Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik Abdul Muiz
Mbah Abdul Latif,

Untuk memahami agama islam, Anda tidak bisa membedakan TIDAK PERLU BELAJAR 
BAHASA ARAB dengan TIDAK PERLU BELAJAR ISLAM DI TANAH ARAB. Sama saja kalau 
kita ingin menguasai bahasa inggris ya tidak perlu belajar di tanah Inggris 
negerinya ratu Elizabeth kan ?? tetapi dosen/pengajar mata pelajaran/kuliah 
bahasa inggris ya mampu menguasai bahasa inggris.

Pertanyaan Anda dosen mata kuliah agama islam di luar Arab sama sekali tidak 
relevan dikaitkan dengan status kenabian. Pertanyaan ini mubazir dan tidak 
nyambung sama sekali.

Perbedaan ibnu Katsir dengan Quraish shihab ini yang perlu anda explorasi, 
bukan masalah kebenaran 100 % yang ditawarkan keduanya, termasuk ulama' 
lainnya. Lha kok jadi mengadili ?? katanya al haq min rabbik (al haq dari 
Tuhanmu).

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sab, 12/6/10, abdul latifabdul...@yahoo.com menulis:

Dari: abdul latifabdul...@yahoo.com
Judul: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 
ARAB..
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 12 Juni, 2010, 6:05 PM







 



  



  
  
  Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim



Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?

===

Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu

Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai

seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa

atau kpd kitab2 ALLAH..



Memangnya dosen2 Mcgill,Harvard,Duke ,Ibnu Katsir itu utusan dari

ALLAH? seperti Nabi2? Tidak bukan? 

Yang akan menguji kita semua baik dosen2 adalah ALLAH saja nantinya.

Ilmu2 dosen2 atu ulama2 itu hanya diambil sebagai perbandingan saja.



Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...

Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...

Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh

ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia

Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?



Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu

kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%

benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.



Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi

Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..



oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH

sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.



Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa

umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.



salam



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soega...@... wrote:



 Memang belajar bisa ke mana saja,

 tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(

 

 Pertama, bahasa Arab.

 Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,

 literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada

 Al-Azhar atau Kairo.

 

 Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu

 belajar bahasa Arab,

 mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(

 

 Beberapa kisah:

 - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,

 disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah

 (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)

 

 - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine

 yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu

 Tib al-Nabawi dengan Arab gundul.  Itu textbooknya!

 (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)

 

 - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya

 yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.

 (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)

 

 tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu

 referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.

 ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...

 

 lha Anda saja bisa belajar sendiri,

 dan menulis Creative Study

 Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?

 

 

 

 

 2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 

 

 

  Bismilahirrahmanirrahiim.

 

  Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.

 

  Ada 2 alasan utama;

 

  1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu lagi

  ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran itu

  sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para ahli2

  bahasa.

 

  Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa

  menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan waktu

  10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan tidak

  efesen sama sekali.

 

  Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih

  sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam dgn

  bhs ibunya atau bhs International..

 

  2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab

  mempunyai ciri2 tersendiri karena 

Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik encosid


biasa l, ngeles lagi
anti segala berbau arab

saya jadi menduga, 
tujuannya agar al qur'an tidak perlu ada tulisan arabnya
cukup terjemahan

sehingga 
ada peluang untuk perubahan makna




Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 12 Juni, 2010 19:12:00
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE  
NEGERI2 ARAB..

Alatif,

bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
tetapi lari ke sana kemari.

Poin Anda:
- tidak perlu belajar bahasa Arab

Saya tunjukkan:
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Tanggapan Anda?

Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 


2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

 Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 ===
 Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
 Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
 seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
 atau kpd kitab2 ALLAH..

 Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
 Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
 Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
 ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
 Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?

 Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
 kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
 benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.

 Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
 Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

 oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
 sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

 Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
 umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

 salam


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Memang belajar bisa ke mana saja,
  tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
  Pertama, bahasa Arab.
  Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
  literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
  Al-Azhar atau Kairo.
 
  Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
  belajar bahasa Arab,
  mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
  Beberapa kisah:
  - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
  disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
  (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
  - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
  yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
  Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
  (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
  - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
  yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
  (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
  tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
  referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
  ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
  lha Anda saja bisa belajar sendiri,
  dan menulis Creative Study
  Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
  2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Bismilahirrahmanirrahiim.
  
   Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
  
   Ada 2 alasan utama;
  
   1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
 lagi
   ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
 itu
   sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para
 ahli2
   bahasa.
  
   Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
   menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan
 waktu
   10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan
 tidak
   efesen sama sekali.
  
   Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
   sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam
 dgn
   bhs ibunya atau bhs International..
  
   2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
   mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
   ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg
 serting
   makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
  
   pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
  
   (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau
 berbeda
   pendapat dgn mereka2)
  
   pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
   islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology.
 Serperi
  

Bls: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE NEGERI2 ARAB..

2010-06-12 Terurut Topik encosid
biasa laaa, ngeles lagi

anti segala yang berbau arab





Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 12 Juni, 2010 19:12:00
Judul: Re: [wanita-muslimah] Re: BELAJAR AGAMA ISLAM TIDAK LAGI PERLU KE  
NEGERI2 ARAB..

Alatif,

bisakah Anda berdiskusi dengan alur yang benar? (No, you can't?)
Saya menanggapi poin Anda, Anda tidak mempertahankannya
tetapi lari ke sana kemari.

Poin Anda:
- tidak perlu belajar bahasa Arab

Saya tunjukkan:
- belajar di Barat pun, pengetahuan bahasa Arab sangat diperlukan

Tanggapan Anda?

Itu dulu, pingin nulis lainnya, tapi males ente makin nggladrah 


2010/6/12 abdul latifabdul...@yahoo.com



 Dwi Soegardi-Bismilahirrahmanirrahiim

 Wrote;Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 ===
 Sdr DwiPengujinya sudah diberikan oleh ALLAH swt...yaitu
 Al qurandan kitab2 ALLAH lain2nya...itu pegangan sebagai
 seorang muslim yang BERTAUHIDbenar2 beriman kpd ALLAH yang Esa
 atau kpd kitab2 ALLAH..

 Guru2 itu boleh di ambil sebagai perbandingan saja...
 Mereka juga bisa salah dlm memahami al quran...
 Sebagai contoh saja, Ibnu Katsir yg di agungkan oleh
 ulama2 Wahabi-salfy--taliban berbeda dgn ahli tafsir Indonesia
 Prof DR Quraish shihab...dalam menafsirkan Jilbab...benar bukan?

 Itu baru satu contoh saja Dwimasih banyak lagi hal2 yg perlu
 kita pelajari...Prof Dr Qurais Shihan juga belum tentu 100%
 benar memahami al Quran...mungkin dr Diin Syamsudin.

 Kesimpulan, tidak ada semua guru2 Agama walaupun tamatan saudi
 Al azhar Mesir atau Iran dllyang 100% benar..

 oleh karena itu setiap kita wajib memepelajari hukum2 ALLAH
 sudah pasti banyak belajar dari bermacam golongan2 dlm islam.

 Yang jelas guru2 atau ahli Tafsir Ibnu katsir gagal membawa
 umat Islam yg rahmatan lil'alamin...artinya sesat.

 salam


 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 Dwi Soegardi soega...@... wrote:
 
  Memang belajar bisa ke mana saja,
  tetapi rinciannya Alatif ini SALAH SEMUA :-(
 
  Pertama, bahasa Arab.
  Ente coba sono kuliah Islamic Studies di McGill, Duke, atau Leiden,
  literaturnya banyak berbahasa Arab, dan koleksinya lebih lengkap daripada
  Al-Azhar atau Kairo.
 
  Kalau tujuan belajar ke Amrik, Kanada, atau Belanda supaya ngga perlu
  belajar bahasa Arab,
  mendingan belajar aja sama Alatif di milis ini :-(
 
  Beberapa kisah:
  - Din Syamsuddin ketika akan konsultasi dengan dosennya di UCLA,
  disuruh pulang dulu baca Al-Ahkam al-Sultaniyah
  (apa dia baca terjemahan bahasa Indonesia ya, kayak dulatif?)
 
  - Teman saya di Duke Univ belajarnya Islamic Medicine
  yang dia baca dan bawa-bawa ke mana-mana itu
  Tib al-Nabawi dengan Arab gundul. Itu textbooknya!
  (entah alatif ngga bakal mau/ngga bisa baca gituan)
 
  - Dosen Belanda di Leiden suka mengoreksi bacaan mahasiswanya
  yang banyak santri-santri Indonesia dari pesantren.
  (alatif sih mana peduli baca kitab kuning)
 
  tapi ngomong-ngomong Anda menganjurkan belajar agama itu
  referensinya cuma al-Quran dan Bible kan.
  ngapain jauh-jauh, wong sudah ada terjemahannya semua di toko buku ...
 
  lha Anda saja bisa belajar sendiri,
  dan menulis Creative Study
  Apa sudah diuji para dosen McGill, Harvard, Duke, UCLA atau Leiden?
 
 
 
 
  2010/6/11 abdul latifabdul...@...

 
  
  
   Bismilahirrahmanirrahiim.
  
   Kenapa tidak perlu lagi belajar agama kenegeri2 Saudi,Jordan dll.
  
   Ada 2 alasan utama;
  
   1. Dari pengamatan saya, untuk mempelajari agama islam itu tidak perlu
 lagi
   ==harus== belajar bhs Arab seperti 50 tahun yg lalu. Sekarang Al quran
 itu
   sudah di terjemahkan kpd hampir semua bahasa do dunia ini oleh para
 ahli2
   bahasa.
  
   Untuk mempelajari bhs Arab, tidak cukup waktu 5 tahun, agar bisa
   menterjemahkan bhs Al Quran kpd bhs Indonesia dgn sempurna memerlukan
 waktu
   10 tahun lebih..Cara begini hanya membuang waktu,uang energy saja, dan
 tidak
   efesen sama sekali.
  
   Belum tentu orang2 yang pintar bhs Arab akan lebih pintar atau lebih
   sempurna memahami al quran dari pada orang2 yg memepalajari agama islam
 dgn
   bhs ibunya atau bhs International..
  
   2.Dari pengamatan saya, pemuda2 yg belajar agama dari Saudi aatu Arab
   mempunyai ciri2 tersendiri karena pengaruh budaya Arab yg keras serta
   ulama2 atau gurunya2 yang berwatak keras dan kasar.(maaf orang2 yg
 serting
   makan daging kambing,suka marah..)yaitu;
  
   pemahaman islam yang fundamentalis, fanatik dan keras wataknya
  
   (tidak lembut dan santun kpd orang2 sekelilingnya apa lagi kalau
 berbeda
   pendapat dgn mereka2)
  
   pemahaman islam yang dibawa oleh mereka(tidak semua) adalah ajaran2
   islam kuno,sempit dan jauh dari kemajuan ekonomi dan technology.
 Serperi
   kita lihat masarakat ==taliban afganistan=
  
   Oppressor atau penindas kpd golongan2 islam minoritas...tanpa
   kenal kasih