Guru Sejahtera & Profesional mengantar Masa depan Bangsa

Oleh :Prof. Dr.Achmad Mubarok, MA

Disampaikan dalam Seminar Pendidikan yang diselenggarakan oleh Kelompok 
KerjaPengawasPendidikan Kandepag Jakarta Barat, Rabu 28 Januari 2009

Pendahuluan

       Pendidikan bukan hanya transfer ilmu pengetahuan, tetapi justeru 
transfer kebudayaan. Transfer pengetahuan atau pengajaran hanya bisa melahirkan 
orang pintar, tetapi belum tentu berbudaya. Kepintaran yang dimiliki oleh orang 
yang tidak berbudaya atau berbudaya rendah bisa menjadi ancaman bagi kehidupan 
manusia. Budaya adalah konsep, gagasan dan ide yang dianut oleh masyarakat 
dalam waktu lama dimana konsep dan gagasan itu memandu tingkah laku mereka 
dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Membudayakan manusia adalah memasukkan 
konsep dan gagasan agar dianut. Jika konsep berubah maka perilaku akan berubah. 
Pergantian orang tanpa perubahan konsep tidak akan mengubah perilaku.

        Nah memasukkan konsep dan gagasan adalah pekerjaan pendidikan. Jadi 
pendidikan adalah kegiatan membudayakan manusia. Dalam perspektip ini maka guru 
menjadi sangat penting. Guru yang berbudaya tinggi akan efektip membudayakan 
manusia, sedangkan guru yang berbudaya rendah tidak akan efektip dalam 
membangun manusia yang berbudaya. 

Konsep Peradaban.

        Kebudayaan yang bersifat kota disebut peradaban. Kota mengandung arti 
modern, praktis, dan efektip,sementara desa mengandung konotasi 
tradisionil,berliku yang oleh karena itu lambat. Nabi Muhammad s.a.w. membangun 
peradaban manusia dengan konsep al Madinah al Munawwarah, dari kata tamaddun 
dan nur. Madinah artinya kota yang penghuninya memiliki kebudayaan yang tinggi. 
Al munawwarah artinya yang disinari. Jadi konsep al madinah al munawwarah 
adalah masyarakat yang berkebudayaan tinggi yang disinari oleh wahyu. 

         Setiaphari dalam semua aspek kehidupannya,Nabi adalah guru, bukan 
hanya pengajar. Pengajar mengajarkan ilmu pengetahuan. Ukuran keberhasilan 
pengajar adalah jika murid yang diajar mengerti akan ilmu yang diajarkan. 
Tingkatan pengertian murid dapat diukur dengan nilai ujian . Guru mentrasfer 
perilaku kepada murid. Ukuran keberhasilan seorang guru adalah jika muridnya 
berperilaku seperti yang dicontohkan oleh guru.oleh karena itu guru yang 
berkualitas adalah yang bisa di gugu dan bisa ditiru oleh muridnya.




Proses Berlangsungnya Pendidikan

      Dalam ilmuKomunikasi dikenal istilah komunikasi intra personal. Seorang 
murid dalam menerima informasi dari gurunya melalui tahap-tahap sebagai berikut;
a.    penerimaan stimulus informasi,disebut sensasi
b.    pengolahan informasi, menjadi persepsi
c.    penyimpanan informasi di dalam memori, dan
d.    menghasilkan kembali informasi, melalui proses berfikir.

      Jadi proses komunikasi intra personal itu meliputi sensasi, persepsi, 
memori dan berfikir. 

Tingkatan berfikir

      Ada empat tingkatan berfikir, yaitu :

a.    melamun
b.    Berfikir
c.    Tafakkur
d.    Tadabbur

Penarik Perhatian

Tidak semua yang berharga menarik perhatian, terkadang yang tidak berharga jika 
disajikan dengan benar bisa lebih menarik dibanding sesuatu yang berharga. 
Seorang guru harus bisa menarik perhatrian.Jika guru tidak menarik perhatian 
maka efektifitas pendidikannya rendah. Ada empat faktor penarik perhatian

a.    Prinsip gerakan. Gagasan harus dinamis,yang statis tidak menarik. Sesuatu 
yang kecil yang bergerak lebih menarik dibanding sesuatu yang besar yang diam.
b.    Prinsip kebaruan. Terkadang barang lama tapi dengan kemasan baru sudah 
cukupmenarik. Metode harus selalu diperbaharui.
c.    Prinsip Kontras. Guru harus bisa lebih menonjol, suaranya lebih keras, 
kursinya lebih tinggi, penampilannya paling rapih.
d.    Prinsip perulangan. Sesuatu yang semula tidak menarik jika diulang-ulang 
bisa menjadi menarik.

Membangun Perilaku

         Dari penelitian psikologi diketahui bahwa 83 % perilakumanusia 
dipengaruhioleh apa yang dilihat, 11 % oleh apa yang di dengar dan 6 % sisanya 
oleh berbagai stimulus. Jadi nasehat guru atau orang tua hanya memiliki 
efektifitas 11 %, nah contoh teladan yang diberikan oleh orang tua dan guru 
memiliki tingkat efektifitas 83 %.


Tiga Pilar Masyarakat Bermartabat

       Masyarakat bermartabat adalah mereka yang dalamkehidupannya  menganut 
kebudayaan dan etika. Pilar masyarakat beretika adalah (a) hormat kepada orang 
tua,(b) hormat kepada guru,dan(c) hormat kepada pemimpin.  Jika dalam suatu 
masyarakat pemimpin tidaklagi dihormati (seperti sekarang)maka guru pun di demo 
olehmuridnya, dan nanti pada gilirannya orang tua juga tidak dihormati oleh 
anaknya. Kehormatan itu melekat pada diri setiap piorang. Orang yang terhormat 
tetap terhormat meski tidak dihormati. Kehormatan guru adalah mana kala 
hidupnya mencerminkan apa yang selama ini diajarkan kepada murid-muridnya. Guru 
yang terhormat tetap terhormat meski digaji kecil. Guru adalah guru,bukan 
sekedar instrumen pendidikan.

Guru Profesional

      Masyarakat kota (peradaban modern) mengenal istilah profesional,dan guru 
juga dimasukkan sebagai profesi. Menurut standard Bank Dunia, ciri profesional 
ada tiga;

a.    Bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya
b.    Keahliannya menyebabkan ia menjadi rujukan dalam decision meaking sistem.
c.    Waktunya untukbekerja membawa implikasi  nilai keuangan

      Jadi guru yang profesional adalah guru lulusan sekolah guru atau fakultas 
pendidikan, yang diakui keahliannya oleh publik sehingga selalu menjadi rujukan 
setiapkali ada kasus2 yang berhubungan denganpendidikan. Karena dua hal itulah 
maka guru itu digaji dengan standard gaji profesional sesuai dengan 
golongannya. (Bandingkan gaji guru di Malaysia dengan di Indonesia).

Konsep Sejahtera
          Mungkinkah dari pekerjaan sebagai guru hidupnya sejahtera ? Standard 
sejahtera itu berbeda-beda,ada ukuran kalori, ukuran derajat kesehatan, dan ada 
ukuran psikologis. Ketika tahun 1965 saya menjadiguru SD dengan gaji yang 
sangat minim (di kampung) saya merasa hidup saya sejahtera, tetapi ketika 
awalmula menjadi guru pada golongan IIIA  (di Jakarta)  justeru merasa tidak 
sejahtera. Hidup sejahtera adalah ukuran terpenuhinya standar hidup minimal 
disertai apresiasi dalam sistem sosial dimana ia hidup. Sosok guru Omar Bakry 
itu orang miskin tetapi ia masuk golongan sejahtera.  Apresiasi sosial 
berhubungan dengan integritas guru, sistem pendidikan guru dan sistem birokrasi 
pemerintah. Sekarang guru belum didukung oleh sistempendidikan guru, sistem 
sosial dan sistem birokrasi, sehingga guru bergeser perannya dari guru menjadi 
instrumen pendidikan. Akibatbya banyakguru merasa hidupnya tidaksejahtera. Jika 
guru merasa tidak sejahtera maka
 produktifitas pendidikannya rendah. Dampaknya terasa berupa demoralisasi 
masyarakat pendidikan, guru,orang tua dan murid.


Menggapai Masyarakat Cerdas dan Makmur

Konsep masyarakat makmur bisa diambildarihadis addunya bustanun, tuzuyyinat 
bikhamsati asyyaa. Jadi pilar masyarakat makmur ada lima atau enam, yaitu
a.    derngan ilmunya ulama, yaitu konstitusinya, peraturannya,strukturnya dan 
sistemnya  harus ilmiah
b.    dengan keadilan umara,maksudnya pemerintah harus menjalankan peranturan 
secara benar
c.    dengan kontribusi orang kaya, yakni berlakunya sistim sosial bahwa di 
dalam harta si kaya ada hak orang miskin. Wafi amwalihim haqqun lissaili wal 
mahrum.
d.    Dengan kejujuran pengusaha, yakni trust harus terbangun melalui 
pengawasan yang ketat dari umara.
e.    Dengan doa orang miskin, yakni orang miskin tidak dendamkepada orang 
kaya, tetapi malah mendoakan mereka.
f.    Dengan disiplipara pekerja.

      Menegakkan enam pilar ini syaratnya harus ada kepemimpinan(Umara) yang 
kuat atau sistem (budaya) yang kuat . Guru berada dalam posisi pahlawan 
takdikenal. Perannya penting tetapi sering terlupakan. Tetapi tidak ada 
kebenaran yang hilang.Pada akhirnya guru yang dedikatip akan memperoleh 
apresiasi hingga ke anak cucunya.

Guru Madrasah

       Madrasah merupakan sistem pendidikan yang sudah tua di Indonesia, tetapi 
kurang bisa mengikuti dinamika zaman, karena warisan psikologis periode 
penjajahan dimana ulama melakukan konfrontasi budaya dengan Belanda yang 
mewakili budaya modern. Dibutuhkan kesadaran yang kuat untyuk kembali 
mengangkat mutiara-mutuara pendidikan madrasah dari lumpur modernisasi dan 
globalisasi Insyaaaaloh kita bisa asal mau bekerja sama karena hanya dengan 
bersama kita bisa.

Wallohu almuwaffiq ila aqwam al thoriq.

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii



      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke