Tak kenal wakilnya, BMI enggan memilih  Andre Sulistiawan

March 25 at 7:45am

KEPUTUSAN
bahwa suara pemilih luar negeri akan masuk ke Daerah Pemilihan DKI
Jakarta II yang meliputi Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, menjadi
salah satu faktor keengganan buruh migran Indonesia di Hong Kong untuk
menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif 2009.

“Mayoritas
BMI di sini kan asal Jawa Timur, seharusnya kami bisa milih wakil dari
tempat kami,” ungkat Uut (28), BMI asal Malang. Ia mengaku tahu soal
informasi penyelenggaraan Pemilu legislatif, tapi mengatakan malas
memilih karena tak tahu caleg yang akan dipilihnya. “Jumlah partai yang
ikut Pemilu berapa, saya juga nggak tahu,” ujarnya.

Namun Uut
berencana untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden pada 8 Juli mendatang. Hak sama pernah ia gunakan dalam
Pilpres tahun 2004.

Sementara Magda (33), BMI asal Manado,
mengaku tak akan menggunakan hak pilihnya, baik dalam Pemilu Legislatif
9 April 2009 maupupun Pilpres 8 Juli 2009.

“Aku kan di luar
negeri. Dan aku nggak tahu apa yang terjadi di Indonesia. Aku juga
nggak tahu apa gunanya milih. Orang itu kan milih karena tahu dan
karena suka,” ungkapnya. Sedangkan, dalam pemilu legislatif, tak
satupun caleg yang ia kenal atau tahu latar belakangnya. Sementara
dalam pilpres, ia mengaku “hilang harapan” terhadap pemimpin Indonesia.
“Awalnya sih baik, tapi lama-lama karena enak duduk di kekuasaan jadi
berubah. Reformasi ya gitu-gitu aja. Yang dibutuhkan Indonesia sekarang
bukan hanya reformasi, tapi revolusi,” katanya.

Namun alasan
berbeda disampaikan Emi (27), BMI asal Indramayu, dan Prapti (35), BMI
asal Banjarnegara. Keduanya tak memilih dalam Pemilu Legislatif tahun
ini karena telat daftar.

Prapti, misalnya, mengaku baru tahu
dirinya telat daftar saat telpon ke KJRI pada bulan Januari. Ia tak
tahu bahwa pendaftaran sudah ditutup pada November 2008. Ia menyesalkan
minimnya sosialisasi yang dilakukan KJRI. “Dulu saya ogah-ogahan milih,
tapi begitu tahun ini niat milih, eh malah telat daftar,” ujarnya.

Sementara
Emi mengaku sama sekali tak tahu cara gimana agar dia bisa milih. “Saya
ingin sekali milih, tapi saya nggak tahu caranya gimana. Saya nggak
pernah dapat informasi soal itu,” ungkapnya.

Tapi ada juga BMI
yang tahu dan akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu Legislatif
tahun ini. Eni, BMI asal Malang, mengatakan namanya telah masuk dalam
Daftar Pemilih Tetap dan ia akan menggunakan hak pilihnya pada 9 April
mendatang. “Pemilu sebelumnya, saya juga memilih,” ujarnya. 


Url : 
http://koransuara.multiply.com/journal/item/159/Tak_kenal_wakilnya_BMI_enggan_memilih_
Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/  
 
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke