Sistematika
Terapi Psikologis  Dalam Konseling Psikologi Islam

 

Oleh: Prof. Dr.
AChmad Mubarok MA

 

Seorang klien
yang semula mengidap alienasi atau keterasingan diri sehingga ia tidak berani
mengambil suatu keputusan untuk melakukan suatu tindakan dan bahkan tidak tahu
lagi apa sebenarnya yang diinginkan, dapat dibantu memecahkan persoalannya
dengan langkah-langkah sbb. :

 

(a)   Diajak memahami realita apa sebenarnya
yang sedang dihadapi, misalnya tentang ditinggal mati keluarga, dicerai suami,
kehilangan jabatan, kehilangan harta, kehilangan kekasih, sakit yang
berkepanjangan, dizalimi orang yang selama ini dibantu dsb., bahwa realita itu
adalah benar-benar realita yang harus dihadapi, dan harus diterima, suka atau
tidak suka karena itu memang realita.

 

(b)    Diajak mengenali kembali siapa
sebenarnya  dia itu, apa posisinya dan
apa kemampuan-kemapuan yang dimilikinya. Misalnya ia harus diingatkan
bahwa ia adalah seorang ayah dari sejumlah anak-anak yang membutuhkan
kehadirannya, bahwa anak-anak semuanya merindukan dan menyayanginya. Atau
misalnya disadarkan bahwa kepandaian yang dimilikinya itu bisa diajarkan kepada
orang lain, dan sebenarnya banyak yang membutuhkan dirinya, atau bahwa ia
adalah manusia yang sebagai hamba Allah tak bisa mengelak dari kehendak Nya,
dan bahwa apa yang dialaminya itu merupakan kehendak Allah yang kita belum tahu
apa makna dan hikmahnya.

 

(c)    Mengajak
klien memahami keadaan yang sedang berlangsung di sekitarnya, bahwa ada
perubahan-perubahan yang sedang berlangsung, misalnya perubahan nilai-nilai
sosial, perubahan struktur ekonomi masyarakat, perubahan zaman dsb, dan bahwa
perubahan itu merupakan sunnatullah yang tidak bisa ditolak, tetapi yang
penting bagaimana mensikapi dan mengantisipasinya.

 

(d)    Diajak untuk
meyakini bahwa Alloh itu Maha Kuasa, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha pengasih
dan Penyayang, dan bahwa semua manusia diberi peluang untuk bertaubat dan
mendekat kepada Nya, bahwa ridla Allah adalah tujuan utama dari hidup manusia,
bahwa Alloh selalu mendengar doa hamba-hamba Nya, bahwa sifat dengki, iri hati,
putus asa adalah tercela dan hanya merugikan diri sendiri, juga bahwa ibadah
shalat, puasa, tadarus al Qur'an, haji, bersede¬kah, membantu orang lain dsb,
dapat membuat jiwa menjadi tenteram, dan bahwa berbuat kemudian salah itu lebih
baik daripada tidak berbuat karena takut salah, dan bahwa niat baik akan
mendorong orang berbuat baik.

 

Sumber, http://Mubarok-institute.blogspot.com

 

Wassalam,

agussyafii

 





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke