http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/06/tgl/06/time/143226/idnews/951668/idkanal/10
 

06/06/2008 14:32 WIB 

Ketua MUI Cholil Ridwan:  Umat Islam Wajib Bela FPI
Gagah Wijoseno - detikcom

 Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Ridwan menyatakan Front Pembela 
Islam (FPI) harus dibela. Menurut dia, ormas Islam yang identik dengan 
kekerasan itu adalah pembela Islam yang nyata-nyata menegakkan syariat agama.

"Kita umat Islam wajib membela FPI. Kalau ada orang Islam sekarang masih bisa 
tidur nyenyak sementara FPI dizalimi, maka perlu ditanyakan dia mukmin atau 
tidak," kata Cholil dalam Tabligh Akbar bertajuk 'Umat Islam Bersatu', di 
Masjid Al-Azhar Jl Sisingamaraja, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2008). 

"Kalau ustad hanya bisa ngomong, FPI sudah memberikan karya nyata. Sekarang FPI 
dizalimi, mau dibubarkan," lanjut dia. 

Dalam khotbahnya, Cholil sempat mengkritik pengacara ternama Adnan Buyung 
Nasution dan Todung Lubis Mulya yang justru membela para obligor BLBI yang 
merampok uang rakyat.

"Adnan Buyung harus bertobat, karena pernah mengusulkan pembubaran MUI. Padahal 
MUI adalah representasi umat Islam dan ulama adalah penerus para nabi. Mari 
Kita doakan supaya Adnan Buyung bertobat dan kembali ke jalan yang benar," 
katanya dalam ceramah.

"Kenapa kita tidak membela pembela Islam. FPI adalah penegak amar ma'ruf nahi 
munkar," ujar pria yang juga pimpinan Pondok Pesantren Husnayain.

Reaksi tokoh-tokoh seperti Gus Dur, Amien Rais dan Ichlasul Amal yang pro 
Ahmadiyah juga dipertanyakan Cholil. Menurut dia Ahmadiyah merupakan aliran 
agama yang menyesatkan. 

"Harusnya mereka bertanya pada diri mereka sendiri. Saya ini masih punya iman 
atau tidak. Kalau punya iman, kenapa masih bela Ahmadiyah. Padahal seluruh 
dunia sudah menyatakan sesat," pungkasnya. 
( ptr / aba ) 

Baca juga: 

  a.. Ngabalin: Lebih Lama Munarman Keluar, Lebih Bagus!
  b.. Anggota DPR Jenguk Habib Rizieq
  c.. Polisi Siap Dipraperadilankan Habib Rizieq Cs
  d.. Polri: Tak Ada Perwira Tinggi Sembunyikan Munarman


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke