Assalamualaikum
Warohmatullohi Wabarokatuh



Bissmillahirrohmaanirrohiim





Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. QS. 
At-Taubah
(9) : 105.

MENDAHULUKAN YANG
DAHULU DALAM MELAYANI

Termasuk
sikap adil dan insaf ; hendaknya seorang pegawai tidak mengahirkan orang yang
duluan dari orang-orang yang berurusan, atau mendahulukan orang yang
belakangan. Akan tetapi ia mendahulukan berdasarkan urusan yang terdahulu.
Dalam hal yang seperti ini memudahkan pegawai dan orang-orang yang berurusan. 









Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. 
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. QS. Al-Maaidah (5) : 8.

Telah datang dalam sunnah Rasulullah apa yang menunjukkan atas itu. Dari Abu
Hurairah, ia berkata, “Ketika Nabi di suatu majelis berbicara kepada
orang-orang, datanglah seorang Arab badui lantas berkata. ‘Kapan terjadinya
Kiamat? Rasulullah terus berbicara, sebagian orang berkata, ‘Beliau mendengar
apa yang dikatakannya dan beliau membencinya’, sebagian lain mengatakan,
‘Bahkan ia tidak mendengar’, sehingga tatkala beliau menyelesaikan
pembicaraannya beliau berkata, ‘Mana orang yang bertanya tentang hari Kiamat?’
Ia berkata, ‘Ini aku wahai Rasulullah’, Rasul bersaba, ‘Apabila amanah telah
disia-siakan maka tunggulah hari Kiamat’. Ia bertanya lagi, ‘Bagaimana
menyia-nyiakannya?’ Beliau menjawab, ‘Apabila diserahkan urusan kepada yang
bukan ahlinya maka tunggulah hari Kiamat” [Diriwayatkan Al-Bukhari]

Hadits ini menunjukkan bahwasanya Rasulullah tidak menjawab si penanya tentang
hari Kiamat melainkan setelah ia selesai berbicara kepada orang-orang yang
telah mendahuluinya. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam uraiannya, “Disimpulkan
darinya memberi pelajaran berdasarkan yang duluan, dan begitu juga dalam 
fatwa-fatwa,
urusan pemerintahan dan lain sebagainya”.

Dan disebutkan dalam biografi Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari di
kitab Lisanul Mizan karangan Al-Hafizh Ibnu Hajar, “Dan Ibnu Asakir
mengeluarkan dari jalan Abu Ma’bad Utsman bin Ahmad Ad-Dainuri ia berkata, ‘Aku
menghadiri majelis Muhammad bin Jarir dan hadir juga menteri Al-Fadhal bin
Ja’far bin Al-Furat, dan dia telah didahului oleh seseorang. Maka berkata
Ath-Thabari kepada orang tersebut, ‘Tidakkah engkau ingin membaca?’ Maka ia
menunjuk kepada si menteri. Maka Ath-Thabari berkata, ‘Apabila giliran untukmu
maka janganlah engkau terganggu oleh Dajlah (nama sungai) atau Efrat
(Al-Furat)’. Aku katakan, “Dan ini sebagian dari keunikan dan kemahiran
bahasanya serta tidak tertariknya ia pada anak-anak dunia”.

HARUS MEMILIKI SIFAT IFFAH (MENJAGA KEHORMATAN) DAN BERSIH DARI MENERIMA
SOGOKAN DAN HADIAH.



Setiap
pegawai wajib menjadi seorang yang menjaga kehormatan dirinya, berjiwa mulia
dan kaya hati. Jauh dari memakan harta-harta manusia dengan batil, dari apa-apa
yang diberikan kepadanya berupa suap walau dinamakan dengan hadiah. Karena
apabila dia mengambil harta manusia dengan tanpa hak berarti ia memakannya
dengan batil, dan memakan harta dengan cara batil merupakan salah satu sebab
tidak dikabulkannya do’a. 



Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil
dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. QS. 
Al-Baqarah (2) : 42.







































Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu……. QS. 
An-Nisaa (4) : 29.

Muslim meriwayatkan di dalam
shahihnya (1015) dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah telah bersabda,

“Sesungguhnya yang pertama busuk dari manusia adalah perutnya, maka
barangsiapa yang sanggup untuk tidak memakan melainkan yang baik maka
lakukanlah, dan barangsiapa yang bisa untuk tidak dihalangi antara dia dan
surga walau dengan segenggam darah yang ditumpahkannya maka lakukanlah”

Dan yang juga diriwayatkannya (2083) dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.

“Sungguh akan datang pada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak
peduli dengan cara apa dia mengambil harta, apakah dari yang halal atau dari
yang haram”.

Menurut orang-orang yang mengambil harta tanpa peduli ini ; bahwasanya yang
halal adalah yang berada di tangan dan yang haram adalah yang tidak sampai ke
tangan. Adapun yang halal dalam Islam adalah apa yang telah dihalalkan oleh
Allah dan Rasul-Nya dan yang haram adalah yang telah diharamkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.

Telah datang dalam sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
hadits-hadits yang menunjukkan dilarangnya aparat pekerja dan pegawai mengambil
sesuatu dari harta walaupun dinamakan hadiah, diantaranya hadits Abi Sa’id
Hamid As-Saidi, ia berkata.

“Artinya : Rasulullah mempekerjakan seseorang dari suku Al-Asad, namanya
Ibnul Latbiyyah untuk mengumpulkan zakat, maka tatkala ia telah kembali ia
berkata, ‘Ini untuk engkau dan ini untukku dihadiahkan untukku’. Ia (Abu Hamid)
berkata, ‘Maka Rasulullah berdiri di atas mimbar, lalu memuja dan memuji Allah
dan bersabda, ‘Kenapa petugas yang aku utus lalu ia mengatakan, ‘Ini adalah
untuk kalian dan ini dihadiahkan untukku?! Kenapa dia tidak duduk di rumah
bapaknya atau rumah ibunya sehingga dia melihat apakah dihadiahkan kepadanya
atau tidak?! Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya! Tidaklah seorangpun
dari kalian menerima sesuatu darinya melainkan ia datang pada hari Kiamat sambil
membawanya di atas lehernya onta yang bersuara, atau sapi yang melenguh atau
kambing yang mengembik’, kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sampai kami
melihat putih kedua ketiaknya, kemudian bersabda dua kali, ‘Ya Allah, apakah
aku telah menyampaikan?” [Diriwayatkan Al-Bukhari 7174 dan Muslim 1832
dan ini adalah lafazhnya]

Dan di dalam shahih Bukhari (3073) dan shahih Muslim (1831) –dan dengan
lafazhnya- dari Abu Hurairah, ia berkata.

“Artinya : Rasulullah berbicara kepada kami pada suatu hari, maka beliau
menyebutkan Ghulul [1] dan beliau menganggapnya
perkara yang besar, kemudian ia berkata, ‘Aku akan temui salah seorang kalian
yang datang pada hari Kiamat di atas lehernya ada onta yang bersuara, ia
berkata, ‘Hai Rasulullah, tolonglah aku’, maka aku (Rasulullah) mengatakan,
‘Aku tidak mampu berbuat apa-apa untukmu sedikitpun, sungguh aku telah
menyampaikan kepadamu’, Aku tidak temui salah seorang dari kalian datang pada
hari Kiamat dengan kuda di atas pundaknya yang memiliki hamhamah (suara), lantas
ia berkata, ‘Hai Rasulullah! Bantulah aku’, maka aku berkata, ‘Aku tidak bisa
membantu sedikitpun, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu’, Aku tidak
dapatkan salah seorang darimu datang pada hari Kiamat dengan kambing yang
mengembik diatas pundaknya seraya berkata, ‘Hai Rasulullah! Tolonglah aku’,
Maka aku menjawab, ‘Aku tidak mampu berbuat apa-apa untukmu, aku telah
menyampaikan kepadamu’, Aku akan dapatkan salah seorang dari kalian datang pada
hari Kiamat dengan membawa jiwa yang menjerit, lantas ia berkata, ‘Hai
Rasulullah! Tolonglah aku’, Maka aku berkata, ‘Aku tidak memiliki apa-apa
untukmu, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu’, Aku akan mendapatkan salah
seorang dari kalian datang pada hari Kiamat dengan pakaian diatas pundaknya ada
shamit (emas dan perak), lalu ia berkata, ‘Hai Rasulullah! Tolonglah aku’, maka
aku akan menjawab, ‘Aku tidak memiliki apa-apa untukmu, sungguh aku telah
menyampaikan kepadamu”.

Riqa di dalam hadits ini maksudnya adalah pakaian dan shamit adalah emas dan
perak.

Diantaranya hadits Abu Hamid As-Sa’di, bahwasanya Rasulullah bersabda.

“Artinya : hadiah-hadiah para pekerja adalah ghulul (khianat)”.

Diriwyatkan oleh Ahmad (23601) dan lainnya, dan lihat takhrijnya di kitab Irwa
Al-Ghalil oleh Al-Albani (2622), dan ini semakna dengan hadits yang telah lalu
dalam kisah Ibnu Al-Latbiyyah.

Diantaranya hadits Adi bin Umairah, ia berkata, “Aku mendengar bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Barangsiapa diantara kalian yang kami pekerjakan atas suatu
pekerjaan, lalu ia menyembunyikan dari kami satu jarum atau yang lebih kecil,
maka dia adalah ghulul dan ia akan datang dengannya pada hari Kiamat” 
[Dikeluarkan
oleh Muslim]

Diantaranya hadits Buraidah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau 
bersabda.

“Artinya : Barangsiapa yang kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, lalu
kami memberinya bagian, maka apa yang diambilnya setelah itu adalah perbuatan
khianat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad shahih, dan
dishahihkan oleh Al-Albani]

Dan dalam biografi Iyadh bin Ghanam dari kitab Shifatush Shafwah oleh
Ibnul Jauzi (1/277), ketika itu ia sebagai gubernur Himsh dalam pemerintahan
Umar, bahwasanya ia berkata kepada sebagian kerabatnya dalam sebuah kisah yang
panjang, ‘Demi Allah! Jika aku digergaji lebih aku sukai daripada aku
berkhianat seperak uang atau aku melampaui batas!”.

Aku memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar membimbing setiap pegawai dan
pekerja dari kaum muslimin untuk menunaikan pekerjaannya sesuai dengan yang
diridhai Allah Tabaraka wa Ta’ala, dan ia mendapatkan pahala serta akhir yang
terpuji di dunia dan akhirat.

Dan semoga Allah bershalawat dan salam serta memberikati hamba-Nya dan
rasul-Nya, nabi kita Muhammad dan atas keluarga serta shahabat-shahabatnya.

[Disalin dari kitab Kaifa Yuaddi
Al-Muwazhzhaf Al-Amanah, Penulis Syaikh Abdul Muhsin bin Hamad Al-Abad,
Penerjemah Agustimar Putra, Penerbit Darul Falah, Jakarta 2006]

__________

Foote Note

[1].
Al-Ghulul maksudnya perbuatan curang dan yang dimaksud hadits ini adalah 
mengmbil
ghanimah (rampasan perang) dengan sembunyi-sembunyi sebelum dibagikan (pen).





Wassalamualaikum
Wr Wb



http://www.4shared.com/dir/27529881/e13c4f1d/Mujiarto_Karuk.html

Bagi
saudara saudaraku yang menginginkan kumpulan Khutbah Jum’at setahun, sebagai
bahan baik bacaan bagi yang ingin belajar khutbah jum’at, dipersilahkan dan
semoga berkenan berkunjung pada alamat url tersebut diatas kami juga sangat
berterimakasih bila saudara berkenan mendownload file yang kami sediakan dan
membagikan kembali kepada saudara kita yang membutuhkan, semoga bermanfaat, dan
semoga menambah sebagai amal jariah bagi kita semua. Aamiin Yarobbal Alamiin


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke