Fyi, because you have right to know, don't you?
Salam
HMNA

----- Original Message ----- 
From: Nanang Heriyanto 
To: hangouti...@yahoogroups.com ; traxmagaz...@yahoogroups.com ; Forum Lintas 
Milis 
Sent: Saturday, March 20, 2010 03:48
Subject: Aneh & Lucu: Lapangan Kerja Mode Baru: Alim Tualeka Ancam Gugat 
Demokrat

      Aneh & Lucu
      Sekaligus memprihatinkan, krn menunjukkan watak premanisme & jiwa koruptor
      Nanti kalau sdh dipenuhi keinginannya, yakni dapat uang, paling2 gugatan 
dicabut dan akan berakrab2 lagi dg yg digugat, sambil liat kesempatan, kapan & 
bagaimana ya orang2 ini bisa diperas lagi..
      Tapi biarlah... namanya saja... Buaya makan Buaya
      _____________________
      From: Indra Priangkasa <indrap...@yahoo.com>
      Subject: heheee.. Lapangan Kerja Model Baru?: Alim Tualeka Ancam Gugat 
Demokrat
      Date: Thursday, March 18, 2010, 1:33 PM

            wah ini aneh... orang mendaftarkan diri untuk jadi kepala daerah, 
begitu tidak mendapat rekomendasi dari partai dimana dia mendaftar, maka dia 
minta ganti rugi uang atau kompensasi lain.
            kalau tidak akan mengancam lewat media massa atau menggugat ke 
pengadilan dengan harapan mendapat uang atau kompensasi dalam bentuk lain, 
karena partai yang bersangkutan takut tercemar atau tidak mau direpotkan 
            Ini namanya lapangan pekerjaan baru
            patut ditiru ya heheheheeeeeeeeeeeeeeeeeeee

            ***************
            Dari: Kompak Group <kompakgr...@yahoo.co.id>
            Judul: Demokrat Jatim, Bukalah Dialog!!! : Basa Alim Tualeka Ancam 
Gugat Demokrat
            Tanggal: Kamis, 25 Februari, 2010, 7:42 PM

            Harusnya partai Demokrat Jatim, tidak menutup dialog dg pak Alim 
Tualeka
            apalagi pak Alim adalah ketua Pembina organisasi generasi muda 
partai Demokrat Jawa Timur, yakni Angkatan Muda Demokrat Indonesia (AMDI)

            Sebab harus dipahami, bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pak Alim 
untuk proses penjaringan Calon Walikota Surabaya sudah cukup banyak. hal ini 
bisa dilihat dari betapa sudah merakyat nama pak alim di surabaya, dengan 
banyaknya baliho, poster, spanduk, brosur Obasa (Basa Alim Tualeka - calon 
Wakil Walikota Surabaya)

            Maka kami mendukung langkah pak alim yang akan terus menggugat 
petinggi Partai Demokrat Jawa Timur, yang telah salah langkah dalam proses 
penjaringan calon walikota surabaya. Agar persoalan ini diketahui dengan benar 
oleh DPP partai demokrat.

            Sebenarnya persoalannya mudah saja, Partai Demokrat Jatim harus 
mendengarkan pak alim yang juga tokoh baru yang langsung terkenal di surabaya, 
karena kampanye beliau yang bagus. Sebagai sesama kader partai demokrat 
tentunya pak alim tidak akan benar2 menyeret para pengurus partai demokrat di 
pengadilan, hanya karena Partai Demokrat jatim berkoalisi dengan Golkar Jatim 
yang personelnya ditetapkan sebagai wakil walikota mendampingi Arif Afandi yang 
merupakan calon walikota dari partai Demokrat. 

            Kuncinya adalah dialog. dengan dialog tentu ditemukan solusi. 
Karena sebagaimana dalam pemberitaan koran yang sama pada hari sebelumnya 
pernah disampaikan oleh pak Alim, bahwa biaya yang dikeluarkannya sudah cukup 
banyak. Sehingga menurut beliau biaya itu harus diganti dan ditambah dengan 
biaya ganti rugi karena besarnya kemungkinan pak alim akan terpilih jika 
rekomendasi itu diberikan kepada pak alim. Jadi bukan karena apriori pada 
partai Golkar sebagaimana isu2 miring dari petinggi Partai demokrat jatim.

