Hati Yang Bersyukur

By: agussyafii

Sore yang indah. Udara berhembus sejuk. Hujan rintik membasahi bumi. Di Rumah 
Amalia kedatangan tamu. Anak-anak Amalia duduk melingkar menyelesaikan 
tugasnya. Sebagian lainnya sedang menghapal doa2 pendek. Dua cangkir teh manis 
dihidangkan oleh istri saya. Bapak, sang tamu membuka percakapannya.

Beliau bertutur bahwa hidupnya terbilang mudah. kariernya menanjak begitu cepat 
namun disisi lain justru kehidupannya terasa kering kerontang. Jauh dari Sang 
Khaliq. Anak-anak dan istrinya terpenuhi kebutuhan materinya tetapi dari sisi 
batin mereka gersang karena tidak ada yang membimbing dan mengajak menuju jalan 
Allah.

Sampai suatu malam beliau diajak oleh teman-temannya ikut berpesta. 
Minum-minuman keras ditegaknya sampai melebih batas. Membuat dirinya terkapar 
sekarat. Bagai diambang ajal. sekujur tubuhnya bergetar, menggigil. keringatnya 
bercucuran. Akhirnya kedua matanya terpejam. Bagai memasuki lorong yang gelap.  
Tiba-tiba dikejutkan datang segerombolan orang berebut makanan. Berebut sampai 
ada yang menendang bahkan menonjok agar mendapatkan jatah makanan.  Gerombolan 
orang-orang bukan berwajah manusia melainkan wajahnya aneh bahkan ada yang 
berkepala binatang. Mereka berkelahi sesama mereka.

Ada satu orang yang memiliki makanan yang enak dan selalu saja datang makanan. 
Dirinya menghampiri orang yang memiliki banyak makanan.

'Siapa mereka, orang-orang berwajah aneh, ada juga yang berkepala binatang 
berebut mananan?' 

Orang yang duduk sendirian dan tidak berebut makanan itu menjawabnya, 'Mereka 
adalah orang yang semasa hidupnya tidak pernah sholat dan suka mendzalimi orang 
lain dan tidak pernah berbuat baik sehingga harus mendapatkan balasan atas 
perbuatannya.'

'Lalu mengapa anda tidak berebut makanan? Dan selalu datang makanan yang 
berlimpah untuk anda?' 

'Saya mendapatkan makanan ini karena semasa hidup saya senantiasa menjalan 
sholat lima waktu, banyak menolong orang lain dan mendidik anak saya sehingga 
setiap waktu anak cucu saya mengirimkan al-fatehah kepada saya. Itulah sebabnya 
saya menjadi tenang karena makanan datang dari amal baik yang saya lakukan.' 
Ucapan itu benar-benar menghujam sampai ke ulu hatinya. Tangisan dan raungan 
penyesalan memohon ampun kepada Allah.

Setelah beliau tersadar dari pingsannya, tanpa berpikir panjang untuk mengajak 
anak-anak dan istri untuk sholat berjamaah di masjid. Bertaubat, memohon ampun 
kepada Allah atas semua perbuatannya. Dalam sujud, hatinya penuh syukur 
kehadirat Allah masih diberikan kesempatan hidup yang kedua kalinya, 
memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya. Setiap kali sholat, beliau 
selalu ingat peristiwa yang dialaminya, bayang-bayang kematian itu begitu kuat 
sehingga tekadnya untuk mengajak anak-anak dan istrinya senantiasa menjalankan 
sholat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

'Segala puji bagi Allah, hatinya bersyukur kepada Allah atas kesempatan hidup 
yang kedua kali ini. Mas Agus, saya benar-benar sadar dan bertaubat atas semua 
perbuatan saya.' tuturnya. Air matanya mengalir, penuh kebahagiaan. Subhanallah.

Wassalam,
agussyafii
---
Yuk, hadir dan ikutan menjadi relawan pada kegiatan 'Aksi Sosial Amalia (ASA)', 
santunan, bazaar & perlombaan anak2  di Rumah Amalia pada hari Ahad, tanggal 25 
Juli 2010. Kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii2, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke