wanita afghan ? baca dikit deh blognya mas augustin weng ini (avgustin.netkalo gak salah). atau beli bukunya langsung. cuman asik aja nih, baca milis, ada penulisnya langsung. bikin jadi pengen jalan jalan, ndilalah buntutnya sudah kok sudah ada, piye iki ... piye iki ... :)) hahahha
---------- Forwarded message ---------- From: Agustinus Wibowo <augustw...@yahoo.com.cn> Date: 2010/6/22 Subject: [indobackpacker] Re: Resensi Buku Selimut Debu oleh Agustinus Wibowo To: indobackpac...@yahoogroups.com Teman-teman IBP-ers semua, Mohon maaf jika email balasan ini terlambat. Saya sudah mengirim balasan sebelumnya, tetapi entah kenapa, email saya hilang begitu saja ditelan oleh yahoo groups. Mungkin ada yang salah ya dengan sistemnya, Mbak Ambar? Terima kasih banyak Mbak Ambar yang sudah menulis resensi yang begitu indah untuk buku Selimut Debu. Terima kasih yang tak terhingga juga kepada dukungan teman-teman. Semoga buku ini juga bisa membawa manfaat kepada para pembaca. Afghanistan, bagi saya, berada di tempat yang begitu istimewa. Saya pertama kali mengunjungi negeri ini ketika Taliban baru saja pergi. Kala itu, dengan semangat backpacker hardcore, saya melakukan perjalanan dari peshawar sampai bamiyan. Sama sekali buta tentang afghanistan, nol besar. Tak ada peta, nyaris tak ada informasi sama sekali. Info saya cuma 3 lembar hasil download dari internet. Tak tahu apa bedanya dari, pashto, hazara, dll. Bagi backpacker macam saya waktu itu, yg penting petualangannya. Eksotismenya. Afghanistan adalah negeri eksotis, siapa yang tak bangga ada visa afghanistan di paspornya? Tetapi kunjungan pertama itu membuat mata saya terbuka akan realita betapa indahnya negeri itu. Ada semacam magnet yang menarik saya untuk kembali ke sana. Kesempatan itu datang pada tahun 2006, ketika saya dalam perjalanan ke barat menuju afrika selatan (yang sampai sekarang masih belum kesampaian) dan saya berkeliling afghanistan 4 bulan dengan mengandalkan kendaraan umum dan hitchhiking. Kisah inilah yang tertuang dalam buku Selimut Debu. Di sini saya belajar untuk melihat Afghanistan dari sisi yang lebih dalam lagi. Eksotisme menjadi kata absurd. Bagaimana kita bisa lagi mengatakan sebuah kultur yang begitu berbeda dengan kita sebagai eksotis? mereka bukanlah makhluk berbeda yang menjadi tontonan. Mereka adalah juga manusia yang punya sejarah, mimpi, tragedi, kebahagiaan, kesedihan, dan sebagainya. Perjalanan yang dilakukan dalam selimut debu memang cuma memakan waktu 4 bulan, tetapi untuk penulisannya butuh 2 tahun, diperkaya oleh kunjungan saya ketiga kalinya di afghanistan, yang langsung nonstop selama 2.5 tahun bekerja sebagai fotojurnalis dan penulis. Mengenai masalah burqa dan perempuan, kita juga bisa meniliknya dari berbagai sudut. Afghanistan, pada tahun 1970an adalah negeri di mana kaum perempuan bebas bekerja dan bepergian. Mode busana kota kabul tahun itu tak berbeda dengan jakarta di tahun yang sama. Waktu itu burqa malah sangat langka di afghanistan. Justru setelah serangan rusia, dan disambung perang berkepanjangan, perempuan afghanistan malah semakin tertutup. Ini karena burqa menjadi bagian dari identitas yang digunakan untuk mempersatukan berbagai faksi afgahnistan untuk bangkit melawan penjajah, pembeda antara kita dan mereka. Sekarang, dengan keadaan afghanistan sekarang yang masih hancur lebur karena perang dan mayoritas orang tidak berpendidikan, burqa memberi rasa aman. Tetapi, rasa aman itu tetap muncul dari ketakutan, dari ketidakamanan sebuah negeri perang. Selama kontak saya dengan perempuan afghan, utamanya di kabul, saya juga melihat betapa kaum perempuan di sana pun sama seperti di mana pun. Gadis-gadis gemar bersolek, membanding2kan gelang, anting2. Teman sekantor pagi-pagi langsung buka facebook, browsing foto2 lelaki afghan yang tampan, lalu berkirim email dan chatting lewat yahoo mesengger. Stop, sampai di sana saja pemberontakan-nya. Ia tak sampai kopdar. Teman kantor yang lain menangis tersedu-sedu karena kehilangan kesempatan ikut training di india, gara-gara orangtuanya bersikukuh tidak mengizinkannya berangkat kalau tidak ditemani mahram. Mahram adalah kerabat laki-laki yang menemani perempuan yang bepergian, sehingga perempuan tidak pergi seorang diri. Tetapi kantor juga bersikukuh berprinsip tidak mau membayari biaya perjalanan mahram, karena laki-laki ini juga tidak ikut pelatihan sama sekali, cuma jalan-jalan gratis saja. Masih