100408  


Bertaubat




Bismi l-lahi r-rahmani r-rahiem.

Manusia berpeluang untuk tersalah langkah. Ini dapat karena salah menggunakan 
akalnya ataupun aakalnya terkalahnkan oleh godaan syaithan. Namun betapapun 
besarnya kesalahan ataupun dosa yang diperbuat oleh seseoirang, Allah SWT 
tidaklah langsung menghukumnya. Allah memberi kesempatan hambaNya untuk 
berbenah diri sebelum keburu mati; untuk menyadari kesalahannya, lalu 
berkehendak memperbaiki diri dengan kesungguhan, dengan pembuktiannya, bukan 
sekedar ngomong "Aku sudah tobat". Allah menuntut taubat yang 
bersungguh-sungguh, taubatan nashuha, untuk dimaafkan kesalahannya.

<SESUNGGUHNYA TAUBAT (YANG DITERIMA) DI SISI ALLAH HANYALAH TAUBAT ORANG-ORANG 
YANG MENGERJAKAN KEJAHATAN LANTARAN KEBODOHANNYA (PENDEK AKALNYA), YANG 
KEMUDIAN MEREKA BERTAUBAT DENGAN  SEGERA; MAKA MEREKA  ITULAH  YANG  DITERIMA 
ALLAH   TAUBATNYA. ALLAH MAHA MENGETAHUI LAGI MAHA BIJAKSANA> (Qur'an Surat 
an-Nisa' [4]:17) 

Kebodohan itu dapat karena memang kurang ilmunya, ataupun kurang penalarannya 
sehingga mudah tertipu oleh syaithan. Orang seperti ini jika tersadar akan 
kesalahannya, maka dia dengan segera bertaubat. Lain halnya dengan orang yang 
menyengaja melakukan pelanggaran, dengan berpura-pura tidak tahu (Allah tahu 
kesengajaannya dan kepura-puraannya itu semua!), lalu menunda-nunda 
pertaubatannya, maka proses pertaubatannya tidaklah sesederhana pertaubatan 
orang yang memang tersalah langkah karena kebodohannya itu. Lebih celaka lagi 
jika dia keburu mati sebelum sempat bertaubat dengan benar.

           

<DAN TIDAKLAH TAUBAT ITU DITERIMA ALLAH DARI ORANG-ORANG  YANG MENGERJAKAN 
KEJAHATAN (YANG) HINGGA APABILA DATANG AJAL KEPADA SESEORANG DI ANTARA MEREKA 
ITU, (BARULAH) IA MENGATAKAN: "SESUNGGUHNYA SAYA BERTAUBAT SEKARANG". DAN TIDAK 
(PULA DITERIMA TAUBAT) ORANG-ORANG YANG MATI SEDANG MEREKA ITU DI DALAM  
KEKAFIRAN. BAGI ORANG-ORANG ITU TELAH KAMI SEDIAKAN SIKSA YANG PEDIH.>  (Qur'an 
Surat an-Nisa' [4]:18)            

 
Mari kita renung-renungkan apa yang sudah kita lakukan. Sudahkah selama ini 
kita selalu hanya melakukan yang benar menurut Allah, dan meninggalkan yang 
terlarang olehNya? Jika nyatanya kita merasa masih melakukan yang salah, mari 
kita segera "menghapus" kesalahan itu dengan berbagai kebaikan; Rasulullah SAW 
menyebutkan kebaikan itu berpeluang menghapus kesalahan yang lalu. Jika 
kesalahan itu terkait dengan hak orang, agar Allah mengampuni dosa kita maka 
kita dituntut untuk mengembalikan hak orang yang kita salahi itu, melepaskan 
diri kita dari apa-apa yang bukan hak kita. 

Wa l-Lahu a'lamu bi sh-shawwab 





SAW. = shalla 'l-Lahu 'alaihi wa sallam (Semoga shalawat Allah dan salamNya 
terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad).

SWT. = subhanahu wa ta-'ala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi kedudukanNya).




*** Kutipan ayat-ayat dapat diperoleh dari penelusuran menggunakan software 
sederhana: "Indeks Terjemah Qur'an".

========================================





Assalamu 'alaikum wr. wb.



Semoga sedikit uraian di atas bermanfaat.

Sebarkanlah pelita hikmah ini dengan forward langsung ataupun dengan mengajak 
bergabung di URL http://groups.yahoo.com/group/pelita-hikmah. 
Jika Anda punya ataupun ingin kajian masalah tertentu untuk pegangan hidup 
silakan hubungi saya. 

Wassalam,
dr. H.R.M. Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
                                    e-mail: tau...@pwmjatim.com

Jalan Kendangsari Lebar 48 Surabaya    INDONESIA    60292 
Telp. (031)-841-7486, 081-652-7486 





=====================
Dana aktivita/dakwah? Bergabunglah dalam http://www.asiakita.com/Pandu-HW
Untuk yang serius berbisnis, kunjungi http://www.esyariah.com/?id=tauhidhw. 



Kirim email ke