http://www.bangkapos.com/breakingnews/read/5547.html
Cuaca Buruk, Harga Sembako di Jateng Naik edisi: 12/Feb/2009 05:16 wib | sumber: BANGKA POS / kompas.com SEMARANG, BANGKA POS -- Gara-gara cuaca buruk dan terjadinya bencana alam seperti banjir membuat berbagai harga dari berbagai jenis kebutuhan pokok seperti sayur-mayur dan beras di Kota Semarang dan Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, naik tajam. "Ini akibat pasokan terlambat dan cuaca buruk, barang akhirnya jadi langka," ucap Tuminem (58), pedagang kebutuhan pokok di Pasar Bulu, Kota Semarang, Rabu (11/2). Menurut Suminem, kenaikan harga terus terjadi secara bertahap. "Terakhir kal i naik, hari Minggu lalu," ucap pedagang yang telah berjualan di Pasar Bulu sejak 1976 ini. Di Pasar Bulu, kenaikan harga tertinggi terdapat pada komoditas seperti bawang merah yang harganya naik dari Rp 6.000Rp 7.000 menjadi Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram (kg), harga cabai rawit merah dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per kg, dan harga cabai keriting merah dari Rp 15.000 menjadi Rp 20.000 per kg. Selain itu, harga sayur-mayur juga naik. Harga kubis dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 per kg, wortel naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 6.000 per kg, harga kentang dari Rp 5.000 menjadi Rp 6.000 per kg, dan buncis dari Rp 2.000 menjadi Rp 4.000 per kg. Atmanegara (21), pedagang sayur-mayur lainnya, mengeluhkan kondisi ini karena membuatnya merugi. Di Pasar Kendal, Kabupaten Kendal, harga bawang merah naik dari Rp 6.000 menjadi Rp 10.000 per kg, cabai rawit merah dari Rp 14.000 menjadi Rp 16.000 per kg, dan cabai rawit hijau dari Rp 14.000 menjadi Rp 18.000 per kg. Adapun harga sayur-mayur naik antara Rp 500 hingga Rp 2.000 per kg. Suparli (34), pedagang sayuran dan kebutuhan pokok di Pasar Kendal, mengatakan, kenaikan harga ini terus terjadi sejak musim hujan dimulai. Di kedua pasar tersebut, harga beras juga naik, seperti beras C4 dari Rp 5.000 menjadi Rp 5.500 dan beras menthik wangi dari Rp 5.800 menjadi Rp 6.000. Akibat kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut, konsumen mengurangi kuantitas pembeliannya. Paijah (60), salah satu pembeli di Pasar Bulu, mengakui, tidak menambah anggaran belanjaan meskipun harga naik. "Walaupun harganya naik saya tetap beli kentang Rp 1.000. Bedanya, biasanya dapat banyak, sekarang jadi berkurang," katanya.(*) [Non-text portions of this message have been removed]