Kronik Dokumentasi Wida: RENUNGAN BACHTIAR SIAGIAN [4] * V Apa yang kita alami sekarang, yang manis mau pun yang getir, pada suatu saat akan menjelma sesuatu yang kita sebut kenangan. Pada saat kenangan itu muncul, kita telah terlibat pada gerak pengalaman yang lain. Hal-hal baru yang sedang kita alami banyak mempengaruhi sikap dan perasaan kita terhadap kenangan itu. Ada orang yang pernah makan kelabang, gendon, ular, cecak, tikus, karena sangat kelaparan di penjara. Ketika beberapa tahun kemudian ia dibebaskan dan bisa hidup seperti orang biasa, ia tersenyum bangga bila terkenang pada pengalamannya yang getir itu. Ia senang menceritakan pengalamannya itu kepada siapa saja. Sebaliknya, ada orang lain yang pernah mengalami hidup mewah dan punya kekuasaan, tetapi dengan kekuasaannya itu ia berbuat sewenang-wenang; merampas hak orang, menghukum prang tanpa diadili, memfitnah, membunuh orang. Ketika pada suatu saat keadaan berobah dan dia tak punya kekuasaan serta hidup seperti orang biasa, kenangan tentang perbuatannya yang lampau itu menjadi siksaan baginya. Mereka yang ingin kekangannya menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bisa dibanggakan adalah meeeka yang dalam gerak ke-kiniannya kapan dan di mana pun, selalu sadar akan hukum gerak perobahan dan perkembangan yang tak kunjung henti, selalu bersikap rendah hati dan besar hati. Rendah hati dalam mengalami hal-hal yang menyenangkan da besar hati dalam mengalami kesulitan dan penderitaan. Nusa Kambangan, 1973 VI. Jika pada suatu saat kita melihat sesuatu dan menanggapnya sebagai kenyataan, ingatlah bahwa pada sesuatu yang kita anggap sebagai kenyataan itu, ada kenyataan lain yang belum atau tak dapat kita lihat. Karena hidup ini nisbi, pasti tak akan pernah ada kenyataan yang mutlak. Jika kita terlalu terpengaruh pada apa yang kita lihat dan kita anggap sebagai kenyataan, mungkin kita tidak akan pernah melihat kenyataan yang lain yang ada dalam sesuatu yang kita anggap kenyataan itu. Orang yang arif dan sadar akan kenisbian hidup ini tidak pernah melihat suatu kenyataan sebagai satu-satunya kenyataan. Hakim yang adil juga tidak akan pernah hanya mendengar tuduhan jaksa, tetapi juga mendengar keterangan si tertuduh, mendengar saksi-saksi dan meneliti bukti-bukti. Hanya melalui cara itu ia dapat melihat kenyataan yang diperlukannya untuk bisa bertindak adil. Seorang Sineas atau pelukis yang kreatif juga tidak akan pernah menganggap suatu kenyataan yang dilihatnya sebagai kenyataan mutlak. Ia berusaha melihat kenyataan itu dari berbagai sudut, dari berbagai jarak untuk menemukan kenyataan lain yang lebih hakiki, lebih indah. Nusa Kambangan 1973. Catatan: Bachtiar Siagian seorang sineas terkemuka pada zamannya, karena ia anggota Lekra maka ditangkap dan dibuang ke Nusa Kambangan oleh Orde Baru Soeharto.
--------------------------------- Tired of visiting multiple sites for showtimes? Yahoo! Movies is all you need [Non-text portions of this message have been removed]