Kalo pendapat ane seh, doain aje "semoga ente mendapat hidayah". Soale kalo 
sipenolong dah dapat hidayah, otmomatis amal2 baeknye yang lalu menjadi barokah 
(menjadi kebaekan)buat die. Para malaikat mulai berjibaku ngumpulin kebaekan 
die nyang dulu2, dan membersihkan dosa2 die sehingga die kembali fitrah.

Maap ye kalo beda pendapat ama para juragan disini....:-)

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, donnie damana <donnie.dam...@...> wrote:
>
> Ini mah ceritanya mas Waluya.. :D
> 
> 
> On Aug 24, 2010, at 11:13 AM, L.Meilany wrote:
> 
> > Boleh Kan Saya Mendoakannya?
> > 
> > Dalam Sirah Nabawiyah Rasulullah SAW mengupah Abdullah bin Uraiqith seorang 
> > musyrik 
> > menjadi penunjuk jalan waktu hijrah. Islam adalah rahmat, menghargai 
> > manusia lainnya.
> > Pernah suatu ketika jenazah diusung melewati hadapan Rasulullah. Kemudian 
> > Beliau berdiri.
> > Seorang bertanya pada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya itu 
> > jenazah Yahudi."
> > Kemudian Beliau bersabda, "Bukankah dia juga manusia?" [ Diriwayatkan oleh 
> > Bukhari]
> > 
> > Sebagai umat Islam kiranya tak ada salahnya meminta bantuan kepada 
> > non-Islam.
> > Tentunya pada hal-hal yang tidak menyangkut keimanan-ibadah. 
> > Misal pada bidang perniagaan, kedokteran, kemanusiaan, pendidikan, 
> > perindustrian, .
> > Meskipun sebaiknya umat Islam dapat mandiri, mempunyai kemampuan dalam 
> > semua ini.
> > 
> > Kisah dibawah ini menarik untuk menjadi renungan.
> > 
> > "Belasan tahun lalu demam berdarah menyerang anak saya di usianya yang ke 
> > 7. Ia diharuskan 
> > transfusi. Celakanya, di rumah sakit ia dirawat tidak tersedia, saya harus 
> > mencari sendiri ke PMI. 
> > Menurut petugas harus darah segar bukan dari darah persediaan PMI. 
> > Artinya saya harus menunggu atau mencari seseorang yang mau mendonorkan 
> > darahnya.
> > Betapa sulitnya mencari donor. Sampai harus diumumkan di radio. Berjam-jam 
> > menunggu,
> > saya diliputi rasa panik dan nyaris frustrasi.
> > 
> > Alhamdulillah, pertolongan datang setelah hampir hampir 12 jam menunggu. 
> > Hari telah larut malam, ketika seorang pria 40 tahun-an datang ke PMI. Ia 
> > masih mengenakan 
> > pakaian olahraga. Ia mendengar dari radio di mobilnya bahwa ada yang 
> > memerlukan darah yang 
> > sama dengan golongan darahnya.
> > 
> > Lega bercampur perasaan haru dan syukur hingga saya lupa menanyakan 
> > namanya; saya lupa 
> > berterimakasih untuk seorang yang telah memberi pertolongan pada seorang 
> > anak kecil yang 
> > bahkan tidak ia kenal.
> > 
> > Saya menanyakan kepada petugas PMI tentang siapakah pria yang sangat baik 
> > hati itu.
> > "Oh itu Pak X, dari gereja X di Cimahi, pendonor darah langganan di sini", 
> > kata petugas PMI 
> > acuh tak acuh, menganggap pertanyaan saya adalah hal yang biasa.
> > 
> > Jawaban petugas PMI ini membuat saya ternganga; takjub. Tidak pernah 
> > terpikir bahwa yang 
> > menolong anak saya adalah seorang Nasrani. Mungkin bagi orang lain bukan 
> > hal yang luar biasa; 
> > tapi bagi saya yang dibesarkan di suatu kampung di Jawa Barat yang serba 
> > homogen, yang hampir 
> > tidak mengenal perbedaan. Kejadian ini mengubah sama sekali stereotip yang 
> > terbentuk terhadap 
> > yang 'tidak sama'.
> > 
> > Sampai sekarangpun saya masih bertanya-tanya. Sebagai tanda rasa 
> > terimakasih saya, boleh kan 
> > saya mendoakan pria yang tidak saya kenal itu, supaya dia selamat dunia dan 
> > akhirat?" - [lm-19 ]
> > 
> > [dari berbagai sumber dan mengutip kisah nyata Waluya Milis WM wal...@... ]
> > ----------------------------------------------------------
> > l.meilany
> > 240810/14ramadhan1431h 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke