[wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: ### HMNA: RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu di Madinah RasuluLlah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam nabi palsu itu dipenggal oleh Fairuz. Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati. kata Rasulullah. Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat. Fairuz Fairuz. jawab Rasulullah SAW. Jadi tidak benar pernyataan MAS yang mengatakan Tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang akhi Ismail Sutopo sebut itu sama sekali bukan kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama, melainkan itu adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW yang mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman ntuk menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi pada tahun 11 H/632M.
Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas. Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan persatuan umat muslim terganggu. Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap bermusuhan. Di situ ada beberapa indikasi: - Wakil Rasulullah di Yaman diusir - Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya. Demikian pendapat saya. Wallahua'lamu bi showab Ary - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: ### HMNA: RasuluLlah SAW mengamanahkan kepada Wabar bin Yuhannis Al-Asadi ke Yaman untuk menyusun kekuatan menumpas nabi palsu Aswad Al-Insi, sementara Muaz bin Jabal yang ketika itu sedang bertugas di Yaman, berkeliling menghubungi orang-orang untuk mengumpul kekuatan. Muaz bin Jabal menghubungi Ad-Dailimi dan Dazwah dengan memperlihatkan surat Rasulullah SAW. Kedua Emir itu sangat gembira menerima amanah dari Rasulullah SAW. Akhirnya secara dramatis kepala nabi palsu itu dapat dipenggal oleh Fairuz . Nabi palsu ini dapat dibunuh pada tahun 11 H/632M, dan kepalanya dilemparkan kebawah pada waktu subuh sementara suara azan sampai pada lafaz Asyhadu anna MuhammadarRasulullah. Tamatlah riwayat nabi palsu Aswad Al-Insi setelah menda'wakan dirinya sebagai nabi. Aswad berperan sebagai nabi palsu berkuasa di Yaman selama kurang lebih empat bulan lamanya. Sementara itu di Madinah RasuluLlah SAW telah mengetahui peristiwa tersebut dari Allah pada malam nabi palsu itu dipenggal oleh Fairuz. Al-Insi telah dibunuh malam tadi oleh lelaki yang diberkati dari keluarga yang diberkati. kata Rasulullah. Siapa itu wahai Rasululllah? tanya sahabat
Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA
Saya angkat dari bawah: MAS mencibir para kyai/mullah/ulama: Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama. ## HMNA: Tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi, itu tipikal propaganda misionaris agama Ahmadiyah Qadiyan. Karena MAS mencibir para kyai/mullah/ulama, maka saya bayar dengan adil cibir lawan cibir dengan cibiran: tipikal propaganda misionaris agama Ahmadiyah Qadiyan. Demi suasana ketenangan dalam milis ini, saya tetapkan: The case is closed, and no more monkey busness from MAS, nohetto !!! A'uwzdu biLlahimina sysyaythaani rrajiym, aquwlu qawliy hadza, wastaghfirhu innahu huwa lGhafuwru rRahiym. - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 23:29 Subject: Re: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Sebetulnya Pak Haekal IMHO juga kurang pas. Tidaklah mungkin Rasulullah menumpahkan darah hanya karena ketakutan akan persatuan umat muslim terganggu. Itu bukan alasan yang haq. Nilai nyawa manusia itu sangat tinggi dalam Islam. Rasulullah menumpas Aswad jelas karena Aswad memberontak/invasi/bersikap bermusuhan. Di situ ada beberapa indikasi: - Wakil Rasulullah di Yaman diusir - Invasi ke Najran, membunuh penguasa di situ, mengawini istrinya. Demikian pendapat saya. Wallahua'lamu bi showab Ary - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 06, 2010 8:18 PM Subject: [wanita-muslimah] Kisah Al-'Ansi dan HMNA Tidak jelas darimana sumber cerita yang ditulis oleh HMNA di bawah ini. Tapi yang jelas, kisahya tidak menunjukkan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh orang menghentikan Aswad karena klaim kenabiannya. Ulama (ilmuwan) sekaliber Haekal, pendapatnya mengenai Aswad al-'Ansi tidak mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menghentikan al-'Ansi karena klaim kenabiannya: Adapun Aswad al-'Ansi - penguasa Yaman sesudah Bad-han meninggal - orang ini mendakwakan sebagai ahli sihir dan mengajak orang dengan sembunyi-sembunyi. Karena sudah merasa dirinya sebagai orang penting di daerah selatan, wakil Muhammad yang di Yaman diusirnya, dan dia pergi lagi ke Najran, anak Bad-han di sana dibunuhnya, isterinya dikawini dan singgasana diwarisinya. Ia hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan itu. Tapi BAHAYA INI tidak banyak mempengaruhi pikiran Muhammad. (Sejarah Hidup Muhammad, hal. 560) Anda perhatikan kalimat Tapi bahaya ini - maksudnya adalah bahaya menyebarkan pengaruh klaim kenabiannya dan klaim kemampuan sihirnya TIDAK banyak mempengaruhi pikiran Nabi s.a.w. Jelasnya, Nabi Muhammad s.a.w. tidak ambil pusing soal klaim kenabian Aswad dan klaim kemampuan sihirnya. Jadi, Nabi Muhammad s.a.w. TIDAK PERNAH memerintahkan atau menyuruh atau memerangi Aswad al-'Ansi karena KLAIM kenabiannya. Soal menyuruh mengepung atau membunuh Aswad cs, adalah soal lain lagi. Jika kita baca baik-baik tulisan Haekal secara menyeluruh (Baik dalam buku Sejarah Hidup Muhammad atau buku Abu Bakr As-Siddiq Sebuah Biografi dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi), dapat ditemukan bahwa yang beliau s.a.w. kuatirkan adalah persatuan dan tatanan Jemaat Islam yang baru lahir yg terdiri dari banyak kabilah Arab bisa terganggu dengan kehadiran 3 orang itu yang beresiko memecah-belah tatanan Islami dan persatuan Jemaat Islam yang baru lahir tumbuh berkembang. Karena kekuatiran itu, Nabi s.a.w. kemudian hanya mengutus orang kepada pejabat-pejabat di Yaman dengan perintah supaya Aswad DIKEPUNG ATAU DIBUNUH. Sekali lagi kaum Muslimin di Yaman BERHASIL MEMAKSA Aswad,... (sejarah Hidup Muhammad, hal. 560). Jadi, yang dimaksud perintah Nabi s.a.w. itu adalah mengepung dan menangkap Aswad untuk meredam aksi politik tiraninya di Yaman yg bisa mengganggu tatanan persatuan masyarakat Islam yg baru lahir tumbuh berkembang, sehingga kalau ia melawan dengan pasukannya, maka boleh dibunuh, dan hasilnya Aswad menyerah kepada kaum Muslim yg telah berhasil MEMAKSA Aswad untuk menyerah, dan akhirnya Aswad dibunuh oleh istrinya sendiri. Jadi, tidak ada dalam ajaran dan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang namanya amanah Islam untuk menumpas orang-orang yang mengklaim sebagai nabi. Dan amanah yang Anda dan Ismail Sutopo sebut itu adalah kreasi tipikal para kyai/mullah/ulama