segar pula dalam ingatan ketika dua penyanyi perempuan afghan dijatuhi fatwa mati gara-gara ikut kontes afghan star (semacam indonesian idol), sampai melarikan diri dan mengungsi. Mungkin kalau berminat untuk melihat lebih dekat tentang sisi lain Afghanistan, teman-teman bisa menonton film dokumenter ini: http://www.allyoulike.com/?p=40549 Tetnang jalan-jalan di Afghanistan, dulu saya merekomendasikan orang untuk berbackpacking di afghanistan, tetapi sekarang saya bilang, jangan dulu. Keadaan afghanistan sudah tidak seaman waktu saya ke sana pertama kali (tahun 2001-2003 itu waktu paling aman), bahkan sudah tidak sama lagi dengan waktu saya menulis selimut debu. Kalau dulu saya adalah backpacker nekad yang tak peduli dengan keselamatan orang lain, tetapi sekarang saya sadar, kenekadan saya bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga tuan rumah, orang-orang sekitar saya, negara afghanistan, dan negara saya sendiri. Terlalu egois rasanya jika melibatkan mereka semua. Saya pun sudah mengalami berbagai kejadian menyeramkan, mulai dirampok, nyaris diculik, dilecehkan, dipukuli, dan seterusnya, yang menimbulkan trauma. Tetapi jika memang ada kesempatan itu, jangan sia-siakan. Afghanistan tetap negeri terindah yang pernah saya lihat, khususnya di daerah utara yang lebih aman dan bersahabat. Mengenai Pakistan, dulu memang Pakistan lebih aman daripada Afghanistan, tetapi sekarang situasi di Pakistan lebih tidak terduga. Afghanistan, memang berbahaya, tetapi kita sudah tahu dan bisa memprediksi daerah mana yang bakal terjadi apa-apa. Tetapi, pakistan, lebih susah ditebak. Bahkan tempat yang dulunya surga turis dan backpacker macam swat dan nwfp pun sekarang jadi sarang taliban. Daerah hunza masih tetap aman karena penduduknya ismaili, tetapi gilgit lumayan risky juga karena konflik etnis. Perlu terus diupdate juga bagaimana situasi banjir yg melanda karakoram highway, tetapi masih ada kok turis yang ke sana. Untuk buku panduan, memang lonely planet afghanistan sudah terbit tahun 2007, tetapi saya belum pernah memakai buku itu untuk jalan-jalan. Saya punya bukunya, hibah dari teman. Isinya memang lebih banyak ditujukan untuk kaum ekspat. Malah banyak jargon-jargon ala organisasi internasional yang saya dulunya nggak tahu, malah dapat ilmunya dari lonely planet. Buku panduan terbaik tetap punya nancy dupree itu, ditulis tahun 70an dan masih menarik untuk dipakai. Benar-benar buku panduan yang timeless. Untuk pakistan, juga ada lonely planet ya. Saya dulu pernah punya, edisi yang tahun 90an, hehehe, waktu ke pakistan tahun 2003 dan 2005 nyaris useless sama sekali, kecuali untuk peta wilayah. Di pakistan saya secara umum gak pakai buku panduan sama sekali, dan kayaknya memang tidak terlalu perlu, asal punya sedikit gambaran saja tentang negara itu. Kebetulan saya bisa bahasa urdu, jadi bisa tanya-tanya. Tetapi ini juga nggak terlalu perlu karena mayoritas penduduk pakistan bisa bhs inggris. Mohon maaf balasan ini terlalu panjang lebar. Moga-moga nggak bosen membacanya. Dan moga-moga juga, tulisan selimut debu bisa menginspirasi teman-teman sesama backpacker untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi. Backpacker indonesia juga bisa kok seperti backpacker dari negara2 lain. Salam hangat Agustinus wibowo ------------------------------------ Indonesian Backpacker Community visit our website at http://www.indobackpacker.com Silakan membuka arsip milis http://groups.yahoo.com/group/indobackpacker/ untuk melihat bahasan dan informasi yang anda butuhkan. No SPAMMING or forwarding unrelated messages. Silakan beriklan sesuai tema backpacking di hari JUMAT. Sebelum membalas email, mohon potong bagian yang tidak perlu dan kutip bagian yang perlu saja. Milis Indobackpacker menerima ATTACHMENT baik gambar ataupun photo, tetapi mohon indahkan tentang hak cipta dan ukuran file. Cara mengatur keanggotaan di milis ini : Mengirim email ke grup : indobackpac...@yahoogroups.com (moderasi penuh) Mengirim email kepada para Moderator/Owner: indobackpacker-ow...@yahoogroups.com Satu email perhari: indobackpacker-dig...@yahoogroups.com No-email/web only: indobackpacker-nom...@yahoogroups.com Berhenti dari milist kirim email kosong : indobackpacker-unsubscr...@yahoogroups.com Bergabung kembali ke milist kirim email kosong : indobackpacker-subscr...@yahoogroups.com Yahoo! Groups Links -- salam, Ari [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/