http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=16047

      Selasa, 30 Maret 2010 
     

      KESEHATAN 
     
     
     


BAB tak Normal Bisa Pertanda Kanker Usus Besar



      JAKARTA (LampostOnline): Kebanyakan orang tidak menyadari gejala-gejala 
awal kanker kolorektal (kanker usus besar). Padahal tanda-tanda itu bisa 
dilihat dari kebiasaan buang air besar yang tidak normal.

      Diare atau sembelit biasanya hanya dianggap sebagai efek dari salah makan 
yang bila diobati dengan obat pencahar akan segera sembuh. Begitu juga feses 
atau kotoran yang berdarah sering diduga hanya ambein saja.

      Kanker usus besar atau kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus 
besar atau rektum. Kanker kolorektal merupakan jenis penyakit ganas yang paling 
dipengaruhi oleh lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat.

      Dr dr Andhika Rachman, SpPD menjelaskan gejala-gejala kanker kolorektal 
pada stadium dini sering diabaikan. Sehingga bila si pasien sudah merasa sakit 
dan dibawa ke rumah sakit, kanker kolorektal sudah mencapai stadium lanjut yang 
sulit untuk disembuhkan.

      "Kebanyakan orang tidak menyadari gejala-gejala awal kanker kolorektal," 
kata Dr dr Andhika Rachman, SpPD, dokter ahli kanker dalam acara seminar 
Penatalaksanaan Kanker Kolorektal di Indonesia, di RS Kanker Dharmais, Jakarta, 
Senin (29-3).

      Kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau 
disebut adenoma, yang pada awalnya membentuk polip.

      Polip dapat diangkat dengan mudah namun seringkali adenoma tidak 
menampakkan gejala apapun sehingga tidak terdeteksi dalam waktu yang relatif 
lama, dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi 
pada semua bagian dari usus besar.

      Gejala-gejala kanker besar yang sering dianggap biasa antara lain:

      1. Perubahan kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi dan konsistensi 
buang air besar (diare atau sembelit) tanpa sebab yang jelas

      2. Pendarahan pada usus besar, ditandai dengan ditemukannya darah pada 
feses saat buang air besar

      3. Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas

      4. Rasa sakit di perut atau bagian belakang

      5. Perut masih terasa penuh meskipun sudah buang air besar

      6. Anemia dan tampak pucat

      7. Kadang-kadang kanker dapat menjadi penghalang dalam usus besar yang 
tampak pada beberapa gejala seperti kesakitan, sembelit, sulit buang air besar 
dan rasa kembung di perut.

      "Sebaiknya Anda melihat keadaan feses setiap kali buang air besar, karena 
hal ini dapat mendeteksi dini adanya gejala kanker kolorektal," kata dokter 
yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo ini.

      Menurutnya, kanker kolorektal masih besar kemungkinan sembuh bila masih 
berada di stadium awal. Stadium I kemungkinan sembuh 85-95 persen, stadium II 
60-80 persen, stadium III 30-60 persen, dan hanya 5 persen saja kemungkinan 
sembuh untuk penderita stadium IV.

      Pilihan pengobatan yang biasa dilakukan tergantung pada stadium, posisi 
dan ukuran tumor serta penyebarannya, yaitu:

      1. Pembedahan atau operasi

      Tindakan ini paling umum dilakukan untuk jenis kanker yang terlokalisir 
dan dapat diobati. Biasanya dilakukan pada pasien stadium awal.

      2. Radioterapi atau radiasi

      Tergantung pada letak dan ukuran tumor, radioterapi hanya digunakan untuk 
tumor pada rektum, sehingga mempermudah pengambilannya saat operasi. 
Radioterapi juga bisa diberikan setelah pembedahan untuk membersihkan sel 
kanker yang mungkin masih tersisa.

      3. Kemoterapi

      Salah satu pilihan kemoterapi yang banyak digunakan adalah Capecitabine, 
kemoterapi berbentuk tablet yang pertama di dunia. Capecitabine adalah tablet 
yang bekerja menyerang sel kanker saja tanpa menimbulkan ketidaknyamanan dan 
bahaya seperti pada kemoterapi infus konvensional.

      4. Terapi Fokus Sasaran (Targeted Therapy)

      Salah satu jenis terapi fokus sasaran adalah antibodi monoklomal. 
Antibodi monoklomal dapat bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh 
alamiah untuk secara khusus menyerang sel kanker. Terapi ini dapat digunakan 
secara tunggal atau kombinasi dengan kemoterapi. Salah satu terapi antibodi 
monoklomal adalah Bevacizumab, yang bekerja dengan cara menghambat pasokan 
darah ke tumor sehingga menghambat pertumbuhan tumor, memperkecil ukuran tumor 
dan mematikannya.

      Namun, sebelum usus besar terserang kanker, sebaiknya dilakukan 
pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan antara lain:

      1. Dengan pola makan yang baik, yaitu mengonsumsi makanan tingi serat dan 
tinggi protein, mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh yang berasal 
dari hewani, makanan berpengawet, penyedap (MSG), alkohol dan rokok. Perbanyak 
makan sayur dan buah, kecuali nangka, durian, nanas, acar (asam) karena makanan 
tersebut tidak baik untuk pencernaan.

      2. Melakukan aktifitas fisik secara rutin dan olahraga

      3. Menggunakan obat-obat chemoprevention seperti Aspirin dan golongan 
obat-obat anti-inflamasi nonsteroid. DTC/L-1
     


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke