Haiku..Haiku.. Apakabar Haiku?
: Tanka di Musim Semi
Sinar mentari
Menapak jejak fajar
Berseri seri
Dari seberang danau
Samar suara suling
Berteduh bawah pohon
Angin menyapa
Lembut, tersenyum
Ah..rindu Pegunungan
Jauh di ufuk timur
Malam merayap
Alam mengusik jiwa
Sinar berkelip
Mata menatap bin
Haiku..Haiku..Apakabar Haiku?
: Musim semi di pelataran rumah
Hujan di musim semi
Pesona bunga
Segar merekah
Senyum melepas lelah
Lemah lunglai menyurut
Di pelataran rumah
Berputik sari
Menyengat harum
Burung pipit mencicit
Menatap langit
Cerah dinanti
Meninggalkan sarangnya
Untuk mencari maka
Haiku..Haiku..Apakabar Haiku?
: Putih berputik Merah
Tatapan mata
Dibalik ruang kaca
Memandang bunga
Perjalanan usia
Menuai kesabaran
Di ujung waktu
Bersinar dalam hampa
Jantung berdetak
Ketidakberdayaan
Mengusik kepastian
Air mengalir
Ke ulu hati
Mengelak kepedihan
Di saat penentuan
Kehanga
Haiku..Haiku.. Apakabar Haiku?
: Jurang Stagnasi
Di musim panas
Pada hari yang panjang
Bermimpi pendek
Mentari pagi, terbit
Membias sinar binar
Daya antisipasi
Jurang stagnasi
Di hujan badai
Jalan yang dilalui
Tak mungkin kan kembalii
Semut di cabang pohon
Berlalu-lalang
Berpayung daun
Angin
Haiku..Haiku.. Apakabar Haiku?
:Aksi Mogok Kerja Tukang Sampah
Enam hari lamanya
Limbah di jalan
Menghias kota
Sampah menumpuk
Tinggi menggunung
Di sepanjang trotoar
Anjing dan kucing
Keluar kandang
Mengais sampah
Tikus-tikus Amsterdam
Mengepung kota
Berpesta pora
Pekerja mogok kerja
Aksi menu
Haiku..Haiku.. Apakabar Haiku?
: Menanti Aksi!
Air di sungaiĀ
Bening mengalir tenang
Ke laut lepas
Di atas air
Metro meluncur
Menyusuri rel listrik
Rumah bawah jembatan
Teras berpayung
Teduh mengapung
Kuingat gubug
Di pinggir kali
Berdinding kardus
Pemulung hilang
Di kali Malang
Berlimbah an
Haiku..Haiku Apakabar Haiku?
: Teruntuk Adikku Tercinta
Burung tekukur
Terbang melayang pergi
Rawasari berduka
Bayi menangis lapar
Mengusik keheningan
Di kegelapan
Awan melangkah angkuh
Berjubah kabut
Hiruk-pikuk di jalan
Menebar kedengkian
Fitnah dan benci
Bergolak tanpa henti
Menantang hidu
Haiku..Haiku.. Apakabar Haiku?
Di kuncup bunga
Mata hatinya
Terjaga dalam kelam
Warisan darah rakyat
Merintis kontradiksi
Anak menghilang
Mamak merintih
Akal sehat terbakar
Arca berisi raga
Ganas dunia malam
Lalang buana
Berpetualang
Terbang melayang labil
Taman bunga labirint
Jiwa bercermin
Haiku..Haiku..Apakabar haiku?
Di ufuk timur
Alamnya kaya raya
Jual martabat
Siklus uang negara
Gagak berkaok-kaok
Semak belukar
Harum semerbak
Wanita digadaikan
Kawat duri berkarat
Menjerat kemiskinan
Jaringan laba-laba
Menempel wajah
Lalat mendengung
Di tepi Jalan besar
Pengangguran menjamu
Haiku..Haiku..Apakabar Haiku?
: Kuncup Daun
Kotak kenangan
Berpindah tempat
Mengiringi ingatan
Terlintas tapak jejak
Disaksikan mentari
Beranda jiwa
Tergambar sketsa
Menghias Kehidupan
Kuncup daun bergerak
Bunda memandang senyum
MiRa - Amsterdam, 5 April 2010
Kuncup Daun - A
Haiku ..Haiku..Apakabar Haiku?
: Kenangan buat Ayah
Ingat kembali
Pesan terakhir
Tak perlu disesalkan
Lamat-lamat melangkah
Air mata mengalir
Waktu telah berlalu
Menelusuri
Buku harian
Riwayat kehidupan
Memandang ke angkasa
Awan menghilang
Percikan hangat
Air hujan menguap
Bersama angin malam
Haiku..Haiku ..Apakabar Haiku?
Susunan kata
Di hutan belantara
Lingkaran setan
Kalimat hilang makna
Kekerasan menjamur
Kekuasaan
Berbudaya korupsi
Pengamen tewas
Seni dan karakter
Menguji perlawanan
Kesedihan menggalur
Warna emosi
Dalam cahaya
Air mata mengalir
Musim bunga menuntut
MiRa - A
Pohon cemara
Hidup bersama luka
Angin mendesis
Ahli nujum bertapa
Di Kubangan Misteri
Pohon hutan berdansa
Elok gemulai
Berpayung jamur
Alunan musik mistik
Bersenandung jenaka
Celah cahaya
Bulan purnama
Menggugat kebisingan
Peristiwa berdarah
Menyimpan lara
Gundukan pemakaman
Gunung merapi
Bu
Haiku..Haiku..Apakabar Haiku...
Secercah kata
Masa remaja
Refleksi cermin diri
Wajah merona pekat
Peluh dahi berkerut
Kenangan lalu
Mulut dibungkam
Bayi merintih nyeri
Monyet di Alas Roban
Transmigrasi ke kota
Sepeda kayu
Meluncur turun gunung
Dollar mengalir
Hak hidup penguasa
Menumbalkan s
haiku..haiku..apakabar haiku...
Bangau di pohon
Menatap sarang
Terselimuti awan
Percikan api listrik
Menyetrum tram Amsterdam
Iklim Politik
Pasar Albert Cuyp
Bercermin retorika
Berita musim semi
Ayah mengurus anak
MiRa - Amsterdam, 12 Maret 2010
Burung bangau di
taman Sarphati
Taman negara
Berbunga beton
Bulan berkabung
Korupsi uang rakyat
Berjudi harta karun
Kapal dagang berlayar
Terdampar badai
Kapten terlena
Kepala negara senyum
Oposisi bergabung
Wanita kerja
Memar dan lebam
Suami berselingkuh
Buruh diperdagangkan
Atap rumahnya ambruk
Kuli musiman
Menatap bulan
haiku..haiku..apakabar haiku?
Rumput ilalang
Langkah derap bermimpi
Kuasa langgeng
Di bawah atap
Wakil rakyat terbius
Bulan menangis
Nista hidup peguasa
Sungai mengering
Sampah menggunung
Celaka kematian
Polisi aksi
Siap melacur
Burung pelatuk
Mengetuk pohon
Menggema menggelegar
Bunga mentar
haiku..haiku...apakabar haiku?
Sakit dan demam
Melihat cuaca cerah
Rasa menggigil
Kenangan masa lalu
Di rumah lama
Buku di bakar
Datang dan pergi
Tak kunjung tiba
Tangis si kecil sendu
Bugenvil payung alam
Merah merona
Tegar dinanti
Tertidur lelap
Mimpi memetik hari
Ayah tersenyum
Parkit men
haiku..haiku..apakabar haiku?
kuncup bunga sakura
di sungai ikan mati
jiwa masa merdeka
nasakom jaya
sinar pelangi
beracun air keruh
busung lapar meronta
kejinya musim dingin
daun terkulai
akar membusuk
gagak mengais sampah
cendrawasih meratap
tanah air di gadai
politik elit
rebutan harta
je
haiku..haiku..apakabar haiku?
Di hari subuh
Genderang akbar riuh
Bulan bersaksi
Sepanjang perjalanan
Barisan semut nuntut
Kuncup bunga mengerling
Di balik tembok
Ada purnama
Dari jembatan ancol
Kuntil anak mengganas
Bunga menanti harum
Taman Labirin
Menghias resah
Garangnya kerakusan
Century
Haiku...haiku..apakabar haiku?
Pagi berembun
Bunyi ombak menggelegar
Air menggenang
Rintihan jangkrik
Di sangkar bambu mungil
Mengusik sunyi
Di kala duka
Laler hijau berdendang
Irama rindu
Hikayat Dionysus
Menuai anggur
Penderitaan
Panen Demeter
Mengusik hawa nafsu
Banjir kemelaratan
Mimpi be
angin menderu
benalu haus akar
sunyi semusim
bola berapi
menggelinding di ladang
abu di perabuan
di atas tanah
cacing mengharap hujan
janji di noda
jalan ngintip jam
jarum tajam mengancam
roda berdarah
di pedalaman
mengungkap masalah laut
petani kelaparan
nafas kepompong
merajut pengharapan
di
haiku..haiku..apakabar haiku?
terik mentari
tertutup awan tebal
tidak dirasa
hujan merintih
negara mengembara
tinggalkan hutang
suara gagak
menembus kabut pagi
alarm berdering
kasus century
kerja cara sendiri
menguap cepat
di tepi pantai
camar berjalan-jalan
langkah di hitung
setelah lelah
ci
haiku..haiku..apakabar haiku?
begitu rapuh
orang-orangan sawah
bertopi tua
bunga violet
seperti harum mawar
di esok hari
terompet gajah
di tepi danau sirkus
bulan mencibir
terdengar nyaring
ayam jantan berkokok
tulip membungkuk
laut berombak
merah tenggelam tegar
mentari terbit
MiRa - Amster
haiku..haiku..apakabar haiku?
air mengalir
bengawan Solo merah
angin menghembus
sayap mengepak
kastel tetap berdoa
gema mengudara
catatan lama
batu tulis terukir
pohon sekarat
tanah garapan
ditinggal kerbau lapar
pendatang tamak
kahyangan bunga
menatap cermin diri
pelangi sirna
MiRa - Amsterd
25 matches
Mail list logo