            Sebab pak Alim juga pernah mengajukan diri melalui Partai Golkar 
sebagai Wakil Walikota Ambon, juga pernah mencalonkan sebagai Wakil Gubernur 
maluku beberapa saat yg lalu dari Partai Golkar. dan tidak terjadi masalah, 
meski rekomendasi dari Partai Golkar akhirnya diberikan kepada orang lain. Tapi 
semua diselesaikan dengan bijak dimana akhirnya diberikanlah kompensasi atas 
biaya dan kerugian kepada pak Alim, sebab sudah banyak biaya yang dikeluarkan 
saat itu untuk membuat spanduk, baliho, poster aupun pembuatan iklan disejumlah 
media massa. Dan kompensasi waktu itu juga menghitung kemungkinan kerugian jika 
pak Alim terpilih karena dengan langkah2nya yg jitu, namanya sudah sangat 
populer di masyarakat Ambon waktu itu.

            Untuk itu agar para petinggi Demokrat Jatim, harus bijak, dan mau 
membuka pintu dialog dengan pak alim, apalagi beliau adalah sesama kader partai 
demokrat. jangan hanya terus berdiam diri dan membuat cemar nama partai dengan 
keributan dan opini negatif yang tidak perlu. Kalau tidak ada kompensasi 
kerugian materiil maupun immateriil, maka para pengacara pak Alim akan siap 
menyeret para oknum petinggi partai demokrat  ke pengadilan (ingat ini oknum, 
bukan partai). dan siap2 saja para oknum itu berhadapan di pengadilan

            Jika tidak segera diselesaikan dengan cara kekeluargaan dengan 
memberikan kompensasi yang memadai, sehingga membuat opini yang mencemarkan 
nama partai, maka itu adalah kesalahan oknum2 petinggi Demokrat dijatim. Dan 
tentunya harus ada tindakan tegas dari DPP Partai Demokrat Jatim pada oknum2 
petinggi Demokrat jatim

            *******************
            From: adinan...@ymail.com <adinan...@ymail.com>
            Subject: Basa Alim Tualeka dan Abimanyu Ancam Gugat Demokrat

            Harian Jawa Pos
            http://www.jawapos. com/metropolis/ index.php? 
act=detail&nid=118338 

            Basa Alim Tualeka dan Abimanyu Ancam Gugat Demokrat 
            Rekomendasi Arif Masih Picu Polemik 

            SURABAYA - Rekomendasi DPP Partai Demokrat untuk Arif Afandi 
sebagai calon Walikota Surabaya kembali memicu konflik. Dua pendaftar cawali 
Demokrat, yakni Basa Alim Tualeka dan Abimanyu, merasa diperlakukan tidak adil. 
Sebab, rekomendasi itu terbit ketika penjaringan masih berlangsung. 

            Basa Alim Tualeka Pria yang memperkenalkan namanya sebagai Obasa 
(pelesetan dari Barrack Obama, Red) itu menyebut Partai Demokrat membohongi 
publik. "Jujur, saya selaku peserta yang ikut mendaftar merasa tertipu," 
urainya. Obasa kemudian mendasarkan pernyataannya pada rekomendasi DPP pada 30 
Januari lalu atau dua hari setelah pendaftaran cawali Demokrat ditutup. "Ini 
berarti, sejak awal tidak ada niat untuk melakukan pendaftaran, " urainya. 
Apalagi, kemudian muncul indikasi sangat kuat adanya koalisi dengan Partai 
Golkar. Itu dibuktikan dengan kedatangan Ketua DPD Partai Golkar Jatim Martono 
ke Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Ibnu Hajar. 

            "Kami minta rekomendasi dan rencana koalisi tersebut dibatalkan, 
dicabut, atau ditarik kembali. Sebab, mekanisme penjaringan belum selesai," 
katanya. Tak tanggung-tanggung, Obasa bahkan menyiapkan pengacara untuk 
memproses hal itu. "Bila tidak dikabulkan, siap-siap saja berhadapan di 
pengadilan," ancam pria yang juga menjabat sebagai ketua pembina DPD AMDI  
(Angkatan Muda Demokrat Indonesia) Jatim itu.

            Ambimanyu, salah satu ketua tim pemenangan SBY-JK dalam Pilpres 
2004, sependapat dengan Obasa. Jika rekomendasi untuk Arif sudah keluar, 
menurut Abimanyu, penjaringan cawali adalah pembohongan publik. Abimanyu bahkan 
yakin jika rekomendasi untuk Arif belum seratus persen turun. Untuk itu, 
Abimanyu ngotot menjalin komunikasi intensif dengan Ketua Umum Partai Demokrat 
Hadi Utomo. Abimanyu menegaskan, dirinya tetap akan mengikuti tahap penjaringan 
dan berpasangan dengan penyanyi Maia Estianty. "Kami akan terus perjuangkan, " 
tegasnya. (ano/nur/oni) 
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke