[wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam - CO2

2007-05-14 Terurut Topik satriyo
Mas Jano,

Saya hanya ingin menegaskan saja, bahwa yang mas bahas ini 'ummat' 
suatu keyakinan tertentu dan bukan sembarang kelompok manusia, entah 
berdasar etnis, ras atau lainnya ... ya kan? Dengan demikian yang 
level adalah membandingkan ummat/umat Islam dan umat-umat (pemeluk 
agama) lainnya, ya kan mas?

salam,
satriyo
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bu Mei :
 
   Sementara orang Islam [ pada umumnya] cuma suka jadi pengikut, 
pengekor atau berjalan di tempat; 
 
 -

   Jano - ko :

   Tolong dong diumumkan sumber dari pendapat bu mei tersebut.

   Kalau kita hanya melihat kekurangan orang lain maka yang 
terlihat ya kekurangannya saja, kenapa kita tidak melihat hal-hal 
yang positif dari orang lain tersebut ( dalam hal ini adalah umat 
Islam).

   Sekarang kita coba lihat kelebihan umat Islam, sebenarnya banyak 
riset dan penelitian yang telah dilakukan oleh umat Islam, hanya saja 
bu mei tidak atau belum rajin menggalinya and bu mei harus menyadari 
bahwa umat Islam itu tidak hanya orang Arab saja lho.

   Coba kita melakukan pertanyaan, umat mana yang paling 
sedikit menyumbangkan EFEK GAS RUMAH KACA ( CO2 ) yang merupakan 
hasil sisa pembakaran di industri yang menyebabkan GLOBAL WARMING 
tersebut ?

   Silahkan, bu mei dan insan-insan liberal menjawab pertanyaan jano-
ko

   :)

   Selamat siang

   --oo0oo--


   
 L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Perlu diperjelas Islam sebagai agama yg tidak bisa di 
utik2 lagi atau tantangan bagi umatnya?
 Sains Barat kok bau2nya mengarah masalah kristen?
 [ Ini pertanyaan untuk judulnya]
 Aetike yg di kirim Pak Satriyo nggak yau ketlisut dimana, saya 
nggak buka mail 2 hari ini :-(
 
 Yg saya bisa cerna sebagai orang awam dalam tataran praktek :
 Mungkin maksudnya untuk saat kekinian : sains yg berasal dari barat 
itu apakah sesuai untuk Islam?
 Misalnya saja masalah kloning, bayi tabung, bank sperma, talipusat; 
penyewaan rahim.
 
 Zaman sekarang kan jarang saintis yg berasal dari komunitas Islam 
misalnya.
 Banyak mereka kalo sekolah2 carinya yg urusan yg 'non sains'; ilmu2 
terapan/aplikasi saja misalnya.
 Kalopun sekolah yg sains gitu akhirnya kok gak kepake, malahan 
ngurus promosi poligami misalnya.
 Sekolah tinggi jadi ekonom, S1 S2, S3 misalnya cuma dipakai untuk 
nilai tambah cari kerja/duit; jarang yg mau jadi peneliti.
 Misalnya saja ; banyak dokter banyak praktisi kesehatan masyarakat 
tapi DBD tetap menjadi tradisi tiap tahunnya.
 Dah gitu nggak mau ilmunya dicharge-diupdate, tidak membaca lebih 
banyak literatur, tidak biasa menulis tidak bikin buku.
 Sehingga sangat jarang buku2 sains, ilmu pengetahuan umum yg 
ditulis oleh kalangan Islam misalnya.
 Literatur untuk keilmuan lebih banyak dibuat oleh barat.
 Seorang penulis/ilmuwan indonesia, islam bikin suatu karangan 
rujukannya pasti dari barat. :-)
 
 Jadi yg diperoleh stagnan saja; sementara di 'negeri yg maju' 
penghargaan terhadap inovator, pembaharu sangat memujikan.
 Orang sekolah gak melulu supaya bisa kerja tapi bagaimana ilmu yg 
didapat bisa ditularkan pada yg lain.
 Menjadi peneliti, penulis diakui keberadaannya.
 Sementara orang Islam [ pada umumnya] cuma suka jadi pengikut, 
pengekor atau berjalan di tempat; 
 hanya isu2 agama sajalah yg sering jadi masalah
 Karena jika sedikit menyimpang dari pakem langsung kena tuduh, 
liberal lah, sekulerlah, penghinaan agamalah. 
 :-)
 Sementara di luar sana orang dah mau bikin rumah di bulan; kita 
masih terus berkutat seperti yg di tulis di bawah;
 konflik intern, konflik sapa benar sapa salah, ogah membuka diri, 
62 tahun punya minyak tapi gak bisa mengelolanya dll.
 
 Yg diperlukan sekarang adalah sains yg aplikatif [ entah 
datangnya/asalnya dari mana] paling gak bisa langsung josss - mak 
nyoooss diterapkan untuk kemaslahatan bersama :-)
 Gak cuma sekedar untuk jadi bahan omongan - omdo, diskusi, seminar 
melulu yg investasinya ratusan ribu misalnya.
 Saya memujikan M Yunus.
 Langsung terjun praktek nggak cuma ngomong dan berteori melulu.
 
 salam
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: Donnie 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:36 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fwd: Sains Barat Tantangan Islam
 
 Bukankah ketika Islam dikenal sebagai pusatnya pengetahuan, 
 disebabkan oleh science yang bersifat empirik? alkemi, kedokteran 
 (dengan berbagai alat bedah yang masih serupa dengan alat bedah 
 modern - dari artikelnya pak Satriyo juga), ilmu falak, semua 
 berbasis pengamatan indrawi, meskipun pelaku science pada masa itu 
 adalah orang yang religius.
 
 Science menurut saya adalah cara kita memahami bagaimana alam ini 
 bekerja, dengan berbagai hukum2nya. Science memang tidak membantu 
 kita memahami atau memastikan tentang mengapa alam ada/terbentuk 
dan 
 berkembang dengan segala hukum2nya. Karena itu butuh disiplin yang 
 lain yang tidak 

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam - CO2

2007-05-14 Terurut Topik st sabri
- GENERATED BY satriyo
DD  : Mon, 14 May 2007 06:01:03 -
FROM: satriyo [EMAIL PROTECTED]

 Mas Jano,
 
 Saya hanya ingin menegaskan saja, bahwa yang mas bahas ini 'ummat' 
 suatu keyakinan tertentu dan bukan sembarang kelompok manusia, entah 
 berdasar etnis, ras atau lainnya ... ya kan? Dengan demikian yang 
 level adalah membandingkan ummat/umat Islam dan umat-umat (pemeluk 
 agama) lainnya, ya kan mas?
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
---
Bila tolok ukurnya lokasi penyumbang efek rumah kaca terbesar, eropa 
amerika akan menempati tempat pertama dengan nota-bene jumlah pemeluk
islamnya sedikit. Kemudian akan disusul RRC dengan jumlah penduduk 1
milyar (cmiiw) dan industrialisasi gencar, di wilayah ini juga pemeluk
Islam minoritas.

Negara dengan populasi pemeluk Islam terbesar tersebar di India,
Indonesia, Malaysia, Timur Tengah (total sekitar 800 juta umat Islam).
Negeri2 ini Bukan Negara Industri; tapi konsumen industri yg tidak
kalah rakus. Islam juga bukan agama dengan pemeluk Islam terbesar di
dunia.

Kalau mau fair bandingkan pabrik di negara Islam dan non-Islam,
bagaimana persentasenya? mungkin hasilnya akan beda. saya pribadi
menganggap ini bukan hal penting atau membanggakan.

salam


Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam - CO2

2007-05-14 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
hmm, kalau dirunut-runut negara anggota OPEC (Eksportir Minyak) kan
banyak yang berasal dari negara-negara Islam, antara lain Arab dan
Indonesia. Gara-gara minyak dibakar buat keperluan industri dan
transportasi kan jadinya menyumbang CO2 juga, ya tho?
Berarti umat Islam juga ikutan menyumbangkan CO2 kepada dunia meskipun
tidak langsung. Analoginya kalau minuman keras, yang minum, yang jual,
yang produksi semuanya kena dosanya.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/14/07, st sabri [EMAIL PROTECTED] wrote:






 - GENERATED BY satriyo
  DD   : Mon, 14 May 2007 06:01:03 -
  FROM : satriyo [EMAIL PROTECTED]

  Mas Jano,

   Saya hanya ingin menegaskan saja, bahwa yang mas bahas ini 'ummat'
   suatu keyakinan tertentu dan bukan sembarang kelompok manusia, entah
   berdasar etnis, ras atau lainnya ... ya kan? Dengan demikian yang
   level adalah membandingkan ummat/umat Islam dan umat-umat (pemeluk
   agama) lainnya, ya kan mas?

   salam,
   satriyo
   ;-]

  ---
  Bila tolok ukurnya lokasi penyumbang efek rumah kaca terbesar, eropa 
  amerika akan menempati tempat pertama dengan nota-bene jumlah pemeluk
  islamnya sedikit. Kemudian akan disusul RRC dengan jumlah penduduk 1
  milyar (cmiiw) dan industrialisasi gencar, di wilayah ini juga pemeluk
  Islam minoritas.

  Negara dengan populasi pemeluk Islam terbesar tersebar di India,
  Indonesia, Malaysia, Timur Tengah (total sekitar 800 juta umat Islam).
  Negeri2 ini Bukan Negara Industri; tapi konsumen industri yg tidak
  kalah rakus. Islam juga bukan agama dengan pemeluk Islam terbesar di
  dunia.

  Kalau mau fair bandingkan pabrik di negara Islam dan non-Islam,
  bagaimana persentasenya? mungkin hasilnya akan beda. saya pribadi
  menganggap ini bukan hal penting atau membanggakan.