemerintahan itu dalam kondisi kuat. Namun ketika pemerintahan dalam kondisi
lemah sebagai akibat dari penerapan demokratisme ini, maka berbagai
gerakan-gerakan terorisme mendapatkan tempat dan momentum untuk berkembang
pesat seperti yang kita saksikan sekarang.

*Lesile : Bagaimana anda pribadi menyikapi aksi terorisme ini ?

*Ustadz : Jadi sesungguhnya terorisme itu muncul adalah ketika kaum Muslimin
khususnya merasa didzolimi oleh penguasa, dan kemudian kaum Muslimin
menyalurkan rasa ketidakpuasannya terhadap penguasa itu melalui aksi-aksi
terorisme. Kenapa hal demikian bisa terjadi? yang demikian terjadi oleh
karena kondisi kaum Muslimin yang sangat lemah pemahamannya tentang Islam,
sehingga mereka menyalurkan rasa ketidakpuasannya melalui jalur yang tidak
benar.

Maka ketika kami melihat kenyataan demikian, kami berupaya untuk melakukan
perlawanan terhadap terorisme itu dengan cara yang diajarkan oleh Islam;
yaitu dengan memberikan pembekalan ilmu agama Islam yang cukup dan benar
kepada kaum Muslimin, karena dengan sebab inilah kaum Muslimin memiliki
imunitas dalam menghadapi berbagai pengaruh-pengaruh terorisme.

*Lesile : Lantas Islam yang sebenarnya itu bagaimana ? *

Ustadz : Berkenaan dengan ketidakadilan, Islam menuntunkan kita untuk
bersabar atas ketidakadilan dan terus berupaya untuk memperbaiki diri.
Karena dengan sebab kita memperbaiki diri, maka akan muncul pemimpin yang
lebih baik dan adil. Proses dalam melakukan perubahan diri ini agak panjang,
sehingga membutuhkan kesabaran. Dan jika kita melawan ketidakadilan dengan
tindakan-tindakan terorisme itu, maka akan berakibat fatal dan lebih besar
kerugian yang didapat.

Termasuk jihad yang diajarkan didalam Islam ialah dalam rangka untuk
mengeliminir unsur-unsur masyarakat yang menghendaki terjadinya peperangan.
Maka nafsu perang sekelompok masyarakat itu terkadang memang harus dihadapi
dengan kekuatan fisik, dan dengan sebab itu terwujudlah perdamaian.

Seperti yang kita lakukan di Maluku, bahwa semula kelompok RMS menolak untuk
diajak berunding dalam perdamaian. Namun setelah kami lancarkan jihad secara
fisik terhadap mereka, akhirnya mereka terpaksa mau duduk dalam perundingan
perdamaian (Malino).

Jadi prinsip Islam itu ialah menghendaki perdamaian, dan terkadang untuk
menciptakan nuansa perdamaian itu terpaksa dengan perang.[]

Sumber : http://alghuroba.org/CBN.php


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke