Apakah Ini Adil?

By: agussyafii

'Apakah ini adil?' tanya seorang laki-laki muda yang baru putus cinta dari 
kekasih pujaan hatinya karena memilih menikah dengan laki-laki lainnya. 
Tubuhnya terlihat melemah. Hatinya terasa perih. 'Kenapa saya selalu disakiti? 
Padahal saya tidak pernah menyakiti hati orang lain? Ini tidak adil.' ucapnya 
seolah menggugat kehidupan. Pemuda itu merasa telah banyak berbuat baik selama 
hidupya. tekun menjalankan sholat, puasa bahkan ibadah sholat tahajud tidak 
pernah dilalaikannya.  

'Saya kan sudah menjalankan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya, 
kenapa Allah masih menimpakan penderitaan kepada diri saya? saya tidak terima! 
Apakah ini adil?' Tuturnya.

Malam itu saya mengajaknya pergi ke masjid untuk mengambil air wudlu dan sholat 
berjamaah. Untuk menenangkan hatinya. Ujian yang diberikan oleh Allah Subhanahu 
Wa Ta'ala telah menggoyahkan imannya. Kesedihan yang dialaminya selalu ada 
batasnya sesuai dengan kemampuan dirinya. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa 
Ta'ala.

'Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuan (orang 
tersebut). (QS. al Baqarah : 286).

Apakah hidup ini adil? Siapa yang berhak memutuskan hidup ini adil atau tidak?  
Kenapa kita merasa begitu yakin bahwa hidup kita tidak akan pernah diuji oleh 
Allah? Kenapa kita hidup ini indah bila tanpa adanya penderitaan? Bukankah 
dengan penderitaan itu sendiri membuat hidup ini menjadi indah?

Di dalam hidup ini berlaku sunatullah atau hukum ketetapan Allah Subhanahu Wa 
Ta'ala.  Jika kita ditimpa dengan ujian itu sudah menjadi ketetapanNya, 
tidaklah peduli, apakah itu adil atau tidak menurut kita. Segala ketetapan 
Allah dimuka bumi sudah ditetapkan dengan hukum yang seadil-adilnya oleh Allah 
Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah sebabnya keadilan Allah hanya akan bisa ditangkap 
oleh orang-orang yang beriman kepadaNya.

Seringkali kita melihat banyak hal yang buruk malah menimpa kepada orang-orang 
mukmin sementara orang-orang ingkar malah terlihat hidupnya bahagia tanpa 
bersusah payah, padahal pandangan mata kita bisa salah untuk melihat keadilan 
Allah sebab yang kita pandang keburukan yang ditimpakan kepada orang-orang 
mukmin itu adalah rahmat  Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Demikian juga pada 
orang-orang yang ingkar, kebahagiaan yang diperolehnya adalah keburukan di 
dunia dan diakherat kelak. Maka beruntunglah kita sebagai orang-orang yang 
beriman, sebagaimana Firman Allah yang berbunyi.

'Dan sesungguhnya akan Kami berkan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, 
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira 
kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang tertimpa musibah 
mengucapkan inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun (Sesungguhnya kami adalah 
milik Allah dan kepadaNya jualah kita kembali). Mereka itulah yang mendapat 
keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah 
orang-orang yang mendapatkan petunjuk.' (QS. al-Baqarah: 155-157).

Jadi, janganlah bersedih dan jangan pula merasa telah diperlakukan tidak adil 
oleh Allah. Justru berbahagialah karena kita adalah orang-orang yang diberikan 
keadilan dunia dan akherat dengan wujud kasih sayangNya karena kita terpilih 
menjadi orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala 
yang senantiasa mendapatkan petunjuk dijalan yang lurus.

Wassalam,
agussyafii
---- 
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Salam Amalia' 
(SALMA) Hari Ahad, Tanggal 9 Mei 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, 
No.23 Komplek Peruri, Ciledug. Tangerang. Silahkan kirimkan dukungan dan 
partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau 
http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 
087 8777 12 431. 




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke