Memaafkan Bukan Berarti Membiarkan

By: agussyafii

Memaafkan bukan berarti membiarkan melakukan kesalahan yang sama secara terus 
menerus karena bila ada orang melakukan kesalahan ada kecenderungan akan 
melakukan kesalahan itu lagi maka selain kelembutan diperlukan sikap tegas 
untuk mengingatkan agar tidak melakukan kesalahan yang sama.

Contohnya seorang istri yang dipukul oleh suaminya kemudian memaafkan bukan 
berarti membiarkan dirinya dipukuli terus menerus setiap hari. 'Kok dipukulin 
diam saja?' 'Kan saya sudah memaafkan.' Tindakan seperti itu disebut sebagai 
tindakan konyol. Memaafkan hanya cukup dilakukan sekali. jika yang diulangi 
lagi patutlah ada sikap tegas bahwasanya tindakan yang dilakukan memiliki 
sebuah konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan oleh dirinya.

Dengan demikian hati agar tetap jernih, kesehatan dan kebugaran tubuh kita 
menjadi terjaga tidak membiarkan kebencian dan kemarahan  terpendam di dalam 
diri kita. Memaafkan merupakan pembersih dari segala kekotoran di dalam hati 
kita, sebuah perpaduan antara kelembutan dan ketegasan.

Memaafkan bukan berarti membiarkan diri kita terus menerus disakiti adalah 
upaya menjaga harmoni, keseimbangan dan kesetaraan inilah yang menjadikan hidup 
kita penuh kebahagiaan dalam rangka saling menghormati dan saling menyayangi. 
Kesetaraanlah membuat hati kita lapang dan bersih dalam kemuliaan yang 
diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Wassalam,
agussyafii
--- 
Yuk, hadir di Kegiatan 'Amalia Cinta al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 
Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, 
Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke