Air Mata Rani

By: Agussyafii

Icha saya panggil untuk duduk didepan. Icha terlihat malu-malu, minta ditemani 
oleh Rani. Disaat Icha bercerita tentang ayahnya sangat lucu, suka menghibur 
Icha dan cici Fani (kakaknya) sampai mereka tertidur. 

Rani yang duduk disamping Icha, nampak terisak. saya katakan padanya, "sudah 
Rani, jangan menangis?" "saya pilek kak."jawab Rani. Suasana pagi itu hening. 
Acara Tafakur Alam Ananda Cinta Alloh terasa syahdu. Icha melanjutkan cerita 
tentang Sosok sang ayah meninggal karena gagal ginjal. 

Terdengar isak tangis Rani tambah keras dan berkata. "Iya kak, Fani (kelas 2 
SMP) sewaktu dirumah sakit bersedia menyerahkan ginjal agar ayahnya bisa sembuh 
tapi oleh dokter ditolaknya."

Isak tangis itu tak kuasa kami bendung, Mas Erry yang nampak cuek nampak tak 
kuasa menahan air matanya, Mas tarmin meninggalkan tempat karena sudah menangis 
sejak mendengar penuturan Icha yang polos. Rika, istri saya sudah bercucuran 
air mata sejak tadi. Mbak meidy tidak lagi bisa membendung. 

Seolah kami melihat wajah seorang anak yang sholehah yang merelakan ginjalnya 
untuk Sang Ayah. "Ya Alloh Ya robb, air mata kami adalah air mata cinta 
untuknya, limpahkanlah kebahagiaan dalam hidup Fani.."

©  Segala puji bagi Alloh  yang telah memerintah kami untuk bersyukur dan 
berbuat baik kepada ibu dan bapak dan  berwasiat agar kami menyayangi mereka 
berdua sebagaimana mereka telah mendidik kami sewaktu kecil.   

© Ya Alloh  sayangilah kedua orang tua kami. Ampunilah, rahmatilah dan 
ridhoilah mereka.  

Wassalam,
agussyafii
+++++++

Tulisan ini dibuat dalam rangka sosialisasi "Cinta Ananda" Terima
kasih atas berkenannya berpartisipasi maupun memberikan dukungannya, silahkan 
kunjungi kami di http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12 431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke