Ahmad Wanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          
-- 
Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!

>
> PEMIKIRAN SALAFI
>
> Oleh : Syaikh DR.Yusuf Al Qardhawi
>
>
> Yang dimaksud dengan "Pemikiran Salafi" di sini ialah kerangka berpikir
> (manhaj fikri) yang tercermin dalam pemahaman generasi terbaik dari ummat
> ini. Yakni para Sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
> setia, dengan mempedomani hidayah Al-Qur'an dan tuntunan Nabi SAW.
>
> Kriteria Manhaj Salafi yang Benar
> Yaitu suatu manhaj yang secara global berpijak pada prinsip berikut :
>
> Berpegang pada nash-nash yang ma'shum (suci), bukan kepada pendapat para
> ahli atau tokoh.
>
> Mengembalikan masalah-masalah "mutasyabihat" (yang kurang jelas) kepada
> masalah "muhkamat" (yang pasti dan tegas). Dan mengembalikan masalah yang
> zhanni kepada yang qath'i.
>
> Memahami kasus-kasus furu' (kecil) dan juz'i (tidak prinsipil), dalam
> kerangka prinsip dan masalah fundamental.
>
> Menyerukan "Ijtihad" dan pembaruan. Memerangi "Taqlid" dan kebekuan.
>
> Mengajak untuk ber-iltizam (memegang teguh) akhlak Islamiah, bukan meniru
> trend.
>
> Dalam masalah fiqh, berorientasi pada "kemudahan" bukan "mempersulit".
>
> Dalam hal bimbingan dan penyuluhan, lebih memberikan motivasi, bukan
> menakut-nakuti.
>
> Dalam bidang aqidah, lebih menekankan penanaman keyakinan, bukan dengan
> perdebatan.
>
> Dalam masalah Ibadah, lebih mementingkan jiwa ibadah, bukan formalitasnya.
>
> Menekankan sikap "ittiba'" (mengikuti) dalam masalah agama. Dan menanamkan
> semangat "ikhtira'" (kreasi dan daya cipta) dalam masalah kehidupan
> duniawi.
>
> Inilah inti "manhaj salafi" yang merupakan khas mereka.
>
> Dengan manhaj inilah dibinanya generasi Islam terbaik, dari segi teori dan
> praktek. Sehingga mereka mendapat pujian langsung dari Allah di dalam
> Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Nabi serta dibuktikan kebenarannya oleh
> sejarah. Merekalah yang telah berhasil mentransfer Al-Qur'an kepada
> generasi sesudah mereka. Menghafal Sunnah. Mempelopori berbagai kemenangan
> (futuh). Menyebarluaskan keadilan dan keluhuran (ihsan). Mendirikan
> "negara ilmu dan Iman". Membangun peradaban robbani yang manusiawi,
> bermoral dan mendunia. Sampai sekarang masih tercatat dalam sejarah.
>
> Citra "Salafiah" Dirusak oleh Pihak yang Pro dan Kontra
> Istilah "Salafiah" telah dirusak citranya oleh kalangan yang pro dan
> kontra terhadap "salafiah". Orang-orang yang pro-salafiah - baik yang
> sementara ini dianggap orang dan menamakan dirinya demikian, atau yang
> sebagian besar mereka benar-benar salafiyah - telah membatasinya dalam
> skop formalitas dan kontroversial saja, seperti masalah-masalah tertentu
> dalam Ilmu Kalam, Ilmu Fiqh atau Ilmu Tasawuf. Mereka sangat keras dan
> garang terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengan mereka dalam
> masalah-masalah kecil dan tidak prinsipil ini. Sehingga memberi kesan bagi
> sementara orang bahwa manhaj Salaf adalah metoda "debat" dan "polemik",
> bukan manhaj konstruktif dan praktis. Dan juga mengesankan bahwa yang
> dimaksud dengan "Salafiah" ialah mempersoalkan yang kecil-kecil dengan
> mengorbankan hal-hal yang prinsipil. Mempermasalahkan khilafiah dengan
> mengabaikan masalah-masalah yang disepakati. Mementingkan formalitas dan
> kulit dengan melupakan inti dan jiwa.
>
> Sedangkan pihak yang kontra-salafiah menuduh faham ini "terbelakang",
> senantiasa menoleh ke belakang, tidak pernah menatap ke depan. Faham
> Salafiah, menurut mereka, tidak menaruh perhatian terhadap masa kini dan
> masa depan. Sangat fanatis terhadap pendapat sendiri, tidak mau mendengar
> suara orang lain. Salafiah identik dengan anti pembaruan, mematikan
> kreatifitas dan daya cipta. Serta tidak mengenal moderat dan pertengahan.
>
> Sebenarnya tuduhan-tuduhan ini merusak citra salafiah yang hakiki dan
> penyeru-penyerunya yang asli. Barangkali tokoh yang paling menonjol dalam
> mendakwahkan "salafiah" dan membelanya mati-matian pda masa lampau ialah
> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah beserta muridnya Imam Ibnul-Qoyyim. Mereka
> inilah orang yang paling pantas mewakili gerakan"pembaruan Islam" pada
> masa mereka. Karena pembaruan yang mereka lakukan benar-benar mencakup
> seluruh disiplin ilmu Islam.
>
> Mereka telah menumpas faham "taqlid", "fanatisme madzhab" fiqh dan ilmu
> kalam yang sempat mendominasi dan mengekang pemikiran Islam selama
> beberapa abad. Namun, di samping kegarangan mereka dalam membasmi
> "ashobiyah madzhabiyah" ini, mereka tetap menghargai para Imam Madzhab dan
> memberikan hak-hak mereka untuk dihormati. Hal itu jelas terlihat dalam
> risalah "Raf'l - malaam 'anil - A'immatil A'lam" karya Ibnu Taimiyah.
>
> Demikian gencar serangan mereka terhadap "tasawuf" karena
> penyimpangan-penyimpangan pemikiran dan aqidah yang menyebar di dalamnya.
> Khususnya di tangan pendiri madzhab "Al-Hulul Wal-Ittihad" (penyatuan).
> Dan penyelewengan perilaku yang dilakukan para orang jahil dan yang
> menyalahgunakan "tasawuf" untuk kepentingan pribadinya. Namun, mereka
> menyadari tasawuf yang benar (shahih). Mereka memuji para pemuka tasawuf
> yang ikhlas dan robbani. Bahkan dalam bidang ini, mereka meninggalkan
> warisan yang sangat berharga, yang tertuang dalam dua jilid dari "Majmu'
> Fatawa" karya besar Imam Ibnu Taimiyah. Demikian pula dalam beberapa
> karangan Ibnu-Qoyyim. Yang termasyhur ialah "Madarijus Salikin syarah
> Manazil As-Sairin ila Maqomaat Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in", dalam
> tiga jilid.
>
> Mengikut Manhaj Salaf Bukan Sekedar Ucapan Mereka
>
> Yang pelu saya tekankan di sini, mengikut manhaj salaf, tidaklah berarti
> sekedar ucapan-ucapan mereka dalam masalah-masalah kecil tertentu. Adalah
> suatu hal y ang mungkin terjadi, anda mengambil pendapat-pendapat salaf
> dalam masalah yang juz'i (kecil), namun pada hakikatnya anda meninggalkan
> manhaj mereka yang universal, integral dan seimbang. Sebagaimana juga
> mungkin, anda memegang teguh manhaj mereka yang kulli (universal), jiwa
> dan tujuan-tujuannya, walaupun anda menyalahi sebagian pendapat dan
> ijtihad mereka.
>
> Inilah sikap saya pribadi terhadap kedua Imam tersebut, yakni Imam Ibnu
> Taimiyah dan Ibnul-Qoyyim. Saya sangat menghargai manhaj mereka secara
> global dan memahaminya. Namun, ini tidak berarti bahwa saya harus
> mengambil semua pendapat mereka. Jika saya melakukan hal itu berarti saya
> telah terperangkap dalam "taqlid" yang baru. Dan berarti telah melanggar
> manhaj yang mereka pegang dan perjuangkan sehingga mereka disiksa
> karenanya. Yaitu manhaj "nalar" dan "mengikuti dalil". Melihat setiap
> pendapat secara obyektif, bukan memandang orangnya. Apa artinya anda
> protes orang lain mengikut (taqlid) Imam Abu Hanifah atau Imam Malik, jika
> anda sendiri taqlid kepada Ibnu Taimiyah atau Ibnul-Qoyyim
>
> Juga termasuk menzalimi kedua Imam tersebut, hanya menyebutkan sisi ilmiah
> dan pemikiran dari hidup mereka dan mengabaikan segi-segi lain yang tidak
> kalah penting dengan sisi pertama. Sering terlupakan sisi Robbani dari
> kehidupan Ibnu Taimiyah yang pernah menuturkan kata-kata: "Aku melewati
> hari-hari dalam hidupku dimana suara hatiku berkata, kalaulah yang
> dinikmati ahli syurga itu seperti apa yang kurasakan, pastilah mereka
> dalam kehidupan yang bahagia".
>
> Di dalam sel penjara dan penyiksaannya, beliau pernah mengatakan: "Apa
> yang hendak dilakukan musuh terhadapku? Kehidupan di dalam penjara bagiku
> merupakan khalwat (mengasingkan diri dari kebisingan dunia), pengasingan
> bagiku merupakan rekreasi, dan jika aku dibunuh adalah mati syahid".
>
> Beliau adalah seorang laki-laki robbani yang amat berperasaan. Demikian
> pula muridnya Ibnul-Qoyyim. Ini dapat dirasakan oleh semua orang yang
> membaca kitab-kitabnya dengan hati yang terbuka.
>
> Namun, orang seringkali melupakan, sisi "dakwah" dan "jihad" dalam
> kehidupan dua Imam tersebut. Imam Ibnu Taimiyah terlibat langsung dalam
> beberapa medan pertempuran dan sebagai penggerak. Kehidupan dua tokoh itu
> penuh diwarnai perjuangan dalam memperbarui Islam. Dijebloskan ke dalam
> penjara beberapa kali. Akhirnya Syaikhul Islam mengakhiri hidupnya di
> dalam penjara, pada tahun 728 H. Inilah makna "Salafiah" yang
> sesungguhnya.
>
> Bila kita alihkan pandangan ke zaman sekarang, kita temukan tokoh yang
> paling menonjol mendakwahkan "salafiah", dan paling gigih
> mempertahankannya lewat artikel, kitab karangan dan majalah pembawa missi
> "salafiah", ialah Imam Muhammad Rasyid Ridha. Pem-red majalah "Al-Manar'
> yang selama kurun waktu tiga puluh tahun lebih membawa "bendera" salafiah
> ini, menulis Tafsir "Al-Manar" dan dimuat dalam majalah yang sama, yang
> telah menyebar ke seluruh pelosok dunia.
>
> Rasyid Ridha adalah seorang "pembaharu" (mujaddid) Islam pada masanya.
> Barangsiapa membaca "tafsir"nya, sperti : "Al-Wahyu Al-Muhammadi",
> "Yusrul-Islam", "Nida' Lil-Jins Al-Lathief", "Al-Khilafah", "Muhawarat
> Al-Mushlih wal-Muqollid" dan sejumlah kitab dan makalah-makalahnya, akan
> melihat bahwa pemikiran tokoh yang satu ini benar-benar merupakan "Manar"
> (menara) yang memberi petunjuk dalam perjalanan Islam di masa modern.
> Kehidupan amalinya merupakan bukti bagi pemikiran "salafiah"nya.
>
> Beliaulah yang merumuskan sebuah kaidah "emas" yang terkenal dan
> belakangan dilanjutkan Imam Hasan Al-Banna. Yaitu kaidah :
>
> "Mari kita saling bekerja sama dalam hal-hal yang kita sepakati. Dan mari
> kita saling memaafkan dalam masalah-masalah yang kita berbeda pendapat."
>
> Betapa indahnya kaidah ini jika dipahami dan diterapkan oleh mereka yang
> meng-klaim dirinya sebagai "pengikut Salaf".
>
>
> ----------------------------------------------------------
>
> (disalin dari buku "Aulawiyaat Al Harokah Al Islamiyah fil Marhalah Al
> Qodimah" karya Dr.Yusuf Al Qordhowi, edisi terjemahan Penerbit Usamah
> Press)
>
>
>
> --
> Hidup Mulia atau Mati Syahid!!!
>
>
>



         


e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  blog: http://mediacare.blogspot.com

       
---------------------------------
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke