[wanita-muslimah] Mati Syahid dan Pemahaman Imporan

2009-10-28 Terurut Topik Kinantaka
Mati Syahid dan Pemahaman Imporan

21 Oktober 2009 16:00:20

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri



Kesukaan meniru atau ‘mengimpor’ sesuatu dari luar negeri mungkin sudah
menjadi bawaan setiap bangsa dari negeri berkembang; bukan khas bangsa kita
saja. Pokoknya asal datang dari luar negeri. Seolah-olah semua yang dari
luar negeri pasti hebat. Tapi barangkali karena terlalu lama dijajah, bangsa
kita rasanya memang keterlaluan bila meniru dari bangsa luar.



Sering hanya asal meniru; taklid buta, tanpa mempertimbangkan lebih jauh,
termasuk kepatutannya dengan diri sendiri. Ingat, saat orang kita meniru
mode pakaian, misalnya. Tidak peduli tubuh kerempeng atau gendut, pendek
atau jangkung; semuanya memakai rok span atau celana cutbrai, meniru bintang
atau peragawati luar negeri.


Pada waktu pak Harto dan orde barunya ingin membangun ekonomi, sepertinya
juga asal meniru negara maju; tanpa melihat jatidiri bangsa ini sendiri yang
pancasilais (Padahal waktu itu ada yang namanya P4). Maka, meski tanpa
‘kapital’, selama lebih 30 tahun negeri kita seperti negeri kapitalis dan
akibatnya, bangsa kita pun bahkan sampai sekarang sulit untuk tidak disebut
bangsa yang materialistis.


Nah, ketika ada tren baru dari luar negeri yang berkaitan dengan keagamaan
pun banyak diantara kita yang taklid buta. Kalau taklid soal mode,
madzhabnya Amerika dan Eropa; soal tari dan nyanyi banyak yang berkiblat ke
India; maka dalam tren keagamaan ini, agaknya banyak yang bertaklid kepada
madzhab Timur Tengah, Iran, atau Afghanistan.


Seperti pentaklidan tren baru dari luar negeri yang selalu dimulai dari kota
dan baru kemudian menjalar ke desa-desa, demikian pula tren yang berkaitan
dengan keagamaan ini. Seperti takjubnya sementara orang kota terhadap tren
mode dari luar negeri --atau takjubnya sementara orang desa terhadap tren
mode dari kota-- dan langsung mengikutinya, orang-orang Islam kota atau
mereka yang punya persinggungan dengan luar negeri, agaknya juga banyak yang
demikian. Mereka melihat dan takjub melihat keberagamaan yang dari luar
negeri yang sama sekali lain dengan yang selama ini dianut orang-orang tua
mereka disini. Maka, seperti halnya orang-orang yang mengikuti mode baru
dari luar negeri, mereka ini pun bangga dengan model keberagamaan baru
mereka. Termasuk kecenderungan merendahkan orang yang tidak mengikuti ‘tren
baru’ mereka itu.


Karena taklid buta, karena asal meniru tanpa mempertimbangkan lebih jauh,
sering kali lucu dan sekaligus memprihatinkan. Ambil contoh misalnya soal
jihad. Ada beberapa orang yang hanya melihat perjuangan bangsa Palestina dan
Afghanistan, misalnya, yang berjihad --seperti kita dulu ketika melawan
kolonialis Belanda-- dengan segala cara; termasuk mengorbankan nyawa
sendiri. Lalu mereka ikutan melawan musuhnya Palestina dan Afghanistan di
sini dengan cara yang sama. Mereka lupa bahwa jihad seperti yang dilakukan
dan diajarkan Rasulullah SAW ada aturan dan etikanya.


Orang Palestina yang melakukan bom bunuh diri untuk melawan kolonialis
Israel, bila terbunuh bisa disebut syahid. Dalam hadis riwayat imam Ahmad
dari Sa’ied Ibn Zaid, disebutkan bahwa orang yang terbunuh membela haknya
atau keluarganya atau agamanya, adalah syahid. Orang yang mati syahid ,
seperti disebutkan dalam beberapa hadis, berhak mendapatkan enam anugerah:
1. Diampuni dosanya sejak tetes darahnya yang pertama; 2. Bisa melihat
tempatnya di sorga; 3. Dihiasi dengan perhiasan iman; 4. Dikawinkan dengan
bidadari; 5. Dijauhkan dari siksa kubur; 6. Dan aman dari kengerian Yaumil
Faza’il akbar .


Tapi orang yang melakukan bom bunuh diri di Indonsia yang tidak sedang
berperang melawan siapa-siapa dan mayoritas penduduknya beragama Islam,
jelas namanya bunuh diri biasa yang dilarang oleh Allah SWT, ditambah
tindakan kriminalitas luar biasa: membuat kerusakan. Banyak sekali ayat
Al-Quran yang menunjukkan dilarangnya berbuat kerusakan di muka bumi. Dalam
perang melawan orang-orang kafir sekali pun, ada batasan-batasannya;
misalnya tidak boleh membunuh perempuan dan anak-anak, merusak lingkungan,
dsb.


Allah berfirman: “Walaa taqtuluu anfusakum..” (Q. 4. An-Nisaa: 29). “Dan
janganlah kamu membunuh dirimu..” Menurut para mufassir, larangan membunuh
diri ini termasuk juga membunuh orang lain; karena membunuh orang lain
termasuk membunuh diri sendiri, sebab umat merupakan satu kesatuan. Larangan
ini sangat jelas sekali. Orang yang membunuh dirinya sendiri dan sekaligus
orang-orang lain yang tidak berdosa, jelas sangat jauh untuk dapat disebut
syahid? Sungguh keterlaluan mereka yang mencekokkan doktrin yang jelas-jelas
bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Apalagi hanya
karena taklid buta terhadap tren dari luar negeri . Dan sungguh naïf mereka
yang –mengaku umat Muhammad-- dengan mudah terpikat hanya oleh iming-iming
bidadari, hingga mengabaikan akal sehat dan tega menghancurkan nilai agung
kemanusiaan yang ditegakkan Rasulullah SAW.


Wallahu a’lam.



KH. A. Mustofa Bisri, Pengajar di Pondok Pesantren Taman 

[wanita-muslimah] Mati Syahid

2009-01-13 Terurut Topik muhamad agus syafii
Mati Syahid

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok mA


Keutamaan orang mati syahid disebut al Qur¢an disejajarkan dengan para Nabi, 
shiddiqin dan orang saleh seperti yang disebut dalam ayat berikut:

Barang siapa yang mentaati Alloh dan Rasul Nya, mereka itu akan bersama-sama 
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para 
shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka 
itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q/4:69).

Semboyan yang terkenal pada perjuangan fisik kemerdekaan RI  limapuluh tujuh 
tahun yang lalu adalah Merdeka atau Mati. Sementara itu di lingkungan pejuang 
santri - Hizbullah - slogan  yang dikumandangkan adalah ¡isy kariman aw mut 
syahidan, Hidup lah sebagai orang terhormat atau Mati sebagai syahid. 

Bagi orang yang ingin tetap hidup, mati adalah sesuatu yang menakutkan, tetapi 
bagi orang yang mengutamakan makna hidup, mati tidak harus menakutkan, 
tergantung bagaimanna caranya mati. Orang kafir takut mati karena tidak tahu 
apa yang ada di balik kematian, seperti ketakutan seseorang pada kegelapan , 
sedangkan orang yanng memiliki motif mati syahid justeru merindukan kematian 
syahadah, karena terangnya keadaan di balik kematian, yakni kebahagiaan ukhrawi 
yang diyakini pasti lebih baik dibanding dunia dengan segala isinya.  

Term syahid dalam berbagai kata bentukannya disebut al Qur¢an sebanyak 160 
kali, tetapi hampir semuanya mengandung makna kesaksian, al hudur ma¢a al 
musyyahadah, baik yang berkenaan dengan Tuhan maupun yang berkenaan dengan 
manusia.  Term syahadah - syuhada yang berkenaan dengan mati hanya terdapat 
dalam surat an Nisa 69 di mana dinyatakan bahwa orang yang mati syahid kelak 
akan dikumpulkan bersama para Nabi , shiddiqin dan orang-orang saleh. 

Dari perbandingan itulah maka para mufassir kebanyakan berpendapat bahwa  
kesyahidan bukan hanya diperoleh melalui peperangan dan gugur melawan orang 
kafir.  Imam al Fakhr ar Razi dalam Tafsir al Kabir misalnya  menekankan bahwa 
orang yang mati syahid adalah orang yang mati dalam rangka kesaksiaannya atas 
kebenaran Islam.  Dalam bahasa Arab,  STTB atau ijazah juga disebut sebagai 
syahadah, karena lembaran kertas itu memberikan kesaksiaan atas tingkatan 
keilmuaan pemiliknya.

Terlepas dari perbedaan pandangan kesyahidan,  tradisi Islam hinga kini tetap  
memuliakan kesyahidan. Imam Khumaini dalam Yad nama-yi Ustad-i Syahid  Murtadla 
Muthahhari misalnya mengatakan bahwa  Islam tumbuh melalui pengorbanan dan 
kesyahidan putera-putera tercintanya. Sejak pertama diwahyukan hingga kini, 
Islam selalu diwarnai syahadah dan heroisme.

Psikologi  tidak mampu mengurai secara memadai adanya motif syahadah. Dalam 
teori Psikoanalisa misalnya dikenal adanya motif kematian, thanatos, tetapi 
syahadah sangat berbeda dengan thanatos. Instink thanatos bersifat agressif 
tetapi destruktif, sedangkan motiv syahadah meskipun juga agressif tetapi 
postif dan konstruktif, karena motiv syahadah berdiri di atas nilai-nilai 
mulia, yaitu menghancurkan kebatilan dan menegakkan kebenaran, sementara 
thanatos bekerja hanya untuk memuaskan  motiv individualnya.

Kuatnya motiv mati  syahid atau syahadah adalah karena kuatnya keyakinan atas 
apa yang akan diperoleh di alam akhirat, yang diyakini lebih baik dari apa yang 
dimilikinya di dunia.  Al Qur¢an memberikan dorongaan yang sangat kuat untuk 
memperoleh peringkat syahadah dengan menyatakan bahwa orang yang gugur syahid 
di jalan Alloh sebenarnya tidak mati, tetapi tetap hidup (Q/2:154, Q/3:169), 
dan tetap memperoleh rizki dari Alloh (Q/Q/22:58, Q/3:169). Kepada mereka 
dijanjikan bahwa amal mereka tidak sia-sia (Q/47:4), diampuni dosanya 
(Q/3:195), memperoleh pahala besar (Q/4:74) dan masuk sorga (Q/9:111, Q/3:195). 

Sebuah hadis Nabi mengisahkan bahwa seusai peperangan, orang ribut menyebut 
seorang prajurit   gagah berani yang telah gugur, dan mereka mengatakan ia 
pasti gugur sebagai syahid. Tetapi Nabi ternyata mengatakan tidak, dan setelah 
diteliti, dibalik baju prajurit yang gugur itu terdapat perhiasan emas. Rupanya 
prajurit itu sangat berani bukan untuk mencari ridla Alloh, tetapi berusaha 
memperoleh harta secara tidak fair. Wallohu a`lamu bissawab.

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii





  

[Non-text portions of this message have been removed]




===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:

[wanita-muslimah] MATI SYAHID VS BOM = Perempuan Pelaku Bom Syahid di Palestina dan Afghanistan

2007-06-03 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
 membunuh  dirinya hukumnya adalah HARAM
jika timbul dari motivasi FRUSTRASI atau PUTUS  ASA atau niat-niat buruk
lainnya sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih  Bukhori:  Dari Jundab
bin Janadah radhiyallahu 'anhu. Berkata: Rasulullah  SAW bersabda: Dulu,ada
seorang lelaki yang mengalami luka dan dia putus asa  dengan luka yang
dideritanya, kemudian dia mengambil pisau dan mengeratkan  pada tangannya
sehingga darahnya tak berhenti mengalir sampai ia menemui  ajalnya. Allah
berfirman: Hamba-Ku telah mengabaikan Aku dengan membunuh  diri-Nya,
diharamkan syurga baginya.

Demikian juga apabila perang itu  kosong dari maksud syari'at sebagaimana
diriwayatkan dalam Bukhari Muslim  (Dari Abu Hurairah r.a : Barang siapa
terjun dari gunung kemudian membunuh  dirinya maka dia dalam neraka jahannam,
kekal selama-lamanya, dan barangsiapa  meminum racun sedangkan racun itu di
tangannya kemudian membunuh diri, maka  dia tempatnya di neraka, kekal
selama-lamanya. Dan barangsiapa membunuh  dirinya dengan besi, dan besi itu
di tangannya-yaitu menusukkannya-  ke  perutnya sendiri, maka tempatnya
adalah neraka jahannam, ia kekal di  dalamnya, selama-lamanya.

Dan membunuh nyawa itu, sekalipun seekor  binatang melata, pelakunya akan
dikutuk  jika pembunuhan itu sama sekali  tidak didasari oleh tujuan-tujuan
dan maksud syari'at, sebagaimana disebutkan  dalam sebuah hadits:  Allah
melaknat seseorang yang membunuh binatang melata  tanpa tujuan yang jelas.

Akan tetapi jika jelas tujuan dan maksud  syar'atnya, dan dengan sebab-sebab
yang shahih, maka hal seperti itu memiliki  tempat dalam syari'at bahkan
diperintahkan oleh Allah SWT. Allah telah  memerintahkan sebagian kaum
Muslimin untuk membunuh diri mereka sebagai  pernyataan taubat mereka kepada
Allah. Firman Allah :  Dan ingatlah ketika  Musa berkata kepada kaumnya :
Wahai kaumku sesungguhnya kalian telah  menzhalimi diri sendiri dengan
menjadikan anak sapi sebagai sesembahan, maka  BUNUHLAH DIRIMU sendiri, yang
demikian itu adalah lebih baik bagi kalian di  sisi Rabb kalian, maka DIA
mengampuni kalian, sesungguhnya Dia Maha pemberi  taubat dan Maha Penyayang 
( Al-Baqarah: 54).

Sekalipun hal ini  merupakan syari'at bagi ummat sebelum kita dan hukumnya
telah diangkat, akan  tetapi pengangkatan hukum itu tidak berarti hukum
tersebut bathil, bahkan ini  adalah sebagai keringanan dari Allah dan rahmat.
Ini menjelaskan kepada kita  bahwa membunuh jiwa yang pada asalnya adalah
haram, tetapi jika (dalam suatu  kondisi) terdapat kepentingan dan maslahat
dien, maka ini menjadi boleh.  Firman Allah:  Sekiranya kami tetapkan atas
mereka untuk : BUNUHLAH DIRI  KALIAN SENDIRI atau KELUARLAH KALIAN dari
negeri-negeri kalian, maka tidak  ada yang mengerjakannya melainkan
sedikit.. ( An-Nisa 66-68).
(Terjemahan  dari Ats-Tsamratul Jiyaad Fii-Masaa-ili Fiqhil Jihaad. Muallif:
Abu Ibrahim  Al-Mishri)





-  Original Message - 
From: ma_suryawan [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent:  Sunday, June 03, 2007 11:56
Subject: [wanita-muslimah] MATI SYAHID VS BOM  = Perempuan Pelaku Bom Syahid
di Palestina dan  Afghanistan


 Assalamu'alaikum,

 Membunuhi orang  lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri
 adalah BUNUH  DIRI.

 Bunuh diri adalah perbuatan TERLARANG menurut ajaran  Islam. Dalam al-
 Qur'an Karim dinyatakan:

 ...Dan  janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha
 Penyayang  kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan
 melanggar hak  dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke
 dalam neraka ...  (4:30)

 Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an  adalah
 berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini  bahwa
 kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah  sibuk
 mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan  bom
 adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para kyai/mullah/ulama  itu
 sebagai bom syahid? karena mati syahid itu tidak ditempatkan  di
 neraka, tetapi di surga. 


-
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! mempunyai perlindungan terbaik terhadap spam. 
 http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] MATI SYAHID VS BOM = Perempuan Pelaku Bom Syahid di Palestina dan Afghanistan

2007-06-02 Terurut Topik ma_suryawan
Assalamu'alaikum,

Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri 
adalah BUNUH DIRI.

Bunuh diri adalah perbuatan TERLARANG menurut ajaran Islam. Dalam al-
Qur'an Karim dinyatakan:

...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha 
Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan 
melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke 
dalam neraka ... (4:30)

Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah 
berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa 
kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah sibuk 
mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan bom 
adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para kyai/mullah/ulama itu 
sebagai bom syahid? karena mati syahid itu tidak ditempatkan di 
neraka, tetapi di surga.

Sekarang mari kita lihat, apakah kriteria mati syahid itu termasuk 
mati karena (bom) BUNUH DIRI? Ternyata TIDAK! Mati karena bunuh diri 
bukanlah mati syahid. 

Hadhrat Sayyidina Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda:

Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah 
sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya 
terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini 
mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu 
Kuharamkan sorga atasnya. (Riwayat Bukhari, dan Muslim)

Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, 
maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka 
untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh 
diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka 
jahanam untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan alat 
tajam, maka alat tajamnya itu di tangannya akan menusuk dia di 
neraka jahanam untuk selama-lamanya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jelas, dalam ajaran Islam (Al-Qur'an dan Hz. Rasulullah s.a.w.) 
melarang orang melakukan bunuh diri, namun sekarang sungguh ironis 
dan mengerikan karena para kyai/ulama/mullah malah sibuk 
mempropagandakan dan mengajarkan ajaran mereka yang di klaim sebagai 
ajaran slam, yaitu aksi bunuh diri dengan bom dikatakan sebagai aksi 
bom syahid.

Salam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Enam Orang Perempuan Pelaku Bom Syahid di Palestina
 
 Aksi pertama dilakukan oleh Wafa' Idris dari kota Ramallah, 
Perempuan
 Palestina pertama yang melakukan aksi bom syahid di Jerusalem 
Barat yang
 kemudian menewaskan seorang Yahudi dan melukai 120 lainnya. 
Berikutnya Daren
 Abu Aeshah dari Nablus yang telah melakukan aksi bom syahidnya di 
pinggiran
 kota Jerusalem tepatnya di dekat perbatasan Israel Mekabem, 
akibatnya tiga
 aparat polisi khusus Israel terluka. Setelah itu, Ayat el Ahras 
dari kamp
 pengungsi el Duhaesah yang melakukan aksi bom syahid di Jerusalem 
Barat yang
 menewaskan tiga Yahudi dan melukai 70 lainnya. Yang keempat adalah 
Elham el
 Dasuqi yang meledakan dirinya saat serdadu Israel menggrebek 
rumahnya di
 kamp pengungsi Jenin, akibatnya dua komandan serdadu Israel tewas 
dan
 melukai puluhan lainnya. Yang kelima adalah Andaleb Khalel Teqaqah 
yang
 menggunakan baju wanita hamil kemudian meledakkan dirinya dengan 
bom yang
 dibawanya di tengah kota Jerusalem Barat disamping pasar Yahudi 
terbesar di
 Jerusalem Barat yang menewaskan 6 orang Yahudi dan melukai lebih 
dari 95
 Yahudi yang hampir saja menewaskan Walikota Jerusalem, Ihud 
Olmaret dari
 Partai Likud bergaris keras. Yang keenam:
 Sun 12 Oct 2003
 Inside the minds of Islam's suicide bombers
 HANADI Tayssir Jaradat calmly walked into the Maxim restaurant in 
the 
 Israeli city of Haifa with explosives strapped to her waist and 
pressed the 
 detonator. The 29-year-old trainee lawyer killed 19 people, as 
they enjoyed 
 a late lunch on the eve of the Yom Kippur Jewish holiday last 
weekend. But 
 what drove an educated woman with a good career to take her own 
life and 
 that of so many others? Using interviews with the relatives and 
friends of 
 suicide bombers Dr Rona Fields, a fellow of the American 
Psychological 
 Association, has studied the family backgrounds and the state of 
mind of the 
 attackers. In her forthcoming book Martyrdom, Fields writes that 
the 
 attackers are normally from privileged backgrounds and are well 
educated. 
 This makes them confident in their own beliefs. The trigger for 
their 
 behaviour is usually that they have seen the death of a sibling, 
often their 
 eldest brother, for the cause. In Jaradat's case, her brother and 
cousin 
 were killed by Israeli soldiers in June.
 
 Pelaku bom syahid laki-laki selalu dikemukakan dalam berita kerena
 iming-iming 72 bidadari di surga. Itu hanya untuk mengejek para 
pelaku bom
 syahid saja. Padahal terdapat juga pelaku bom syahid perempuan. 
Mengapa
 pelaku bom syahid perempuan itu tidak pernah kedengaran diexpose?
 Selanjutnya silakan dibaca Pelaku Bom Syahid Perempuan di 
Afghanistan di
 

Re: [wanita-muslimah] MATI SYAHID VS BOM = Perempuan Pelaku Bom Syahid di Palestina dan Afghanistan

2007-06-02 Terurut Topik jano ko
 Mas-s:
Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri 
 adalah BUNUH DIRI.



Jani - ki :

Apa hukumnya umat islam yang digenocide / dimusnahkan dengan bom oleh oknum 
manusia - manusia yang tidak bertanggungjawab ?

Selamat siang

--oo0oo--


ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Assalamu'alaikum,
 
 Membunuhi orang lain dengan bom sekaligus membunuh diri sendiri 
 adalah BUNUH DIRI.
 
 Bunuh diri adalah perbuatan TERLARANG menurut ajaran Islam. Dalam al-
 Qur'an Karim dinyatakan:
 
 ...Dan janganlah kamu membunuh dirimu,sesungguhnya Allah Maha 
 Penyayang kepadamu. (4:29) Dan barangsiapa berbuat demikian dengan 
 melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke 
 dalam neraka ... (4:30)
 
 Larangan bunuh diri ini yang dinyatakan dalam al-Qur'an adalah 
 berlaku untuk selama-lamanya, tapi tampak jelas di sini bahwa 
 kyai/mullah/ulama Islam mainstream (HMNA, misalnya) malah sibuk 
 mempropagandakan ajaran kreasi mereka bahwa bunuh diri dengan bom 
 adalah syahid. Kenapa dikatakan oleh para kyai/mullah/ulama itu 
 sebagai bom syahid? karena mati syahid itu tidak ditempatkan di 
 neraka, tetapi di surga.
 
 Sekarang mari kita lihat, apakah kriteria mati syahid itu termasuk 
 mati karena (bom) BUNUH DIRI? Ternyata TIDAK! Mati karena bunuh diri 
 bukanlah mati syahid. 
 
 Hadhrat Sayyidina Muhammad Rasulullah s.a.w. bersabda:
 
 Sebelum kamu, pernah ada seorang laki-laki luka, kemudian marah 
 sambil mengambil sebilah pisau dan di potongnya tangannya, darahnya 
 terus mengalir sehingga dia mati. Maka berkatalah Allah: hambaku ini 
 mau mendahulukan dirinya dari (takdir) Ku. Oleh karena itu 
 Kuharamkan sorga atasnya. (Riwayat Bukhari, dan Muslim)
 
 Barangsiapa menjatuhkan diri dari atas gunung kemudian bunuh diri, 
 maka dia berada di neraka, dia akan menjatuhkan diri ke dalam neraka 
 untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa minum racun kemudian bunuh 
 diri, maka racunnya itu berada di tangannya kemudian minum di neraka 
 jahanam untuk selama-lamanya. Dan barangsiapa bunuh diri dengan alat 
 tajam, maka alat tajamnya itu di tangannya akan menusuk dia di 
 neraka jahanam untuk selama-lamanya. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
 
 Jelas, dalam ajaran Islam (Al-Qur'an dan Hz. Rasulullah s.a.w.) 
 melarang orang melakukan bunuh diri, namun sekarang sungguh ironis 
 dan mengerikan karena para kyai/ulama/mullah malah sibuk 
 mempropagandakan dan mengajarkan ajaran mereka yang di klaim sebagai 
 ajaran slam, yaitu aksi bunuh diri dengan bom dikatakan sebagai aksi 
 bom syahid.
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Enam Orang Perempuan Pelaku Bom Syahid di Palestina
  
  Aksi pertama dilakukan oleh Wafa' Idris dari kota Ramallah, 
 Perempuan
  Palestina pertama yang melakukan aksi bom syahid di Jerusalem 
 Barat yang
  kemudian menewaskan seorang Yahudi dan melukai 120 lainnya. 
 Berikutnya Daren
  Abu Aeshah dari Nablus yang telah melakukan aksi bom syahidnya di 
 pinggiran
  kota Jerusalem tepatnya di dekat perbatasan Israel Mekabem, 
 akibatnya tiga
  aparat polisi khusus Israel terluka. Setelah itu, Ayat el Ahras 
 dari kamp
  pengungsi el Duhaesah yang melakukan aksi bom syahid di Jerusalem 
 Barat yang
  menewaskan tiga Yahudi dan melukai 70 lainnya. Yang keempat adalah 
 Elham el
  Dasuqi yang meledakan dirinya saat serdadu Israel menggrebek 
 rumahnya di
  kamp pengungsi Jenin, akibatnya dua komandan serdadu Israel tewas 
 dan
  melukai puluhan lainnya. Yang kelima adalah Andaleb Khalel Teqaqah 
 yang
  menggunakan baju wanita hamil kemudian meledakkan dirinya dengan 
 bom yang
  dibawanya di tengah kota Jerusalem Barat disamping pasar Yahudi 
 terbesar di
  Jerusalem Barat yang menewaskan 6 orang Yahudi dan melukai lebih 
 dari 95
  Yahudi yang hampir saja menewaskan Walikota Jerusalem, Ihud 
 Olmaret dari
  Partai Likud bergaris keras. Yang keenam:
  Sun 12 Oct 2003
  Inside the minds of Islam's suicide bombers
  HANADI Tayssir Jaradat calmly walked into the Maxim restaurant in 
 the 
  Israeli city of Haifa with explosives strapped to her waist and 
 pressed the 
  detonator. The 29-year-old trainee lawyer killed 19 people, as 
 they enjoyed 
  a late lunch on the eve of the Yom Kippur Jewish holiday last 
 weekend. But 
  what drove an educated woman with a good career to take her own 
 life and 
  that of so many others? Using interviews with the relatives and 
 friends of 
  suicide bombers Dr Rona Fields, a fellow of the American 
 Psychological 
  Association, has studied the family backgrounds and the state of 
 mind of the 
  attackers. In her forthcoming book Martyrdom, Fields writes that 
 the 
  attackers are normally from privileged backgrounds and are well 
 educated. 
  This makes them confident in their own beliefs. The trigger for 
 their 
  behaviour is usually that they have seen the death of a sibling, 
 often their 
  eldest