25.07.2006
   
  Mencari Peluang Damai Di Timur Tengah
   
  Oleh: Martin Fritz dari Bremen
   
  Dalam Komentarnya harian-harian Eropa cendrung meragukan keberhasilan misi 
pemerintahan Olmert untuk melucuti milisi Hizbullah. Kini, NATO diharapkan ikut 
campur tangan.
   
  Ketegangan yang terus memuncak di Timur Tengah masih menguasai tema komentar 
sejumlah harian Eropa. Harian terbitan Jenewa, Tagesanzeiger menurunkan tajuk, 
serangan militer Israel hanya memperkuat posisi Hizbullah di Libanon, dan 
keyataannya kedudukan Hizbullah makin kokoh bahkan di pandangan negara-negara 
Islam. Hizbullah kini menjadi ikon kegagahan di dalam dunia Islam. Dukungan, 
dana dan senjata segar pun mengalir deras ke dalam tubuh Hizbullah. Indonesia 
bahkan memberi sinyal, untuk mengirimkan setidaknya satu Batalyon tentara ke 
Timur Tengah. Entah berapa puluh batalyon milisi yang akan mengiringinya, 
mengingat demikian besarnya penduduk dan kekuatan militer Indonesia. Jelas bila 
hal ini terjadi, pertanda kiamat bagi Israel. Lebih lanjut harian ini menulis:
   
  "Invasi sepihak Israel hanya membenarkan aksi perlawanan bersenjata yang 
selama ini dilancarkan milisi Hizbullah. Dengan alasan melawan tentara 
pendudukan Israel, Hizbullah dapat dengan mudah menemukan pembenaran atas 
kepemilikan senjatanya. Jadi, serangan sepihak itu hanya menutup rapat-rapat 
barisan para penentang Israel di Libanon, Dan setiap bom yang menghancurkan 
bandara, jalan raya, jembatan, stasiun pemancar televisi dan pabrik 
obat-obatan, akan semakin memperkuat hal tersebut. Sementara itu, kemarahan 
kaum kristen Libanon terhadap aksi provokatif Hizbullah yang telah membawa 
negeri itu ke jurang kehancuran, tak lagi terdengar jelas."
   
  Sebaliknya, harian Rusia Kommersant yang terbit di Moskow, lebih 
mengkhawatirkan perang saudara akan kembali menghantui Libanon. Harian ini 
menulis:
   
  "Isu seputar persatuan Libanon dan mitos tentang Hizbullah santer dibicarakan 
hanya pada saat perang sedang berkecamuk. Namun setelah bom-bom tidak lagi 
meledak, setelah tank-tank tidak lagi menyalak, dan ketika ratap tangis 
keluarga korban sudah tak lagi memekakkan telinga, barulah tiba saatnya untuk 
bertanya, siapa yang bertanggung jawab atas semua itu. Akan datang masanya 
ketika sejumlah kelompok melampiaskan semua kesalahan kepada Hizbullah, bahwa 
mereka bukan lagi pahlawan bangsa, melainkan hanya segerombolan teroris yang 
haus darah. Hal tersebut akan kembali menyeret Libanon ke jurang perpecahan 
yang baru. Padahal, bangsa ini baru saja menemukan alasan untuk kembali bersatu 
setelah didera perang saudara selama bertahun-tahun." 
   
  Harian Perancis yang berhaluan kiri, L’ Humanite, menurunkan komentar 
berjudul Konflik Libanon Mengurangi Sorotan Terhadap Masalah Utama Palestina. 
Berikut kutipan komentar tersebut:
   
  "Sebuah jalan keluar dari krisis di Timur Tengah hanya akan ada jika Israel 
menyetujui penugasan tentara internasional di wilayah perbatasan. Langkah itu 
setidaknya dapat menjamin keamanan Israel dan tetangganya di utara. Namun 
pemerintahan Olmert harus pula menyetujui pertukaran tawanan seperti yang 
dikehendaki Hizbullah. Pertanyaan yang menentukan nantinya tetaplah merupakan 
solusi untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Palestina. Sampai saat ini, 
dunia internasional telah terlalu lama menyaksikan waktu yang terbuang dan 
darah yang tumpah dengan sia-sia. Israel tidak akan dapat memenuhi tanggung 
jawabnya tehadap rakyat Palestina, jika Olmert tetap bersikeras mengarahkan 
haluan politik kerasnya ke Damaskus dan sambil lalu menghancurkan Beirut."
   
  Harian Italia, La Stampa secara optimis membahas kemungkinan keterlibatan 
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam menciptakan perdamaian di Libanon:
   
  "NATO memiliki integritas politik yang tinggi dan peluang untuk mengulangi 
apa yang mereka lakukan di Afghanistan, yakni melindungi demokrasi prematur 
milik sebuah negeri dari ancaman kelompok milisi tertentu. Bahaya yang 
dihadirkan Taliban di Afghanistan sama besarnya dengan apa yang dilakukan 
Hizbullah di Libanon. Keduanya merupakan kelompok bersenjata yang rela menempuh 
segala macam cara untuk mencapai ambisinya. Penugasan tentara NATO di Lebanon 
sebenarnya dapat dioptimalkan untuk mendesak kedua pihak yang bertikai agar 
menaati resolusi PBB dan mengakhiri campur tangan Suriah serta melucuti 
Hizbullah. Akan tetapi hal tersebut membutuhkan kesepakatan antara 
negara-negara Arab yang secara langsung atau tidak langsung berbatasan dengan 
Israel, yakni Mesir, Yordania dan Arab Saudi, dengan negara-negara Eropa."

                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Next-gen email? Have it all with the  all-new Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



Galang Dana Untuk Korban Gempa Yogya melalui Wanita-Muslimah dan Planet Muslim. 
Silakan kirim ke rekening Bank Central Asia KCP DEPOK No. 421-236-5541 atas 
nama RETNO WULANDARI. 

Mari berlomba-lomba dalam kebajikan, seberapapun yang kita bisa.

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke