[wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA

2010-01-06 Terurut Topik ma_suryawan
Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi 
yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang 
menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya.

Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi
tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan
al-'Ansi karena klaim kenabiannya:

Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han
meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak
orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai
orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman
diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana
dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia
hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI
tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad,
hal. 560)

Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya
menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya
TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w.

Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian
Aswad dan klaim kemampuan sihirnya.

Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh
atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya.

Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika 
kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah 
Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi 
Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam
Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan
adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri
dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu
yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam
yang baru lahir tumbuh berkembang.

Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang
kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad
DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman
BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560).

Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan
menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa
mengganggu tatanan  persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh
berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh
dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah
berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh
istrinya sendiri.

Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW 
yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai 
nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal 
para kyai/mullah/ulama.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman 
mnur.abdurrah...@... wrote:

###
 HMNA:
 RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman 
 untuk menyusun  kekuatan  menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz 
 bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di  Yaman,  berkeliling  
 menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz  bin  Jabal  
 menghubungi Ad-Dailimi  dan  Dazwah  dengan memperlihatkan  surat  Rasulullah 
  SAW.  Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. 
 
 Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . 
 Nabi  palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan 
 kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna  
 MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat  nabi  palsu  Aswad  Al-Insi setelah 
 menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad  berperan sebagai nabi palsu berkuasa 
 di Yaman selama kurang lebih  empat  bulan  lamanya. Sementara itu di Madinah 
 RasuluLlah SAW telah  mengetahui  peristiwa  tersebut  dari  Allah pada malam 
 nabi palsu itu dipenggal oleh Fairuz.
 Al-Insi  telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga 
 yang diberkati. kata Rasulullah.
 Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat.
 Fairuz Fairuz. jawab Rasulullah SAW. 
 
 Jadi tidak benar pernyataan MAS yang mengatakan Tidak ada dalam ajaran dan 
 agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam 
 untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang 
 akhi Ismail Sutopo sebut itu sama sekali bukan kreasi tipikal para 
 kyai/mullah/ulama, melainkan itu adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW yang 
 mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman ntuk menumpas nabi 
 palsu Aswad Al-Insi pada tahun 11 H/632M.
 




Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA

2010-01-06 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas.
Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan 
persatuan umat muslim terganggu. 
Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam.

Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap 
bermusuhan.
Di situ ada beberapa indikasi:
- Wakil Rasulullah di Yaman diusir
- Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya.

Demikian pendapat saya. 
Wallahua'lamu bi showab
Ary

  - Original Message - 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA



  Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi 
yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang 
menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya.

  Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi
  tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan
  al-'Ansi karena klaim kenabiannya:

  Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han
  meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak
  orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai
  orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman
  diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana
  dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia
  hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI
  tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad,
  hal. 560)

  Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya
  menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya
  TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w.

  Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian
  Aswad dan klaim kemampuan sihirnya.

  Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh
  atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya.

  Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika 
kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah 
Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi 
Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam
  Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan
  adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri
  dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu
  yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam
  yang baru lahir tumbuh berkembang.

  Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang
  kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad
  DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman
  BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560).

  Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan
  menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa
  mengganggu tatanan  persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh
  berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh
  dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah
  berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh
  istrinya sendiri.

  Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad 
SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim 
sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi 
tipikal para kyai/mullah/ulama.

  Salam,
  MAS

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman 
mnur.abdurrah...@... wrote:

  
###
   HMNA:
   RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman 
untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin 
Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi 
orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan 
Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat 
gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. 
   
   Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz 
. Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan 
kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna 
MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah 
menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di 
Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu di Madinah 
RasuluLlah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam nabi 
palsu itu dipenggal oleh Fairuz.
   Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga 
yang diberkati. kata Rasulullah.
   Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat

Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA

2010-01-06 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Saya angkat dari bawah:
MAS mencibir para kyai/mullah/ulama:
Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW 
yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai 
nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal 
para kyai/mullah/ulama.
##
HMNA:
Tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk 
menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi, itu tipikal propaganda 
misionaris agama Ahmadiyah Qadiyan.
Karena MAS mencibir para kyai/mullah/ulama, maka saya bayar dengan adil cibir 
lawan cibir dengan cibiran: tipikal propaganda misionaris agama Ahmadiyah 
Qadiyan.
Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: The case is closed, 
and no more monkey busness from MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina 
sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru 
rRahiym.


- Original Message - 
From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 06, 2010 23:29
Subject: Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA

Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas.
Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan 
persatuan umat muslim terganggu. 
Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam.

Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap 
bermusuhan.
Di situ ada beberapa indikasi:
- Wakil Rasulullah di Yaman diusir
- Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya.

Demikian pendapat saya. 
Wallahua'lamu bi showab
Ary

  - Original Message - 
  From: ma_suryawan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA



  Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi 
yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang 
menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya.

  Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi
  tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan
  al-'Ansi karena klaim kenabiannya:

  Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han
  meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak
  orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai
  orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman
  diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana
  dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia
  hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI
  tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad,
  hal. 560)

  Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya
  menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya
  TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w.

  Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian
  Aswad dan klaim kemampuan sihirnya.

  Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh
  atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya.

  Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika 
kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah 
Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi 
Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam
  Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan
  adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri
  dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu
  yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam
  yang baru lahir tumbuh berkembang.

  Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang
  kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad
  DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman
  BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560).

  Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan
  menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa
  mengganggu tatanan  persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh
  berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh
  dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah
  berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh
  istrinya sendiri.

  Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad 
SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim 
sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi 
tipikal para kyai/mullah/ulama